23. Pernyataan

5.2K 506 15
                                    

Hari ini adalah hari yang menyenangkan bagi semua orang. Notif bank masuk satu persatu di hp mereka. Senyum sumringah terpancar di wajah, termasuk rianda dan risa yang sedang makan siang diluar. Karena rianda baru nerima gaji pertamanya, ia memilih makan siang diluar bersama risa.

"Kamu gimana kemarin meeting sama ibu diluar, kita belum ada ngobrol dari hari itu. Aku sama ibu sibuk banget" ujar risa

"Hmm, aku diam aja sih Sa. Ibu aja yang diskusi dengan mereka. Aku juga gak paham mereka bahas apa"

"Padahal kalau begitu ibu bisa pergi sendiri" risa tertawa renyah

"Iya juga ya Sa"

"Kelihatan banget ibu mau sama kamu terus"

"Hush, jangan becanda" ujar rianda menepuk bahu risa

"Nda, kamu tuh gak peka atau gimana sih?, padahal kita sama-sama cewek loh. Kamu udah pernah pacaran kan?" Tanya risa, rianda mengangguk.

"Emang gimana waktu mantan kamu deketin?, waktu kamu bareng dia terus?" Tanya risa

"Aku masih ngerasa aneh Sa, masa sih alana suka sama aku, lebih dari temen"

"Ok, sekarang aku tanya kamu. Kamu berdebar gak tiap ibu sentuh kamu, deket kamu, atau lakuin hal tertentu?" Tanya risa dengan menatap rianda lekat, rianda memutar bola matanya.

"Lalu, bagaimana kalau tiba-tiba ibu gak peduli sama kamu, kamu sedih gak?. Kalau kamu gak lihat ibu beberapa hari, kamu kangen gak?" Lanjut risa, rianda menarik napas dalam memainkan sendok ditangannya.

"Kalau jawaban kamu semuanya iya, berarti kamu pun punya rasa yang khusus ke ibu"

"Tapi Sa, kita kan cewek.."

"Hey, love is love. Semua jenis cinta itu indah" ujar risa. Rianda terdiam memikirkan ucapan risa

"Huft, andai aku secantik kamu" keluh risa

"Maksudnya?"

"Aku juga mau jadi orang spesial di mata ibu, ibu itu keren banget gak sih?, semua lelaki di kantor kalah sama tampannya ibu" pekik risa menopang kedua pipinya, rianda hanya tertawa melihat ekspresi risa yang lucu.

Usai makan mereka kembali ke kantor. Mereka berpapasan dengan alana yang baru keluar dari lift. Seorang pria berambut ikal, tinggi dan berstelan jad berdiri disamping alana. Rianda dan alana terpaku saling tatap sebelum risa bersuara

"Ibu mau pergi?" Tanya risa

"Iya, saya mau keluar Makan siang sebentar" jawab alana

Rianda dan risa masih berdiri disana melihat alana dan pria itu keluar gedung. Rianda mengerutkan keningnya tak suka melihat pria itu membukakan pintu mobil untuk alana dan duduk bersama alana di kursi belakang.

"Siapa itu?" Tanya rianda

"Aku juga baru lihat, kapan datangnya ya?, sepertinya ibu gak ada tamu dari pagi" ujar risa, rianda menggigit bibir dalamnya, ia merasa kesal.

Rianda menghempaskan tubuhnya ke kursi. Ia membuka komputer dan menggeser mouse dengan kasar. Ia melirik layar hp nya yang sepi. Dari awal bertemu alana lagi, ia tak pernah melihat alana semobil dengan pria.

Jam pulang tiba. Rianda segera beres-beres, hari ini ia ingin cepat pulang. Ia tak ada niat untuk menunggu alana. Alana sendiri bahkan belum kembali ke kantor, katanya mau makan siang sebentar, nyatanya ia tidak kembali sampai jam pulang. Rianda menghentakkan kakinya ketika melewati ruangan alana yang gelap, ia menatap sinis pintu yang tertutup lalu pergi dari sana.

Rianda menghabiskan malam ini bersama ibu dan bude yang pulang dari warung lebih awal. Mereka duduk di depan tv sembari bercerita dan menikmati banyak makanan yang dibeli rianda. Rianda merogoh sakunya, ia duduk diantara ibu dan bude.

Light in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang