3. Berteman

6.2K 514 10
                                    

Kali ini alana bangun lebih cepat dari biasanya. Suster sampai kaget ketika melihat alana sudah mandi. Alana turun dan sarapan lebih awal, mama alana yang biasa sarapan sendiri juga kaget melihat anaknya duduk sarapan bersamanya. Mama bolak balik melirik alana yang menikmati makanannya.

"Kamu ada kegiatan disekolah?" Tanya mama, alana menggeleng.

"Lalu?"

"Kebetulan aja ma bangun pagi dan gak bisa tidur lagi" ucap alana asal, mama tak lanjut bertanya. Usai sarapan alana dan mamanya berpisah di depan. Mama pergi dengan mobilnya ke kantor, alana juga pergi dengan mobil lain ke sekolah.

"Pak stop!" Ucap alana sebelum mobil keluar pekarangan rumah. Alana menunggu hingga rianda berjalan mendekat ke arahnya. Alana seketika membuka pintu mobil, membuat rianda kaget.

"Ayo masuk!" Ujar alana. Rianda yang masih bingung pun dengan ragu masuk mobil.

"Na, aku gak apa nih pergi bareng kamu lagi?" Tanya rianda, ia merasa segan jika harus semobil terus dengan anak majikan ibunya.

"Anggap aja aku lagi baik hati" ucap alana. Mereka diam sejenak. Alana menghela napas berat, ia memiringkan wajahnya menatap jalanan di luar. Rianda kembali memperhatikan alana dari atas hingga bawah, ia melihat banyaknya barang bawaan, ntah berapa banyak buku yang dibawa alana. Ia membandingkan dengan ranselnya yang terbilang ringan.

"Pulang sekolah, kamu mau ikut aku ke pasar?" Tanya rianda. Alana menoleh, ia mengerutkan keningnya menimbang ajakan rianda. Ia khawatir jika tempat itu tak cocok dengannya.

"Pasar?"

"Iya, seru loh" ujar rianda. Alana mulai tertarik ketika rianda bilang seru, alana pun mengangguk setuju.

"Nanti aku tunggu di depan sekolah kamu ya" ucap rianda

"Gak usah, kamu tunggu depan sekolah kamu saja" ucap alana sebelum turun dari mobil. Ia sedikit kesusahan membawa buku-bukunya.

"Sini aku bantu" ucap rianda, ia mengangkat sebagian barang bawaan alana. Rianda meminta pak wan untuk tidak menunggunya, karena jam masuk juga masih lama.

"Kamu yakin mau ke dalam?" Tanya alana ketika mereka berdiri di depan gerbang.

"Iya, yuk" ucap rianda. Mereka pun jalan beriringan. Mata rianda sibuk memperhatikan anak-anak sekitar, mereka cakep dan harum. Sangat berbeda dengan teman disekolahnya. Melihat penampilan mereka, rianda yakin mereka adalah anak yang terlahir dari orang kaya raya.

"Ini kelas kamu?" Tanya rianda, alana mengangguk dan masuk kelas. Rianda mengekori alana, lalu mengikutinya meletakkan barang alana di atas mejanya. Pandangan rianda menyusuri ruangan kelas, beberapa anak disana memperhatikan rianda.

"Aku keluar ya!" Ucap rianda, ia segera berbalik namun alana menahannya.

"Nomor hp kamu" ucapnya memberikan ponsel berwarna pink pada rianda. Rianda menggaruk kepalanya yang gak gatal, ia mendekat ke alana dan berbisik.

"Sorry, aku gak punya handphone" ucapnya malu. Alana menyembunyikan kekagetannya, ia yang bolak balik ganti hp keluaran terbaru, ternyata masih ada yang tidak punya barang kecil ini.

Rianda bergegas keluar dari sekolah alana. Walau hanya beberapa menit disana, rianda merasa tak cocok berada di lingkungan itu. Sekolah swasta memang sangat bagus fasilitasnya, sesuai dengan biaya sekolah yang mahal.

Seperti janji mereka. Sepulang sekolah rianda menunggu alana di depan sekolahnya. Ia sudah menunggu 20 menit, bodohnya rianda lupa bertanya jam berapa tepatnya mereka bertemu, mengingat mereka berbeda sekolah dan jam pulang belum tentu sama.

Light in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang