29. Hubungan

6K 420 1
                                    

"Tunggu" ucap alana ketika mereka sudah sampai di basement. Alana menggandeng erat tangan rianda.

"Ayo" ajaknya, rianda menarik tangannya tapi alana tetap menggenggamnya erat.

"Na ini di kantor" bisik rianda.

"Masih di parkiran gak akan ada yang lihat" ucap alana tetap menggenggam rianda dan sedikit menariknya berjalan masuk.

"Kalau ada yang lihat gimana?"

"Gak masalah" jawab alana dengan senyum lebar. Rianda pun tak lagi protes. Mereka sudah masuk gedung, alana melepas genggaman tangannya ketika dampai depan lift.

"Selamat pagi bu" sapa beberapa orang yang baru tiba dan berdiri di belakang alana ikut menunggu lift. Rianda melirik kesal ke alana, baru saja ia bilang gak masalah jika ada yang lihat mereka genggaman tangan di kantor.

"Hai sa" sapa rianda ketika sudah diruangan. Risa yang baru tiba pun mengajak tianda ke pantry untuk membuat kopi.

"Kamu belum sarapan?" Tanya rianda melihat risa yang ngemil.

"Belum, ngomong-ngomong gimana tugas kalian?, udah beres?" Tanya risa

"Hari ini mau lanjut edit, besok udah beres"

"Good, ibu ngapain disana?"

"Ibu?, oh alana?. Katanya sih mau dampingin kita, tapi lebih ke liburan sih dia" ujar rianda, risa tertawa renyah.

"Ibu emang ada-ada aja, tiba-tiba minta cancel kapal yang udah dipesan" jelas risa. Rianda menahan senyum mendengar itu. Ia tahu alasan pasti alana yang mendadak ikut ke pulau.

Rianda kembali ke mejanya dan bekerja seperti biasa. Ia dan timnya sedang menyelesaikan pekerjaan mereka saat di pulau. Mereka bekerja dengan giat sampai tiba waktu istirahat.

"Nda yuk makan" ajak melisa

"Ok, bentar ya aku ke toilet dulu" ucapnya. Rianda bergegas ke toilet. Tak ada siapapun di sana, sepertinya yang lain sudah pada keluar gedung.

Rianda masuk ke bilik menyelesaikan urusannya. Tiba-tiba hp nya berdering.

"Kamu dimana?, aku gak lihat kamu" tanya alana

"Ih lagi di toilet nih pipis" jelas rianda

"Masi lama?"

"Gak, ni mau cuci tangan"

"Oh ok"

Alana mengakhiri pembicaraan. Rianda menggeleng dan menyimpan hp nya. Ia langsung mencuci tangan dan merapikan penampilannya.

"Ah kamu masih disini" alana tiba-tiba membuka pintu toilet. Rianda terkejut alana sudah berdiri di depannya.

"Kenapa?" Tanya rianda heran alana menyusulnya ke toilet. Alana melihat ke dalam dan luar toilet, tak ada siapapun selain mereka. Alana menarik tangan rianda, membawanya masuk ke salah satu bilik. Alana mendorong tubuh rianda hingga bersender, ia juga mencengkram tangan kiri rianda, sedangkan tangan kanannya sibuk mengunci pintu.

"Kamu ngapain?" Bisik rianda, alana tersenyum nakal. Ia merapatkan tubuhnya ke rianda, memeluk pinggang rianda dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya menyusuri leher rianda. Rianda merinding, ia meremas roknnya, bulu kuduknya berdiri ketika merasakan napas alana.

Alana menciumnya lembut dan dalam, rianda menerima dan membalas ciuman itu perlahan. Alana tak puas, ia melumat bibir rianda dengan cepat membuat mereka kehabisan napas. Rianda yang kewalahan pun mendorong alana hingga bibir mereka terlepas.

"Na, stop" ucap rianda di sela tarikan napasnya. Alana tersenyum senang melihat wajah rianda yang memerah. Ia mendekat ingin menciumnya lagi, namun rianda menahan bahu alana.

Light in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang