7 : The Obsession

824 55 12
                                    

Bagi Leon, berbuat baik kepada orang lain merupakan kesadaran yang paling utama di hidupnya. Ia akan selalu berusaha untuk menolong siapapun yang berada dalam kesulitan, tidak peduli besar kecilnya permasalahan, ataupun jika ia tidak mengenal orang tersebut sekalipun. Seperti halnya kali ini ketika ia harus tergopoh-gopoh menuntun seorang perempuan muda yang tengah hangover.

Malam ini Leon mendatangi klub malam atas paksaan teman-temannya yang baru saja pulang mengawal presiden dari perjalanan dinas ke beberapa negara bagian, mereka merasa harus melepas penat dengan mengadakan perayaan kecil di klub. Namun semua menjadi rusuh ketika teman-teman Leon mulai mabuk. Lalu seorang gadis yang tidak mereka kenal tiba-tiba bergabung dalam lingkaran mereka dalam keadaan mabuk juga.

Puncaknya adalah ketika teman-teman Leon melakukan aksi saling tonjok untuk memperebutkan perempuan muda yang hampir tidak sadarkan diri itu. Untuk mempermudah semuanya, Leon dengan kesadaran berbuat baik yang tinggi, membawa perempuan tadi kelur dan membiarkan teman-temannya ribut sendiri.

"Nona, dimana rumahmu?"tanya Leon sambil mengguncang bahu perempuan muda itu ketika sudah berada di luar klub.

"You are so handsome, take me to your place, Sir"balas perempuan tersebut. Perempuan itu terus saja meraba atau berusaha memeluk Leon, yang membuat Leon semakin kesulitan.

Merasa sia-sia mengajak perempuan tersebut berbicara akhirnya Leon berusaha mencari sesuatu di dalam tas perempuan itu. Ia mengambil handphone berwarna merah muda milik si perempuan dan mulai menghubungi nomor-nomor yang paling sering dihubungi.

Akhirnya tak berselang lama setelah berhasil menelepon salah satu nomor di daftar kontak perempuan tadi, seorang perempuan muda lainnya yang juga terlihat mabuk keluar dari klub. Ia adalah teman dari perempuan yang sekarang sudah tak sadarkan diri itu. Merasa kasihan dengan keduanya, Leon berbaik hati untuk mengantarkan mereka tanpa embel-embel apapun.

Leon bergegas pulang setelah mengantarkan kedua gadis muda itu ke depan pintu rumah mereka dengan selamat. Perjalanan yang tidak begitu jauh untungnya, karena Leon sudah sangat lelah dan merindukan sentuhan kasur empuk miliknya.

Sudah hampir dua bulan sejak pertemuannya dengan Ada, namun tidak ada tanda-tanda dari perempuan itu. Leon mendesah karena memikirkan Ada di saat tubuhnya lelah adalah hal paling terakhir yang ia harapkan. Namun perempuan itu memang kejam, selalu saja bisa mengambil celah untuk menyusup ke pikiran-pikiran kosong Leon. Leon harus tertawa ketika mengingat kecupan manis di kepalanya malam itu.

"Huh, I miss her"umpat Leon.

Leon bergegas turun dari mobil dan berjalan menuju unitnya. Seperti biasa, apartementnya gelap dan senyap ketika ia masuki. Leon berjalan ke dapur untuk mengambil minum. Saat membuka botol minumnya, Leon merasa ada gerakan kecil yang berasal dari belakangnya.

Secara cepat ia memutar tubuh, untuk menghindari sebuah tangan yang hendak memukul tengkuknya. Tangan Leon segera menggenggam tangan tersebut, hendak memeluntirnya, namun tangan tersebut dengan gesit lolos kembali berganti tendangan ke arah rusuk kanan. Leon kembali dengan sigap menangkis tendangan tersebut dengan tangan kanan, namun Leon tidak sadar bahwa tendangan tersebut hanya untuk mengecohnya. Tiba-tiba dua buah tangan bersarang di leher Leon, mencengkeramnya dengan tidak begitu kuat yang membuat keduanya berhenti.

"Have a wonderful party, huh?"

"Ada?!"

Perempuan itu melepaskan cengkeramannya dan berjalan menjauh menuju ruang tamu. Leon yang terkejut akhirnya menyadari bahwa ada koper kecil di dekat pintu masuknya. Leon segera berlari dan memeluk perempuan itu dari belakang. Ia merindukannya.

"Aku sudah berpikir kamu tidak akan pernah kemari"ujar Leon masih dengan pelukan eratnya.

"Aku juga baru berpikir kalau aku melakukan kesalahan"keluh Ada sinis.

Resident Evil Angsty LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang