BAB 3 Kenapa baru sebentar sudah loyo

619 6 0
                                    


Anton merasa canggung dan gelagapan saat ingin menjawab apa yang ditanyakan oleh istrinya. Dia tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya bukan. Tentang dia yang habis bermain dipuaskan oleh Sonia di rumahnya tadi. Bisa-bisa Monica akan marah dan menggugatnya, dia bisa jatuh miskin lagi karena semua modal dan ide bisnis di tangan Monica.

"A-ku habis menemani Wawan ngegym," jawab Anton terbata.

"Kalau begitu makanlah yang banyak lalu mandi agar tubuhmu segar," ucap Monica sambil senyum, dia percaya saya apa yang dikatakan oleh suaminya.

"Monica, rasa masakanmu memang yang terbaik," ucap Anton sambil menyendok makanannya.

"Syukurlah kalau kamu suka dengan masakanku," balas Monica.

Monica menatap Anton yang lahap makan masakannya, dia senang sebagai istri bisa menyenangkan suaminya. Dia menjadi bersemangat untuk terus belajar memasak agar Anton tidak keseringan jajan di luar rumah. Makan di rumah lebih hemat dan higienis.

"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Anton.

"Aku hanya senang kamu mau makan masakanku," jawab Monica.

"Suami mana yang tidak suka dilayani istri seperti ini? Aku bersyukur kamu mau menerima aku apa adanya," ucap Anton.

Monica lagi-lagi meleleh dengan ucapan Anton. Parasnya yang tampan, hidungnya mancung, tubuhnya tinggi tegap itu membuatnya terus jatuh cinta setiap hari.

Dahulu mereka bertemu saat Anton adalah karyawan di tempat kerja ayahnya. Dia juga tahu kalau Anton seorang duda, ayahnya menyetujui Anton menikah dengan Monica karena dia type lelaki yang pekerja keras dan penurut.

"Aku akan selalu melakukan tugasku sebagai istri, tapi kamu harus janji harus setia padaku. Tidak ada maaf untuk perselingkuhan, aku akan mencabut semua fasilitas yang kamu pakai saat ini," ucap Monica dengan lembut tapi itu adalah sebuah peringatan keras untuk Anton.

"Aku yang miskin dahulu sangat beruntung bisa menikahi anak bos sepertimu, aku tidak akan mengkhianatimu," ucap Anton.

"Aku percaya kata-katamu, semoga kamu tidak berkhianat," balas Monica.

Anton sudah selasai makan dia segera mandi dan dibawah guyuran shower, dia tidak bisa membayangkan kalau Monica benar-benar mengetahui dia berhubungan dengan mantan istrinya kembali yaitu Sonia, dia hanya memanfaatkan Sonia untuk memuaskan hasrat saja tidak lebih dari itu, wanita yang dia cintai saat ini adalah Monica.

"Maafkan aku Monica, aku hanya ingin bermain sebentar karena mubazir sekali menolak makanan lezat yang diberikan oleh Sonia," ucapanya di bawah guyuran shower.

"Mas, sudah selesai mandi belum, ini handuknya," ucap Monica dari balik pintu kamar mandi.

***

Anton membuka pintu kamar mandi dan menarik Monica ke dalam, dia mencumbu istrinya dengan lembut, kalau malam hari bercumbu mesra dengan pasangan yang sah tidak ada yang salah bukan. Tapi sepertinya tenaganya sudah terkuras habis bermain dengan Sonia tadi selepas rapat dengan teman bisnisnya.

"Mas, kenapa baru sebentar sudah loyo?" tanya Monica lirih sudah beberapa hari begini terus seakan Monica tidak mendapatkan kepuasan dari suaminya.

"Aku juga tidak tahu, apa mungkin karena aku kecapekan kerja," jawab Anton lirih.

"Ya sudah kamu harus pulang tepat waktu satu minggu ini ya," pinta Monica lembut.

"Iya," jawab Anton singkat. Monica membersihkan dirinya lalu keluar dari kamar mandi. Sedangkan Anton melanjutkan mandi dan mengeringkan badannya. Dia setengah menyesal karena tidak bisa memuaskan Monica.

"Besok aku harus ada di rumah, aku tidak ingin Monica curiga karena aku tidak kuat seperti biasanya," gumamnya sembari mengeringkan tubuhnya menggunakan handuk.

Anton sudah keluar dari kamar mandi dan memeluk istrinya yang sedang membaca buku di ranjangnya. Dia menyandarkan kepalanya di pundak Monica.

"Buku apa yang sedang kamu baca, istriku?" tanya Anton.

"Apalagi kalau tidak soal mengembangkan bisnis," jawab Monica santai, lalu dia melihat ke arah Anton yang bersandar di bahunya. Dia terlihat seperti seorang yang sedang gelisah.

"Apa yang kamu pikirkan, kenapa raut wajahmu sendu?" tanya Monica seraya menutup buku yang ia baca.

"Aku hanya merasa tidak enak padamu saja, karena kesibukanku, kamu menjadi tidak puas secara batin," jawab Anton lemas.

Monica memeluk Anton, dia merasa Anton memang sibuk akhir-akhir ini. Dia juga selalu melaporkan sampai mana kerja sama dengan perusahaan sebelah. Tidak ada yang aneh memang pemilik perusahaan yang ingin diajak kerja sama kali ini agak rewel dan banyak permintaan. Anton dan team harus bekerja keras membujuknya untuk mendapatkan kesepakatan yang menguntungkan kedua pihak.

"Ini semua bukan salahmu, mungkin karena aktivitas saja yang terlalu banyak," ujar Monica sembari mengelus punggung Anton.

"Kamu tidak marah 'kan denganku?" tanya Anton dengan tatapan penuh harap.

"Aku tidak marah, ini bukan salahmu," jawab Monica.

"Terima kasih istriku, aku takut kamu akan mencari pria lain untuk memuaskanmu, kalau aku tidak bisa memberikan nafkah batin untukmu," ucap Anton.

Pria itu pandai bersandiwara, dia menjadi tidak bisa bertahan lama untuk melayani Monica karena sudah kenyang bermain di luar rumah dengan gundiknya. Dia berhasil meyakinkan Monica bahwa dia hanya kelelahan akhir-akhir ini sehingga tidak bisa maksimal melayaninya.

"Aku sudah menikah denganmu, mana mungkin aku mencari pria lain, kecuali," ucap Monica terhenti.

"Kecuali apa, Istriku?" tanya Anton sembari memegangi pundak Monica.

"Kecuali kamu selingkuh, aku akan mencari penggantimu," jawab Monica.

"Tidak, aku tidak bisa pisah darimu," balas Anton lalu memeluk Monica erat.

Monica sebenarnya tahu, kalau Anton takut jatuh miskin kalau mereka bercerai. Maka sejauh ini dia tidak melakukan hal yang berlebihan, dia selalu menjalani kehidupan dengan lurus saja. Hingga suatu hari saat bulan ramadhan dia bertemu kembali dengan mantan istrinya saat membahas kerja sama dengan suatu perusahaan sekalian berbuka puasa.

"Anton, kalau kamu tidak mau pisah dariku maka jangan coba berkhianat, aku dan kamu belum memiliki anak. Kamu akan pergi berpisah denganku tanpa membawa apa-apa dan aku tidak akan menuntut hak bulananmu untuk anak," bisik Monica.

"Kalau begitu ayo kita membuat anak," pinta Anton.

"Sekarang kita istirahat dulu, kamu sepertinya kelelahan," ajak Monica yang langsung rebahan dan menarik selimutnya.

Anton menggenggam tangan Monica erat, dia tidak ingin berpisah atau bercerai dengan Monica, dia mana bisa meninggalkan kemewahan yang sudah dia rasakan selama tiga tahun ini. Berkat Monica kehidupannya berubah. Mana bisa dia kembali ke kehidupannya saat sudah dulu.

"Aku mencintaimu, Monica," bisik Anton lalu memeluk istrinya.

"Aku juga mencintaimu, sudah jangan dipikirkan lagi, ayo tidur," balas Monica.

"Aku tetap kepikiran, karena kamu adalah istriku, aku sebagai lelaki tidak memuaskanmu menjadikan aku malu," ucap Anton.

"Kamu hanya banyak pikiran dan badanmu letih saja, sudah malam ayo tidur," balas Monica.

Anton hanya mengangguk saja, dia memeluk erat Monica sampai terlelap. Ponsel Anton terus berdering, dia lupa tidak mematikan volume deringnya sehingga ia harus terbangun dari tidur nyenyaknya. Dengan rasa malas dia mencoba meraba nakas di samping tempat tidur berharap dapat menemukan ponselnya.

"Siapa yang berani mengganggu jam istirahatku?!" ucapnya sambil mengucek mata. 

Note : Dukung karya author di Karya karsa & Klaklik ya, terima kasih

di dua aplikasi itu babnya sudah banyak ***

Selingkuh Berkedok BukberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang