[28] When We Did A Mistake

362 37 10
                                    

.
- When We Did A Mistake-
.
-
Kalian gimana kabarnya? Makasih ya krn masih selalu support cerita ini, semoga sehat selalu.
-

Ada membuka mata perlahan, lalu secara otomatis menoleh pada nakas di sebelahnya, memastikan waktu pada jam digital yang menunjukkan pukul 06.00. Ia menyingkirkan tangan bayi besar yang mendekap tubuhnya semalaman, lalu berjalan ke walk in closet untuk berganti pakaian.

Tak berapa lama Ada keluar menggunakan activewear berupa sportbra yang dibalut dengan running jacket berwarna maroon dan full-length legging yang membalut kakinya dengan sempurna. Ia menoleh sejenak pada lelaki yang masih tertidur pulas di ranjang, sebelum akhirnya beranjak keluar.

Rencananya ia akan menghabiskan pagi di fitness room tapi entah kenapa tiba-tiba tubuhnya sudah berjalan keluar rumah. Kompleks perumahannya sepi dengan jalan-jalan yang lenggang, namun ia tahu bahwa rumah-rumah mewah dengan pagar tinggu disana semuanya berpenghuni. Hingga Ada merasa kembali membanggakan keputusannya karena telah membeli rumah di daerah itu, ia tidak perlu was-was jika ingin menghabiskan sedikit waktu di luar rumah.

Tubuhnya terus berlari tanpa arah, hingga tiba-tiba ia sudah berada di ujung kompleks. Ada berhenti dengan nafas terengah. Ia mencoba mengatur nafasnya dan mulai berjalan pelan ke arah kembali ke rumah. Peluhnya berucuran, ia mengusapnya dengan ujung jaket. Ada melirik ke smartwatchnya dan menyadari bahwa telah berlari jauh sekali.

Saat ia melewati rumah bernomor 112, gerbang rumah itu terbuka hingga Ada secara tidak sengaja menolehkan kepala ke halaman rumah itu. Disana terdapat mobil terparkir di tengah halaman luas, tiba-tiba seorang anak perempuan kecil berlari ke arah seorang laki-laki yang tadi sedang berjalan menuju mobil tersebut. Lelaki itu berhenti ketika mendengar suara teriakan seorang perempuan yang berusaha menyusul anak perempuan sebelumnya.

Lelaki itu mungkin sepantaran dirinya. Dengan tenang dan tawa yang renyah, lelaki itu menangkap anak kecil yang tadi berusaha menyusulnya, sementara perempuan yang tadi histeris kini diam terengah dan menatap marah pada anak perempuan dan laki-laki yang menghadapnya. "Aleyshia! Kamu nakal ya! Mommy bilang jangan berlari! Kamu ini memang bandel seperti Daddymu!" sungut perempuan itu mendekati mereka. Sementara lelaki yang sepertinya adalah suami perempuan tersebut berbisik kepada anak perempuan yang sedang ia gendong, lalu mereka terkikik bersama. Perempuan yang menyebut dirinya Mommy tadi seketika memberikan jeweren ke telinga dua orang yang masih saja terkikik itu, hingga mereka terkikik bersama dalam pelukan sang lelaki.

Ada tersadar, dan kembali melanjutkan perjalanannya. Ia raba dadanya, entah mengapa rasanya menghangat dan ia ingat betul bahwa ia sempat tersenyum mengamati keluarga kecil tadi namun sekali lagi ia berusaha mengeyahkannya. Ia harus mengenyahkannya.

***

"Hi, honey! I thought you got new job," sapa Leon tepat di depan pintu ketika Ada memasuki rumahnya. Lelaki itu mengenakan apron berwarna putih, dengan bertelanjang dada. Penampilannya tentu saja membuat Ada mengernyit, lalu terkekeh.

"Model pakaian baru?" ejek Ada yang tengah menuang air ke dalam gelas, lalu menghabiskannya dalam sekali minum. Perempuan itu berjalan hendak menaruh gelasnya ke dalam sink tapi malah teralihkan dengan kompor yang mengepul. Leon tengah memasak?

"Aku seksi bukan," puji Leon kepada dirinya sendiri dengan bergaya mempertontonkan otot bisepnya. Melihat Ada yang sepertinya malah fokus pada kondisi dapurnya, Leon akhirnya berdeham samar. "Kukira kamu pergi, jadi aku sedang bereskperimen,"

Resident Evil Angsty LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang