34. Alasan perpisahan

4K 361 8
                                    

Alana bekerja seperti biasanya. surat pengunduran diri rianda masih tersimpan di laci meja ruangannya. Jika tak sengaja melihat itu
Alana semakin sakit hati. Tak banyak yang bisa ia lakukan untuk menghibur dirinya yang bersedih. Ia tak memiliki banyak teman, yang ia punya hanya uang. Alana membeli banyak minuman dan menghabiskannya sendiri di dalam kamar. Ia melakukan itu hampir tiap malam setelah pulang kerja, karena dengan alkohol ia bis tidur dengan lelap. Ia bangun esok paginya dengan segar setelah meminum obat untuk hilangin pusingnya.

Mama sampai khawatir melihat Alana minum tiap malam, mamanya pun mencari tahu alasan alana seperti itu dari risa sekretaris alana. Mama akhirnya tak bisa menahan amarahnya ketika Alana tak sadarkan diri di kamarnya dan dilarikan ke RS karena terlalu banyak minum.

"Gak sekalian aja kamu bunuh diri?" Omel mama ketika alana sadar. Alana hanya diam mendengar omelan mamanya.

"Mulai besok kamu gak usah kerja, mama gak mau perusahaan di pegang orang gak stabil seperti kamu sekarang" ujar mama lagi

"Maaf ma" lirih alana. Ia menutup wajahnya dengan lengan kanannya, air matanya menetes perlahan. Ia merasa bersalah dengan mamanya. Ia tahu ia salah dan egois.

"Kenapa kamu begini?, mama belum pernah lihat kamu selemah ini" tanya mama. Alana menyingkirkan tangannya, ia menatap mamanya dengan linangan air mata.

"Aku kangen rianda ma" ucapnya disela tangis "tolong aku ma, aku suka rianda ma. Aku gak bisa terus-terusan tanpa dia ma. Aku butuh rianda ma"

Mama terdiam. Mama sudah menyadari sedari awal ada yang berbeda dengan putrinya. Terutama setelah rianda pergi ketika mereka masih SMA, kebersamaan dan perpisahan membuat perubahan besar pada alana.

Memikirkan alana yang tak ingin menikah membuat mama khawatir. Ungkapan alana saat ini menyadarkan mama bahwa putrinya jatuh cinta, sayangnya bukan dengan seorang pria.

"Kamu serius Na?" Tanya mama alana khawatir.

"Tolong aku ma, aku bisa mati jika memaksa hidup tanpa rianda lagi" tungkasnya, alana menangis merengek seperti anak kecil pada mamanya. Mama alana merenung, ia tahu bahwa hubungan putrinya sedang tak baik, dibuktikan dengan tak terlihatnya rianda di kantor, ditambah surat pengunduran diri rianda.

"Bukan hanya kamu di dunia ini yang punya masalah, kamu udah dewasa. Harusnya kamu lebih bersikap baik lewatin masalah kamu" omel mama lagi. "Kamu gak butuh mama buat selesain masalah kamu, cuma kamu yang bisa tolong diri kamu. Kalau kamu hancur begini, bagaimana kamu bisa perjuangin kebahagiaan kamu" ucap mama lagi.

Tak lama mama pun kembali ke kantor. Alana menghela napas panjang, ia lelah menangis, ia menghapus air matanya dan menutup kedua wajahnya dengan telapak tangannya. Ia menyesal dan merasa malu di depan mama.

Keluar dari RS setelah dirawat 2 hari. Alana pun mutusin untuk pergi berlibur. Alana akan menghibur dirinya dengan uang yang ia punya, ia sudah membeli tiket terbang keluar negeri, ia akan pergi sendiri dan berencana berlibur lebih lama sebelum kembali kerja dengan hati dan pikiran yang lebih tenang. Ia akan mengikuti ucapan mamanya, ia akan menolong dirinya sendiri.

*****

Setelah 2 bulan berlibur alana pun kembali bekerja. Ia tersenyum tipis pada risa yang menyambutnya. Namun senyum itu hilang ketika tak sengaja ia melihat meja rianda sebelumnya sudah berisi orang lain.

"Kamu cari orang baru?" Tanya alana setelah menandatangani berkas dari risa.

"Sudah pak, ibu mega minta saya rekrut orang baru untuk isi kekosongan" jelas risa

"Secepat itu?" Tanya alana tak suka, risa merasakan suara alana berubah.

"Baru masuk hari ini bu karyawan barunya" jelas risa. Wajah alana pun kembali normal, ia sadar tak perlu mempermasalahkan hal ini.

Light in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang