17. Gengsi

5.5K 514 5
                                    

Alana mengerjapkan matanya perlahan. Alarm hp berdering keras membangunkannya. Alana mengucek mata dan berguling, ia kaget ketika hampir terjatuh. Ia teringat bahwa dia sedang tidak dikasurnya yang lebar. Alana segera duduk melihat sekeliling kamar, rianda tak ada di sampingnya. Ia pun menyepol rambutnya dan berjalan ke kamar mandi.

Akkkk.... Teriakan rianda membuat alana yang sedang mengucek matanya terbelalak dan sadar sepenuhnya. Ia sontak menutup kembali pintu kamar mandi.

"Alanaaaa" pekik rianda, alana hanya tertawa cekikikan di balik pintu. Ia sedikit menyesal karena tak melihat apapun. Alana memilih keluar kamar, tak ada siapapun dirumah. Ia pun berputar memperhatikan isi rumah rianda yang sederhana.

"Sana gih kalau mau bersih-bersih" ucap rianda yang baru keluar kamar.

"Ibu sama bude kamu kemana?"

"Kepasar"

"Cepetan Na, ntar kita telat" lanjut Rianda semabri mengambil dua piring meletakkannya di meja makan. Alana duduk di sofa, menyilangkan kakinya.

"Kita gak usah ke kantor" ucapnya. Rianda menghentikan tangannya yang menyendok nasi ke dalam kotak bekalnya.

"Na, jangan becanda deh. Cepetan mandi!!!"

"Aku masih gak enak badan Nda" ucapnya

"Kalau begitu aku ke kantor sendiri" ucap rianda lanjut menyiapkan bekal

"Lalu aku gimana?" Tanya alana

"Ya kamu bisa pulang ke rumah, istirahat dengan nyaman disana"

"Tapi aku gak mau sendiri"

"Aku gak mungkin gak ke kantor Na"

"Tapi aku sakit"

"Na.." rianda menggelengkan kepalanya ketika alana kembali ke kamar. Alana mengganti pakaiannya dengan pakaian kemarin, ia langsung saja keluar rumah tanpa bicara.

"Kamu mau kemana?"

"Pulang"

Rianda kaget, alana bener-bener akan pulang. Rianda mengurungkan niat menahan alana yang menutup pintu mobilnya dengan keras. Rianda mengerutkan keningnya, mood alana tiba-tiba berubah, apa yang salah. Apa karena ia tak mau menemani alana. Tapi ia harus masuk kantor hari ini, apa kata orang kalau dia dan alana gak masuk barengan.

Rianda tiba dikantor. Ia penasaran apakah alana beneran gak masuk kantor. Setelah menunggu beberapa jam alana tak kunjung muncul. Ia semakin gelisah. Saat jam istirahat rianda pun menghampiri risa di mejanya.

"Ibu gak masuk?" Tanyanya

"Gak Nda, ibu kan sakit"

"Sakit apa sih?" Tanya rianda heran, karena menurutnya alana terlihat baik-baik saja.

"Ini waktunya ibu menstruasi"

"Kok kamu tahu sa?"

"Ibu selalu begitu tiap bulan, ntar kalau udah baikan masuk lagi kok tenang aja" ucap risa. Rianda menoleh ke arah ruangan alana. Tak ada aktivitas apapun yang terlihat, tak ada yang keluar masuk dari sana. Rianda merasa khawatir, namun juga heran karna alana tak tampak sakit.

"Sa, aku boleh minta sesuatu gak?" Bisik rianda

"Apa?"

"Boleh minta nomor handphone ibu gak?"

"Kamu gak punya?, masa sih?" Selidik risa, rianda menggeleng pelan.

"Bukannya kamu sama ibu...." Risa menghentikan ucapannya

"Kenapa?"

"Gak apa, nih nomornya" jawab risa, rianda mengerutkan keningnya heran melihat sikap risa. Rianda kembali ke mejanya, kali ini ia memakan makan siangnya di meja sambil melihat barisan nomor hp alana.

Light in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang