12 KETERIMA

558 30 0
                                    

Rachel POV

Beberapa waktu lalu, sebelum akhirnya aku terbujuk oleh Maila untuk mengikuti seleksi anggota OSIS. Aku sempat berbincang pada teman temanku.

Aku memutuskan untuk masuk OSIS dulu agar mudah di terima di berbagai club. Bukan karena Nanda awalnya.

Kini aku bersama Febri dan Rani yang kini menjadi teman dekatku meskipun sebelumnya pertemuan ku dengan Febri cukup ironis. Bagaimana tidak dia tak pernah sama sekali menyapaku didalam kelas lalu kami bertemu di sebuah mall mewah dan tiba tiba saja ia menghajar ku tanpa ba bi bu.

Pikirku rasanya sangat tidak dewasa kalau masih membahas hal bodoh itu dan menjadikan nya alasan kami akan tetap bermusuhan.

Di sekolah, aku meminta Rani dan Febri untuk terlihat seperti teman dekat biasa pada umumnya meski Febri memiliki rasa cemburu tingkat dewa kepada orang yang hanya sekedar melihat Rani.

Tapi mereka adalah teman yang baik.

Sejak kejadian Nanda memelukku aku tak pernah berhenti memikirkan gadis itu. Apakah sebenarnya ketua OSIS suka kepada Rachel Eufory ini?

Nanda membuatku bertanya tanya tentang sikap nya. Meskipun tak ia bantu sama sekali Rani pada akhirnya akan menjelaskan masalah ini kepada Febri dengan baik di kala kejadian itu.

Tapi Nanda malah menolong ku dari awal hingga akhir. Bahkan di malam ini dia membuat ku kaget dan sedikit baper.

"Apa gue suka ke Nanda ya ?''

"Jelas Chel" Febri mulai sok tau dan sok asik mulai dari sini.

"Kak Nanda itu banyak orang yang mengincar nya ntah itu buci, femme ataupun cowok, Percaya kata gue"

Febri menjelaskan bak dia seolah pakar nya semua wanita.

"Gue gapeduli feb, yang gue bingung kenapa Nanda bersikap kaya gitu, secara gue merasa di spesialin aja. Tapi gamungkin dia suka sama gue"

"Kenapa gitu Chel ?" Tanya Rani menyambung percakapan antara wanita dengan wanita lainnya yang amat serius.

"Gue sadar, dia ga suka orang belagu kaya gue"

Febri merangkul Rachel yang terlihat putus asa.

"Perasaan orang itu bisa berubah Chel. Lo belom pernah berjuang demi cinta kan?''

"Hahh, buat apa ?"

"Kejar Nanda kalo Lo gamau dia disakitin orang lain" Balas Febri.

Sejenak aku mulai memikirkan apa yang dikatakan Febri. Apa urusannya jikalau Nanda bersama orang lain suatu hari. Bukannya itu suatu kepastian yang akan datang. Cepat atau lambat aku juga akan menemukan siapa pasangan hidupku.

Dan lagi aku tidak menjamin seseorang akan bahagia setiap hari kalau bersamaku.

Tapi jika Nanda benar memberi sebuah harapan kepadaku. Mengapa aku harus mundur.

Aku berjalan di koridor sekolah bersama Febri,Rani dan beberapa temanku yang lain. Nampaknya chemistry di kelas sudah terbangun sedikit demi sedikit.

Di sudut kiri jalan koridor ada ruangan OSIS. Aku lihat disana banyak sekali orang yang melihat Mading dan mencari nama mereka perihal seleksi anggota OSIS.

"Minggir, minggir Lo pada" Usir Febri yang berdecakan dengan siswa lain. Dia menghalau dan segera matanya tertuju pada selembaran pengumuman OSIS.


"3. .....

"4. Febrina Putri Ayunda
"5. Rachel Eufory
"6. Maila Cornelia Agatha
"7. Rani Salsabila
"8. ....... dst

"Wehh, Keterima juga" Febri kembali merangkul ku dan berkata bahwa mulai dari sini lah awal perjuangan ku.

"Nama Lo ga sesuai sama orangnya wkwk" Yang lain di sekitar ku ikut tertawa karena baru sadar nama panjang Febri semanis itu.

"Harusnya Febrianto bukan Febrina hahaha!" Celoteh salah satu temanku. Namun dia tidak mencalonkan diri sebagai anggota OSIS.

Perhatikan lah bagaimana indahnya nama Febri. Sangat berbanding terbalik dengan kondisinya saat ini. Yang memakai celana panjang dan seragam putih dengan kancing terbuka 2 biji. Rambut Bondol dan muka seperti om om. Masih mendingan aku bebyface ganteng nya alami. Febri kayak di paksa.

"Eh, ini pemberian ALM bapa gue" Febri melirik dan menjitak kepalaku. Ya seperti biasa aku balas lagi.

"Walaupun kayak om om, tapi kayaknya punya lo gede feb" Jahil ku padanya.

"Jelas lah, gini gini gue cewek tulen. Lo kayaknya di pertanyakan Chel soalnya rata"

"Mulut lo bangkai, ukuran gue aja 39 ini sebenarnya cuman ketutup Hoodie ntar Lo nafsu"

"Najiss najis huekk"

Kami mengakhiri percakapan tolol ini dengan lonceng masuk kelas untuk jam terakhir.







#Dikit dulu

YOURE IN MY AREA (GXG)(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang