Rianda kembali kerja, hari kedua ia hampir telat. Ia berlari cepat menuju lift yang hampir tertutup. Matanya bertemu dengan bos yang berdiri paling depan, tatapan tajamnya tak membuat rianda gentar untuk memintanya menahan pintu lift. Namun rianda salah berharap lebih pada bos cantik itu, ia membiarkan pintu lift tertutup hingga rianda tertinggal. Rianda berdecak kesal, ia mengatur napasnya sambil melihat jam tangannya.
"Kenapa kamu ngos-ngosan begitu?"
Rianda menoleh, risa baru saja tiba dan memencet tombol lift untuk naik. Rianda bernapas lega melihat risa yang santai.
Rianda menghempaskan tubuhnya di kursi, ia berdecak kesal mengingat sikap alana. Rianda meneguk setengah air di botol minumnya, ia merasa gerah karena berlari dari parkiran.
"Nda, ibu minta kamu antar materi artikel kamu jam 11 ya" ucap risa setelah ia keluar dari ruangan bos. Rianda kaget, ia buru-buru membuka laptopnya dan mengerjakan yang bos minta. Beruntung sebelumnya ia sudah mencari ide untuk artikel yang akan ia tulis.
Setelah beberapa jam risa kembali mengingatkan rianda untuk menyerahkan materi ke ibu bos. Rianda pun pergi print materinya dan bergegas menuju ruang bos. Dari luar tak ada yang bisa dilihat isi ruangan ini, rianda ragu untuk mengetuk pintu.
Tok..tok... Rianda kaget melihat risa yang mengetuk pintu. Risa membuka pintu dan mempersilahkan rianda masuk. Rianda menoleh ke belakang melihat risa yang menutup pintu meninggalkan rianda sendiri mengahadap bos.
Rianda meneguk air liurnya, menatap wanita cantik di balik meja besarnya.
"Sudah beres?" Tanyanya, rianda mengangguk. Ia meletakkan berkas yang ia bawa ke meja. Alana membaca seksama tulisan rianda, ia manggut- manggut tanpa ekspresi. Ia meletakkan berkas itu kembali ke meja dengan sedikit melempar ke arah rianda.
"Kamu perbaiki sedikit lagi, itu sudah bagus" ucapnya. Rianda bernapas lega.
"Kalau sudah beres gak perlu ke ruangan saya lagi, kirim ke email saya aja" ucap Alana sebelum rianda keluar ruangan. Rianda menautkan alisnya, ia kesal dengan nada bicara alana, namun ia tetap mengangguk dan menjawab alana dengan sopan.
"Baik bu"
Rianda kembali ke kursinya disambut risa.
"Bagaimana?"
"Oke, tinggal perbaiki sedikit lalu kirim email ke ibu" jelas rianda. Risa bertepuk tangan senang.
"Good job, jarang banget ibu setuju tanpa ngamuk dulu sama anak baru" ucap risa sembari menepuk bahu rianda. Mendengar itu rianda merasa tersanjung walau ekspresi alana tak menunjukkan rasa puas dengan kinerjanya.
Rianda dan melisa kembali duduk di pantry untuk menikmati bekal siang mereka. Mereka saling bertukar lauk seperti anak sekolah. Saat asik menikmati makanan, mereka terperanjat dan rianda hampir tersedak karena Alana tiba-tiba masuk pantry. Sialnya rianda kurang hati-hati membuat kotak bekalnya tersenggol jatuh dan isinya berserakan di lantai. Mata mereka serempak tertuju pada bekal itu.
Rianda sontak jongkok mencoba membersihkan makanan itu dengan tangannya. Alana yang melihat itu segera menarik tangan alana.
"Biarkan saja" ucap alana. Rianda yang tak enak hati pun tetap ingin membersihkan kekacauan yang ia buat.
"Kamu panggil tukang bersih-bersih!" Pinta alana pada melisa, melisa segera keluar mencari para OB di ruangan mereka.
"Aku bilang biarkan aja!" Tekan alana karena rianda kekeh menyentuh bekal dan nasi yang berserakan.
"Biar aku bersihin dulu bu" ucap rianda meraih kotak bekalnya. Alana kesal melihat itu, ia menendang kotak bekal yang hampir disentuh rianda. Rianda tertegun dengan sikap alana, kotak bekal itu jauh terlempar karena tendangan alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light in You
RomanceDua orang yang dipertemukan, perbedaan yang mencolok dari keduanya tak menghambat terjalinnya hubungan manis. #1 girllove #1 gxg #1 lesbian