39. Pengakuan

3.9K 385 4
                                    

Hari-hari alana kini kembali berwarna. Ia bekerja seperti biasa, diselingi dengan bertukar pesan ataupun bertandang ke rumah menemui rianda. Walau mereka tak lagi menjalin hubungan sebagai pasangan, mereka tetap berteman dan menghabiskan waktu bersama.

Alana menemani rianda agar tak kesepian. Menemaninya dirumah ataupun pergi ke luar agar rianda tak jenuh. Hari ini alana akan menemani rianda kontrol lagi ke RS. Alana sangat semangat karena hari ini jika tak ada kendala mereka akan mengetahui jenis kelamin janin rianda.

Alana menyetir sembari bersenandung sepanjang jalan mengikuti alunan musik. Ia bernyanyi dengan ekspresif membuat rianda tertawa.

"Menurut kamu dia cowok atau cewek"

"Cewek, dan akan secantik aku" jawab alana riang, rianda tertawa pelan.

"Harusnya secantik aku dong" sela rianda

"Gak, aku yakin secantik aku. Kata orang-orang, kalau ibu hamil sering lihat orang cakep, anaknya bakal cakep. Nah, selama hamil kamu selalu lihat aku kan?" Jelas alana dengan penuh percaya diri. Rianda semakin geli mendengar ocehan alana, ia tertawa lepas.

Sesampainya di rumah sakit alana segera ke bagian administrasi, mendaftarkan rianda untuk bertemu dokter kandungan. Alana duduk bersama rianda menunggu giliran mereka. Alana memandangi para wanita hamil lalu lalang di depannya, baik yang muda ataupun yang lebih tua. Ia melihat wajah mereka yang berseri, namun ada juga yang murung. Alana menoleh ke sampingnya, ia menatap rianda.

"Kenapa lihatin begitu?" Tanya rianda, alana tersenyum tipis dan menggeleng.

"Ny. Raihana rianda"

Nama rianda pun dipanggil. Alana membantu rianda bangkit dari duduknya dan menggandengnya masuk ke ruang dokter. Seorang suster juga membantu menuntun rianda naik ke ranjang untuk periksa.

"Ayo kita lihat bayinya lagi apa ini" ujar dokter. Alana tersenyum lebar ketika perut rianda terlihat jelas. Ia beralih menatap monitor melihat pergerakan bayi rianda.

"Bayinya sehat ya bu, berat nya juga nambah. Air ketubannya cukup, dan nah jenis kelaminnya.." dokter berhenti sembari memperhatikan layar dengan seksama, alana dan rianda menunggu ucapan dokter dengan tak sabar

"Laki-laki" lanjut dokter. Alana dan rianda saling tatap, mereka tersenyum manis. Dokter lanjut menjelaskan hal penting yang perlu diketahui rianda untuk menjaga kandungannya.

Alana dan rianda jalan beriringan keluar RS. Tangan alana tak lepas menggandeng rianda sejak tadi. Rianda tiba-tiba berhenti membuat alana sedikit tertarik, ia berbalik melihat rianda yang tertinggal di belakang.

"Na, aku mau itu" ucapnya menunjuk seorang anak kecil yang menikmati es krim di tangannya. Alana menaikkan alisnya, rianda manyun meminta alana membelikannya. Alana tak butuh waktu lama buat turutin maunya rianda, ia mengajak rianda ke cafetaria RS.

"Terima kasih" ucap rianda, ia senang menerima satu cup es krim berukuran sedang dari alana. Alana menopang dagunya menatap rianda yang menikmati es krimnya seperi anak kecil.

"Kamu sesenang itu?" Tanya alana sembari membersihkan sudut bibir rianda yang berantakan dengan ibu jarinya.

"Hmm, sama ibu aku gak boleh makan ini itu" keluar rianda. Alana tersenyum hangat menatap wanita yang ia cintai ini.

" as long you're happy" ucap alana

*****
Akhir pekan ini alana akan menemani ibu, bude dan rianda pergi membeli beberapa keperluan rianda dan calon bayi. Namun alana datang terlalu pagi saat rianda masih tidur. Alana disambut ibu yang sedang bersih-bersih.

"Duduk dulu Nak, udah sarapan belum?"

"Belum bu"

"Sebentar ya, bude masih masak" ucap ibu

Light in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang