[32] When We Put Our Ego

397 28 27
                                    

.
- When We Put Our Ego -
.
-
Update cepet nih, seneng nggak? Soalnya nggak tau nanti weekend bisa update apa engga, wkwk.

Btw, Merry Christmas buat kalian yang merayakan! May God give your Christmas full of happiness and joy

Btw, Merry Christmas buat kalian yang merayakan! May God give your Christmas full of happiness and joy✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ranjang berderit tiba-tiba, disusul suara langkah yang terburu. "Hoekk, uhukk!" Ada kembali merasakan serangan mengerikan di perutnya. Meskipun semalam rasanya semua berangsur membaik, tapi pagi ini entah mengapa gejolak itu muncul lagi. "Hoekkk" Sekali lagi Ada berusaha memuntahkan sesuatu dari perutnya.

"Hey, still feeling bad, Hun?" ujar Leon yang ternyata ikut terbangun dan menyusul Ada ke kamar mandi. Lelaki itu memegang tubuh Ada, berjaga jika perempuan itu kembali limbung sembari mengusap tengkuknya pelan. "We should call Dr. Freeman,"

"Oh, no need. Lambungku memang sering bermasalah, aku tahu harus melakukan apa," sahut Ada. Leon semakin mendekat, memeluk Ada erat sembari menopangkan dagu pada pundak Ada. "Bagaimana jika bukan karena lambung?" rancau Leon sembari mengusap perut Ada pelan.

"What do you mean?"

"Entahlah, lupakan," jawab Leon dengan gelagat aneh yang dapat Ada tangkap melalui kaca wastafel. Ada jadi tersadar akan sesuatu. "Leon, what are you doing?"

"Huh? Doing what?" Leon melepas pelukannya dan sedikit memundurkan badannya karena bingung. Sementara itu Ada benar-benar mulai tersadar, iapun mengepalkan tangan. "Honey, hey, what's up?" desak Leon yang mengamati perubahan gestur perempuan di depannya.

"You are asshole!" bentak Ada, ia bergegas membuka kabinet mencari benda—yang sudah beberapa waktu ia konsumsi dengan panik. Tidak menemukan apa yang ia cari, Ada berlari keluar berusaha melihat kalender, sedangkan Leon terperangah kebingungan.

"Ada, kamu kenapa?" susul Leon yang mendapati tubuh Ada yang terduduk di lantai di dekat meja kerjanya. "Hun,"

Ada menatap Leon, dengan lelehan air mata. Mendapati Leon yang menatapnya khawatir, Ada semakin tersulut emosi. Ketika Leon hendak berjongkok, Ada malah menarik kerah baju Leon lalu mengarahkan satu tamparan keras ke pipi kanan lelaki itu. Leon jatuh terduduk menghadap Ada dengan wajah pias. "Wh-what happen? Aku salah apa?" tanya Leon bingung.

Ada malah menduduki tubuh Leon, mencengkeram leher lelaki itu hingga tubuhnya rebah sepenuhnya. Bola mata Leon bergerak ke kanan dan kiri berusaha menangkap pandangan Ada, menghiraukan cengkeraman pada lehernya namun Ada hanya melotot, menatapnya penuh dengan amarah. "Kamu merencanakan semua ini, Leon,"

Resident Evil Angsty LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang