10. Berpisah

5.2K 520 6
                                    

Sepulang sekolah rianda mengajak alana ke perpustakaan. Rianda akan menemui arif. Waktu itu arif meninggalkan bukunya di kursi taman, buku itu adalah buku perpustakaan.

Alana berhenti di salah satu rak, rianda meminta alana menunggunya, karena ia akan berkeliling sebentar mencari sosok arif. Rianda berjalan perlahan dari lorong ke lorong hingga ke rak terakhir. Rianda mengerutkan keningnya melihat adanya kursi dan meja kecil di pojokan menghadap ke jendela.

"Arif?" Panggil rianda ragu, pria yang duduk di kursi itu pun berbalik dan memperbaiki kaca mata tebalnya.

"Hai" sapanya lembut. Rianda tersenyum tipis, ia meletakkan buku itu di atas meja.

"Buku kamu ketinggalan di taman"

"Wah, terima kasih rianda" Arif tampak senang melihat buku itu, ia sudah mencarinya kesana kemari.

"Kamu kok sendirian disini?" Tanya rianda heran. Di depan banyak meja dan kursi kosong untuk pengunjung perpustakaan sekolah, kenapa arif memilih menyendiri di meja kecil ini.

"Aku butuh ketenangan yang lebih" ucapnya. Rianda mengangguk, baginya tanpa di sudutpun perpustakaan akan selalu tenang. Berbeda dengan toko buku yang sering ia datangi, ia memilih memojok karna hanya itu tempat yang jarang dilaluin orang dan jauh dari bising.

"Kamu mau minjam buku?" Tanya arif, rianda memutar bola matanya.

"Kamu suka buku apa?, aku punya banyak rekomendasi buku untuk kamu" ucap arif.

"Ah, aku cuma suka baca novel dan komik" jawab alana

"Sepertinya kamu perlu baca ini" ujar arif beranjak dari duduknya, ie mendekati rak mencari buku. Rianda mengekori arif yang tampak sudah hafal tata letak buku di perpustakaan ini.

"Nih" arif meletakkan buku tipis dan lebar.

"Kamu tau aku ekskul penyiar?" Tanyaku heran, buku ini menjelaskan semua hal yang berhubungan dengan penyiaran.

"Kak risa kembaranku" jawabnya. Mata alana membesar, ia tak percaya dengan yang baru didengarnya.

"Nda" panggilan suara lembut alana menyela percakapan arif dan rianda

"Ah, kenalkan rif ini alana sahabat aku" ucap rianda

"Hai" ucap arif mengulurkan tangannya. Alana menyambut dengan hangat.

"Masih lama?" Bisik alana, rianda menggeleng.

"Rif aku keluar duluan ya" ucap rianda pamit. Mereka jalan beriringan kembali ke kelas. Setibanya di kelas mereka dikejutkan oleh meja alana yang penuh makanan.

"Banyak banget ini fansnya" suara brian dari belakang alana dan rianda membuat kaget, selain itu kelas jadi riuh melihat senior hits masuk kelas mereka. Brian menyentuh beberapa cemilan di meja alana, ia melirik alana.

"Kenapa pada berdiri?, makanin dong ini" ujar brian. Ia memegang kedua bahu alana dan menuntunnya hingga duduk dikursi. Rianda mematung melihat sikap brian ke alana.

"Video dance kamu ramai ni viewersnya" ucap brian menunjukkan layar hp nya ke alana. Ia kaget hingga menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"Selamat menikmati ketenaran alana" ucap brian menyentuh ujung kepala alana

"Terima kasih kak" ucap alana dengan manis. Mata rianda memanas melihat adegan di depannya, ia berbalik hendak ke kursinya. Alana menahan tangan rianda.

"Kamu mau?" Ucap alana menyodorkan beberapa makanan, rianda menggeleng. Matanya tak sengaja menatap brian yang memperhatikannya. Perlahan rianda melirik kanan kiri melihat teman sekelasnya yang juga menatapnya.

Light in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang