Alana dan rianda turun bersamaan menuju meja makan. Rianda terlihat kaget melihat bu mega sudah duduk manis di kursinya menikmati sarapan. Bu mega tersenyum ke arah mereka membuat rianda kikuk.
"Pagi bu" sapa rianda dengan hormat. Bu mega melebar senyumnya
"Pagi rianda, bagaimana tidurnya nyenyak?" Tanya bu mega menatap kedua wanita di depannya bergantian.
"Nyenyak bu" jawab rianda semakin kikuk. Alana mengerutkan keningnya menatap mama yang menyendok makanannya tanpa mengalihkan tatapannya dari alana.
"Kalau begitu saya berangkat dulu" ucapnya, rianda yang hendak duduk sontak berdiri kembali
"Santai aja Nda, anggap rumah kamu" ucap bu mega menepuk lembut pundak rianda. Rianda menunduk mengangguk dalam.
"Udah duduk" ucap alana yang sedang mengunyah makanannya.
"Kita gak apa masih sarapan?, ibu udah pergi" ucap rianda khawatir
"Kita beda kantor dengan mama" ucap alana santai, rianda pun duduk dan memulai sarapannya.
Alana dan rianda pergi dengan mobil alana. Mereka tak butuh waktu lama sampai di basement kantor. Rianda dan alana turun dan masuk ke gedung bersamaan. Hal itu menjadi pemandangan aneh dan langka bagi yang melihat, seorang anak baru keluar dari mobil bos dan masuk lift berbarengan. Semua ekor mata yang menyaksikan mulai berbisik.
"Cie yang pergi bareng ibu" bisik risa ketika mereka berdua ada di pantry.
"Iya nih, kemarin hujan aku gak bisa pulang"
"Jadi kamu nginap di rumah ibu?"
"Iya"
Risa ternganga menutup mulutnya. Rianda terheran melihat ekspresi risa
"Kenapa?"
"Jangan sampai ada yang dengar kamu nginep di rumah ibu selain aku, bisa heboh satu kantor" bisik risa. Rianda mengerutkan keningnya heran
"Tapi kan aku dan alana temen SMA"
"Iya, tapi gak sampai nginep dirumah bos juga, hati-hati kamu" ucap risa. Rianda pun terdiam. Mereka kembali ke meja masing-masing, rianda masih memikirkan ucapan risa. Benar apa yang dibilang risa, emang dulu mereka temenan tapi sekarang posisi mereka jauh berbeda, ia tak bisa menampakkan ke orang-orang bahwa mereka dekat.
"Nda, ke kantor saya" panggil alana dari balik pintu. Sontak semua mata menatapnya, rianda tersenyum tipis kepada orang-orang termasuk risa.
"Ada apa bu?" Tanya rianda setelah di dalam
"Bagusan mana, yang ini atau ini" ucap alana menunjukkan layar komputernya. Rianda melihat dua tas yang ditampilkan alana. Rianda menunjuk satu tas.
"Ok"
"Udah bu?" Tanya rianda, alana mengangguk.
"Na, kalau hal seperti ini kamu kirim chat aja ke aku, gak usah dipanggil ke ruangan" gumam rianda
"Kenapa?"
"Aku gak enak sama yang lain" ucap rianda. Alana mengerutkan keningnya, ia beranjak dan menghampiri rianda.
"Kalau selain nanya seperti tadi, aku boleh manggil kamu?"
"Boleh dong kalau berkaitan dengan pekerjaan" ucap rianda
"Oh hanya pekerjaan?" Alana menaikkan alisnya dan melangkah dekat memangkas jarak mereka. Rianda melangkah mundur hingga bersender di sofa.
"Lalu apalagi Na, aku kan bawahan kamu disini"perjelas rianda. Alana semakin mendekat hingga sama sekali tak ada jarak diantara mereka. Rianda menatap alana bingung, ia menjauhkan kepalanya ketika wajah alana mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light in You
RomanceDua orang yang dipertemukan, perbedaan yang mencolok dari keduanya tak menghambat terjalinnya hubungan manis. #1 girllove #1 gxg #1 lesbian