Alana kembali ke ruangan dengan membawa bingkisan berisi makanan. Ia memesan makanan sehat untuk mereka berdua. Alana menyiapkan makanan di meja depan mereka. Ia meletakkan sendok dan garpu di tangan rianda.
"Ayo makan" ujar alana sembari memasukkan makanan ke mulutnya. Ia masih tak menatap rianda, ia menikmati makanannya dalam diam. Rianda hanya menghabiskan beberapa sendok makanan itu.
"Setelah ini aku anter kamu pulang" ucap alana membereskan makanan. Ia kembali ke depan komputer, menyelesaikan beberapa hal yang penting dan membereskan barangnya.
Alana mengurusi rianda dengan lembut. Ia memapah rianda keluar kantor. Rianda heran saat melihat jam dinding, 1 jam lagi waktu pulang tapi ruangan sudah kosong.
"Yang lain pada kemana?" Tanya rianda
"Pulang" jawab alana singkat.
Rianda bingung dengan suasana mereka saat ini. Ia ngambek karena alana tak ada memberinya kabar, sedangkan alana juga tampak marah padanya.
Alana membuka pintu kamar rianda dengan tangan kanannya, tangan kirinya masih memapah rianda. Rianda duduk di sisi ranjang, memperhatikan alana yang merapikan barang miliknya.
"Aku udah telpon ibu, sebentar lagi ibu pulang" ujar alana. Rianda mengulurkan tangannya ke arah alana, ia menatap alana dengan tatapan sayu. Alana yang sedari tadi menghindari tatapan rianda pun luluh, ia meraih tangan itu dan duduk bersama rianda.
"Mau peluk, boleh?" Ucap rianda, alana tampak kaget. Pertama kalinya rianda bilang mau peluk. Alana segera merapat dan merentangkan kedua tangannya, rianda memeluk erat pinggang alana dan merebahkan kepalanya di dada alana. Harum tubuh alana membuatnya nyaman.
"Kenapa kamu gak kabarin aku kemarin?" Tanya rianda
"Sorry, aku terlalu sibuk. Tapi aku buru-buru pulang setelah baca pesan kamu"
"Kaki kamu masih sesakit tadi?" Lanjut alana. Rianda menggeleng pelan.
"Terima kasih udah bantu aku" ucapnya lirih.
"Nda... rianda!!" Pekik ibu membuka pintu dengan kasar. Spontan alana melepas pelukannya dan berdiri menjauh dari rianda. Ibu buru-buru masuk ke kamar menghampiri rianda.
"Mana yang sakit?" Tanya ibu menatap rianda.
"Udah mendingan bu" ucap rianda menenangkan ibu.
Rasa khawatirnya berkurang, Alana pun memilih pergi setelah rianda sudah ada yang menemani di rumah. Alana singgah ke mall yang sering ia datangi, ia menuju ke toko tempat ia biasa membeli sepatu. Setelah berkeliling sebentar, ia duduk di ats sofa memandangi beberapa pasang heels yang berjejer di depannya. Ia membayangkan heels itu satu persatu di kaki rianda.
Alana kembali mengendarai mobilnya. Ia kembali ke rumah rianda dengan membawa sepatu dan heels baru untuk rianda. Ibu tentu saja kaget melihat alana sudah berdiri di depan pintu.
"Ada apa nak cantik?, ada yang ketinggalan"
"Rianda.."
"Sedang tidur nak, mau ibu bangunin?"
"Gak usah bu, saya titip ini ya bu. Terima kasih" ucap alana, ia langsung saja pamit pulang.
*****
Rianda baru saja bangun tidur, matanya mengerjap. Ia melihat jam, ia kaget karena tidur terlalu lama. Apakah efek obat yang ibu beri sampai ia tidur pulas berjam-jam. Rianda menggoyangkan kakinya yang tak lagi bengkak, rasa nyerinya juga jauh berkurang.
"Nda, ibu ke warung ya. Kamu gak usah kerja dulu" ujar ibu
Rianda menghela napas panjang, akibat kelalaiannya ia pun jadi harus berdiam diri dirumah. Rianda beranjak dari kasurnya dan terperanjat melihat tumpukan paper bag di lantai. Ia mengambil salah satu paper bag dan melihat isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light in You
RomanceDua orang yang dipertemukan, perbedaan yang mencolok dari keduanya tak menghambat terjalinnya hubungan manis. #1 girllove #1 gxg #1 lesbian