Seperti biasa, pagi ini suster hani sibuk mengurusi keperluan alana. Alana sulit bangun pagi, jadi suster membantunya agar alana tidak telat ke sekolah. Memasuki tahun ajaran baru, alana kini duduk di kelas 3 smp.
"Non, jangan lama mandinya" tegur suster sambil mengetuk pintu kamar mandi. Alana tak menjawab, ia masih malas-malasan menggosok giginya dengan mata setengah terbuka.
15 menit kemudian alana selesai mandi, ia mengenakan pakaian yang sudah disiapkan suster di atas kasur. Alana sedikit berdandan, ia memakai riasan tipis di wajah cantiknya.
Ibu rianda sudah menyiapkan sarapan untuk alana, ia hanya memakan setengah dari makanan di piringnya. Bergegas keluar rumah diikuti suster yang membawa tas alana.
"Hati-hati pak wan!" Ujar suster ke pak supir. Alana duduk di kursi belakang, ia duduk bersender memperhatikan jalanan yang dilalui mobilnya menuju sekolah. Tatapannya terhenti pada sosok yang tak asing, kepalanya ikut berputar ketika mendahului sosok yang berjalan di trotoar.
Hal ini tak terjadi sekali, alana berulang kali mendahului sosok itu ketika berangkat sekolah. Ia mengenakan seragam yang berbeda dengan alana, ia selalu memakai hoodie dan menggunakan headset ditelinganya. Alana penasaran dan bertanya pada suster ketika suster membereskan lemari pakaian alana.
"Itu anaknya bik hanum non, kalau gak salah kelas 3 juga non" jawab suster
"Sekolah dimana sus?" Tanya alana lagi
"Di negeri non, saya lupa nama sekolahnya"
"Negeri?, smp negeri cuma satu sus deket banget sama sekolahku" jelas alana
"Iya non, sepertinya disana. Kenapa non?, mau temenan ya?" Ujar suster, alana mengerutkan keningnya.
"Gak, cuma tanya aja" jawabnya sambil berbalik menatap buku di depannya. Alana memutar memainkan pulpennya, ia sedang mengerjakan tugas sekolah namun ia tak fokus.
Alana menyelesaikan tugasnya hampir 2 jam. Ia merasa lapar, ia turun ke dapur. Sudah tak ada siapapun, ia tak ingin mengganggu suster dan yang lainnya. Alana kaget ketika melihat sosok hitam grasak grusuk di kegelapan. Ia dengan sigap mengambil sapu dan mengayunkannya ke arah sosok hitam itu. Suara riuh memenuhi seisi dapur.
"Kamu?" Ujar alana ketika lampu dinyalakan oleh rianda. Alana kaget tapi juga menahan tawa, ia geli melihat wajah rianda yang terkejut dengan pisang yang menggantung di mulutnya.
"Maaf, aku lapar. Ibu udah tidur" ujarnya kembali mengunyah pisang itu. Alana mengembalikan sapu ke tempatnya, ia berjalan ke arah kulkas. Alana mengambil susu dan menuangkan ke dua gelas.
"Nih minum!" Ujar alana menggeser gelas ke arah rianda. Rianda ragu-ragu mengambil gelas itu.
"Kamu gak takut jalan dari belakang jam segini?" Tanya alana, rianda menggeleng.
"Sakit gak?" Tanya alana, rianda memperhatikan kedua tangannya yang ia gunakan untuk melindungi kepalanya dari pukulan alana.
"Lumayan" jawab rianda
"Sorry" ucap alana mengalihkan pandangannya.
"Nama kamu siapa?" Tanya rianda
"Avierra Alana, panggil Ana aja"
"Ok ana, terima kasih untuk ini" ujar rianda mengangkat gelas yang sudah kosong dan satu kulit pisang. Rianda membuang sampah ke tempatnya dan mencuci gelasnya, lalu ia beranjak keluar dapur.
"Nama kamu siapa?" Tanya alana sebelum rianda benar-benar pergi.
"Raihana Rianda" jawabnya dengan senyum manis. Alana dan rianda mematung, mereka terdiam dengan saling menatap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light in You
RomanceDua orang yang dipertemukan, perbedaan yang mencolok dari keduanya tak menghambat terjalinnya hubungan manis. #1 girllove #1 gxg #1 lesbian