Bab 60 Tim Istri Sah

178 2 0
                                    


Perseteruan Bu Sinta dan keluarga Pak Yusuf serta selingkuhannya Sonia semakin memanas, tidak ada yang mau mengalah dan terus salng serang. Bu Sinta yang selama ini diam harga dirinya diinjak-injak akhirnya buka suara, kali ini semua keluarganya turut mendukung Bu Sinta untuk melawan siapa saja yang telah menyudutkannya.

"Ya ampun sekali Bu Sinta bersuara semuanya diam seribu bahasa," ucap Monica.

"Lihatlah para netizen yang berkomentar di kolom komentar itu," balas Santi.

"Kalau itu aku pasti sudah tidak ingin keluar rumah lagi karena malu," ucap Monica.

Monica melihat ponselnya, dia tertawa membaca komen para netizen yang menghujat Sonia dan keluarganya.

["Tim istri sah, yang menemani dari nol,"] ucap Netizen.

["Mampus tuh pelakor dan antek-antek yang mendukungnya,"] ketik Netizen.

["Ditunggu ya pakai baju orange,"] ucap Netizen.

Santi dan Monica tidak bekerja malah menonton press relese dari pihak Bu Sinta dan semua tuntutan yang dia tujukan kepada semua orang yang mencemarkan nama baiknya.

"Kurang apa saya sebagai seorang istri yang mau menemani dari suami saya miskin, sampai mempunyai perusahaan besar seperti ini," ucap Bu Sinta.

"Sebagai menantu saat saya dan suami belum sekaya seperti ini, tetap berusaha memberikan uang tunjangan ke mertua, saya masih dicaci mertua dan ipar saya hanya karena telat memberi uang bulanan, dan masih banyak lagi hal yang menyakitkan bagi saya," imbuh Bu Sinta.

"Mereka tidak akan pernah ingat bagaimana memperlakukan saya dengan kejam, sampai saya dan suami berhasil, tetap saja uang yang saya berikan kurang dimata mereka," lanjut Bu Sinta.

Sambil menangis Bu Sinta bercerita masa lalu kelam bagaimana pertama kali menjadi menantu di keluarga suaminya, bagaimana dia diperlakukan, bagaimana mertua dan ipar meminta uang dan harus ada padahal untuk membeli beras, susu anak saja tidak ada.

Mereka terus menekan dan menuduh Bu Sinta yang bukan-bukan, mengatakan istri yang tidak becus mengurus suami dan tidak hormat pada keluarga suami. Uang seorang suami masih ada hak seorang ibu, jadi walau istri melahirkan ibunya meminta uang harus mendahulukan ibunya, karena surga ada ditelapak kaki ibu bagai seorang lelaki yang sudah menikah. Sampai kapanpun seorang anak lelaki tetap milik ibunya sampai mati.

"Sampai saat ini suami saya berselingkuh, tetap saya yang disalahkan karena tidak mau menurut kata suami," ucap Bu Sinta.

"Mereka berkata, pasti ada yang salah kenapa suami bisa mencintai wanita lain. Jangan salahkan pelakornya, tapi instropeksi diri, begitu kata mertua dan ipar saya," imbuh Bu Sinta.

Monica dan Santi menangis, mereka menghabiskan banyak tisu untuk menyeka air mata mereka. Membayangkan saja di posisi Bu Sinta sudah sangat sesak di dada, apalagi harus menjalaninya langsung, mereka pasti sudah tidak sanggup menjalani itu semua.

"Kalian menonton drama korea?" tanya Anton yang baru saja masuk.

"Eh, enggak kok," jawab Monica sembari mengelap air mata yang jatuh di pipi.

"Terus?" tanya Anton penasaran.

"Kami menonton drama pelakor vs istri sah," jawab Santi.

Anton menggelengkan kepalanya, bisa-bisanya dijam kerja seperti ini mereka malah menonton gosip yang tidak perlu.

Anton mendekati Monica dan melihat di layar ponsel istrinya sebenarnya apa yang dia tonton bersama Asistennya.

"Ya ampun ternyata urusan Bu Sinta dan suaminya," ucap Anton.

"Iya, kali ini aku dukung Bu Sinta untuk melawan pelakor dan keluarganya," jawab Monica.

"Sudahlah, yang penting aku sudah bisa lepas dari wanita jalang itu," ucap Anton.

"Tapi dia masih suka datang untuk menggodamu," balas Monica.

"Ada asisten Santi dan juga penjaga yang akan mengahalau dia masuk ke perusahaan ini," ucap Anton.

"Bagiamana kalau dia menemuimu di luar perusahaan?" tanya Monica.

"Sebisa mungkin aku akan menghindarinya," jawab Anton sambil mengecup Monica.

Anton melirik Santi yang msih ada di ruangan kerja istrinya, "Santi, kembalilah ke ruanganmu, ada yang ingin aku bicarakan dengan istriku, tolong kamu jangan biarkan orang masuk ke ruangan ini karena kami membicarakan hal yang penting,"

Santi mengangguk lalu pergi meninggalkan ruangan bosnya, sepertinya memang hal yang sangat rahasia jadi Santi menurut saja dan langsung pergi. Tanpa bertanya apapun karena itu urusan internal suami istri bosnya.

***

"Kamu ingin membicarakan apa, Anton?" tanya Monica.

"Aku sangat merindukanmu, jadi aku ingin," jawab Anton tidak lengkap.

"Ingin apa?" tanya Monica penasaran dan jantungnya berdebar kencang.

"Memakanmu," jawab Anton dengan tatapan yang penuh gairah.

Anton langsung memeluk Monica dan melakukan adegan panjang yang mengesankan, menyenangkan dan membuat mabuk kepayang sepasang suami istri.

Monica takut akan bayinya, tapi Anton sudah keburu tidak bisa menahan hasratnya dia terus melakukan itu di ruang kerja istrinya dengan hati-hati, lembut agar tidak melukai bayi dalam kandungan istrinya.

"Terima kasih, Monica," ucap Anton sambil memeluk istrinya.

"Kamu tahu 'kan kalau aku sedang hamil?" tanya Monica.

"Tentu saja, makanya aku lembut," jawab Anton.

"Aku takut," ucap Monica.

"Tidak usah takut, kata Dokter saja sudah boleh kok melakukan itu," bisik Anton.

Monica segera ke toilet dan membersihkan tubuhnya, karena ini masih berada di kantor sebaiknya Monica merapikan rambut dan penampilannya juga, tidak enak dilihat oleh karyawan kalau dia habis melakukan hal yang menyenangkan bersama sang suami.

***

"Kemana perginya suami mesumku?" gumam Monica.

"Kenapa menyebutku suami mesum. Padahal aku hanya ingin menyentuh istriku saja, mau aku menyentuhmu atau menyentuh perempuan lain," balas Anton yang ternyata masih duduk di ruang kerja Monica.

"Aku tidak akan memilih karena aku sedang hamil, tapi kalau kamu berani menyentuh perempuan lain aku tidak akan tinggal diam, lebih baik aku menjadi janda," ucap Monica.

Anton berniat bercanda sepertinya Monica serius menanggapinya, Anton langsung berdiri dan memeluk istrinya. Dia tidak ingin Monica serius kepikiran sehingga berpengaruh pada bayi yang dikandungnya.

"Aku hanya bercanda kenapa kamu serius?" tanya Anton sambil membelai lembut wajah istrinya.

"Kamu sudah mengkhianatiku sekali, aku tidak ingin yang kedua kalinya terjadi lagi," jawab Monica lirih.

Anton mengecup istrinya, dia tidak ingin mengkhianati istrinya lagi demi bayi yang akan lahir dari perut Monica, karena sejatinya Anton sadar kalau tidak ada perempuan yang tulus seperti Monica mencintai dirinya.

"Jika aku kelihalanganmu, aku tidak tahu menemukan wanita sepertimu dimana lagi," ucap Anton.

"Kamu takut kehilanganmu tapi kamu mendua dibelakangku," balas Monica sewot.

"Aku hanya khilaf," bisik Anton.

"Apa kamu masih belum bisa move on dari Sonia yang pernah menjadi istrimu," ucap Monica.

"Tidak juga, aku hanya sedikit tergoda malam itu," balas Anton.

"Tergoda tapi dilakukan berkali-kali dalam sebulan," gumam Monica sewot.

Anton menggaruk kepalanya, memang perempuan ini tidak bisa melupakan ingatannya, padahal sudah lama Anton tidak berhubungan dengan Sonia, dan wanita itu sudah mendapatkan bosnya sebagai lelaki yang bisa menunjang kemewahannya.

"Sampai kapan kamu akan mengingat satu keburukanku itu?" tanya Anton. 

Selingkuh Berkedok BukberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang