07 TRAGEDI DI MALL

898 49 0
                                    

Nanda POV

Saat Ayana mengunjungi rumah Dewi, aku selalu memilih untuk menjauh.  Sudah menjadi kebiasaan,  menyaksikan mereka berdua larut dalam dunia cinta,  Dewi yang mabuk asmara,  dan Ayana yang menjadi pusat perhatiannya.  Cinta memang seaneh itu,  menjadikan orang yang biasanya ceria menjadi seperti orang gila karena cinta.

Namun,  hari ini berbeda.  Aku terpaksa ikut Dewi dan Ayana berbelanja di mal.  Lihatlah keadaan ku yang menyedihkan,  sendirian berjalan di belakang mereka yang sedang bergandengan tangan.  Aku hanya di suap es krim Mixue dengan harga yang paling murah.

"Sayang,  kamu mau belanja apa lagi?"  tanya Ayana kepada Dewi,  suaranya lembut,  mencampur madu di telingaku.

Itu pacaran atau ketempelan sih?  Dari tadi,  tangan Ayana tak mau lepas dari genggaman Dewi.  Kalo aku,  sudah pegel fiks.

"Ngga ada sayang,  cukup habisin waktu dengan kamu aja cukup,"  jawab Dewi,  matanya berbinar menatap Ayana.

Plis wi,  gue mau muntah.  Mungkin kalau betulan muntah,  nasi yang ku isi dari pagi tadi sudah habis.

Beberapa jam yang lalu,  aku sedang rebahan sambil menonton acara Talkshow JKT48.  Tiba-tiba Dewi menghampiriku,  "Temenin gue yah kek biasa,  mumpung Ayana lagi disini nan,"  mukanya sangat memelas seperti anak kucing.

"Ahh males gue mending ngewoti,"  jawabku,  jujur aku sangat malas untuk pergi keluar hari ini.

"Plis nan,  Lu gamau gue beliin tiket konser JKT48?"  rayunya,  suaranya penuh harap.

"Ayo pergi jangan buang buang waktu nanti Ayana nunggu,"  katanya,  menarik tanganku.

Dan begitulah awalnya.

Selagi menunggu mereka berbelanja,  aku memutuskan untuk pergi melihat ke area lain,  tetapi masih disekitar mereka.

"Ahh,  cantiknya syal ini,"  gumamku,  refleks menyentuh syal merah yang tergantung di rak.  Aku rasa membeli ini untuk nenek tidak buruk.  Aku akan berkunjung ke rumah nenek sehabis dari sini.

"Nanda!  Kemana lu nyet jangan jauh-jauh,"  teriak Dewi,  menarik tangan Ayana menuju tempatku.  Tiba-tiba matanya tertuju pada syal merah yang ku beli.

"Waw,  syal merah pertanda jatuh cinta..  buat siapa ya kira-kira beb?"  sindir Dewi kepada Ayana,  tapi itu mengarah kepadaku.

"Dewi sialan,"  umpatku tanpa ragu di depan Ayana.

"Sayang aku haus,  bisa belikan minuman yang disana?"  tanya Ayana kepada Dewi,  suaranya lembut,  mencampur madu di telingaku.

Aku tahu Ayana menyuruh Dewi membeli beberapa minuman karena ada yang ingin dia ketahui tentang Dewi.

"Oke sayang bentar ya" Balas Dewi.

"Nanda, Bagaimana Dewi selama aku tak ada"

Wanita bernama Ayana ini cukup dewasa ketika berhadapan dengan orang lain. Tampilannya sungguh elegan dan terkesan natural seperti wanita sejati Mirip kak Yuna.

Tapi Dewi adalah kebalikan nya meksipun dari luar ia juga kelihatan dewasa, namun sikapnya lebih mirip anak kecil yang butuh perhatian lebih, ceria dan tidak bisa kalem, kang roasting dan suka mencontek tugasku.

Dewi sebelumnya sudah mengakali ini agar tak memberi tahu kelakuan dia selama tidak ada Ayana. Terkadang aku kasian karena mata wanita ini berkata begitu tulus dengan bocah konslet itu.

" Dewi selalu menceritakan dirimu kepadaku"

Ayana tersenyum tipis, sungguh aku tak berbohong bulu matanya melentik indah. Dia sangat mempercayai Dewi. Kuharap Dewi tak akan mengecewakan Ayana.

"Hmm, Kalau Dewi aneh aneh tolong beritahu aku Nanda" Suara nya merdu meskipun tak bernyanyi.

"Nanda ! Nanda ! " Pekik Dewi kepadaku. padahal dengan nada pelan saja aku bisa mendengar nya.

YOURE IN MY AREA (GXG)(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang