04 PENASARAN

945 54 0
                                    

Upacara pelantikan siswa/siswi baru berlangsung lancar. Sesaat mata Nanda terfokus pada gadis tomboy kemaren. Ia ikut upacara namun di barisan siswa yang telat.


Setelah dibubarkan upacara Nanda bergegas kesana untuk memastikan apakah itu Rachel atau bukan.
Kalau iya Rachel seharusnya tidak bisa diterima karena ia tidak mengikuti kegiatan MOS sama sekali. Peraturan nya adalah semua calon siswa di wajibkan mengikuti kegiatan ini agar memvalidasi ketetapan sebagai siswa.

Ketika di perjalanan menuju Rachel. Nanda dikerubungi beberapa Adkel ( Adek kelas ) yang ingin meminta tanda tangan nya. Nanda pun kehilangan jejak Rachel saat ini.

" Lo ngapain mau ke kawasan Kelas 10 Nan ?"

tiba tiba Dewi menepuk pundak Nanda ketika sedang menanda tangani kertas misi adkel.

" Ehh.. ngga ada Wi. yok masuk kelas"

Ada yang tidak beres dengan Rachel. Sehabis jam makan siang Nanda pergi menemui ibu kepala sekolah benar saja ternyata Ibu Rachel adalah temannya sekaligus pendonatur SMA Jaya Harapan. Lebih tepatnya hampir setengah donasi SMA ini dari ibunya Rachel. Pantas kepsek tunduk ujar Nanda dalam hati.

Nanda harus tahu soal ini namun ia tak akan menggangu Rachel kalau dia tidak bermasalah dan mau menuruti peraturan sekolah.

POV Nanda

"Nan, nan , Ananda Marrisa!"
teriak Dewi memanggilku. Namun aku termenung beberapa saat ketika hendak menyetujui kertas permohonan club club disekolah.

"Iya Dewi ada apa ?" aku menghentikan jariku. Lalu mulai menatapnya.

"Begini, club club lain sudah mulai promosi. Apakah OSIS tidak promosi anggota baru juga Nan?"

"Biasanya akan ada saja murid lain yang ingin mendaftar tanpa kita promosikan. Toh mereka juga bisa ikut club lain sekaligus OSIS. Rasanya membuang tenaga saja kita ikut mempromosikan nya"

"Dasar ketua, gatau euforia tahun ajaran baru ya ? kita kan OSIS. Penegak hukum dibawah kepala sekolah langsung. Sekelas guru gabisa ngatur kita apalagi ketua udah bertindak!"

Dewi menyambung ucapannya. Setelah berbicara menatap Nanda. Dan kini Dewi memutar badannya ke arah anggota lain yang sedang duduk di meja.

"Dan siswa baru harus tau betapa terpandang nya OSIS Nan! lewat jalur OSIS mereka bisa populer, mudah dapat pacar, bahkan dekat dengan guru, hal itu bisa membuat nilai mereka lebih unggul dari yang lain"

"whoaaa ah" Tak tahan rasanya menahan kantuk di tengah Dewi berbicara aku malah menguap dengan lebar. Sangat menimbulkan kesan tidak peduli padanya.

Dewi memukul kepala ku bahkan karena kesal ia menyembunyikan kaca mataku.

"Oi Dewi, kaca mata gue mana, gausah gitu lu senior"

"Cari aja sendiri rabun lu!" dia mengejek ku lalu menjulurkan lidahnya dan Dewi pergi keluar kelas.

Aku akhirnya menyembunyikan kepala ku di dekapan tanganku.

"Ini" tiba tiba ada orang yang menyodorkan kaca mataku setelah terpasang aku baru sadar.

"Rachel?"

"Rachel Saha. Minusnya kek ketebalan dosa gue nih makanya ngawur" kata Dewi yang menjahili ku.

Astaga kenapa aku malah melihat bayangan orang itu ? Sungguh tak berfaedah.

"Bukan siapa siapa, oh iya Dewi tolong catat ini semua ya. Rasanya kepala gue pusing dari tadi pagi. Gue mau ke UKS"

YOURE IN MY AREA (GXG)(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang