[34] When We Can't Carry Our Hope

319 23 15
                                    

.
- When We Can't Carry Our Hope-
.
-
Hallooow! Gimana nih part kemarin? Lanjutin gak ya? Kita mau menuju konflik nih.
-

Gemuruh angin yang cukup kencang membuat ranting-ranting saling bertubrukan, Ada harus memperhatikan sekitar jika tidak ingin tertimpa ranting patah. Cuaca di Kachina Village cukup buruk malam ini, namun Ada harus tetap menjalankan rencananya.

Setelah berbohong kepada Leon dan berjanji akan kembali dalam tiga hari, Ia membulatkan tekadnya. Malam ini ia harus berhasil menculik anak salah satu Jenderal yang saat ini tengah berlibur di Coconino County. Wilayah yang tepat karena jauh dari jangkauan para jenderal.

Ada berjalan mendekat menuju sebuah pondok kayu yang berada di tengah hutan. Sejauh pengawasannya, hanya terdapat 5 orang pemuda disana. Ia hanya perlu membius mereka lalu membawa seorang pemuda bernama Thomas.

Rencana yang ia susun selama bertahun-tahun akan ia mulai malam ini. Ada akan menculik keluarga para jenderal satu persatu, memaksa mereka menuruti permintaannya sebelum akhirnya menjebak mereka dengan membuka kebusukan mereka di depan masyarakat. Ada harus menempatkan para jenderal pada posisi dimana mereka tidak dapat mengelak lagi kalau mereka menyalahgunakan bio-weapons.

Lampu pondokan mulai berganti redup, Ada menunggu beberapa waktu memastikan kelima pemuda itu sudah tertidur pulas. Ia berjalan mendekat, mengendap-endap. Pintu kayu di bagian belakang pondokan itu dapat Ada buka dengan mudah, tanpa sedikitpun kegaduhan.

Kakinya menyusuri lorong kecil sebelum mengarah ke ruang tamu, namun tiba-tiba suara berisik terdengar dari luar. Terdengar kasak-kusuk dari luar, tubuhnya langsung terjaga. Apakah mereka terbangun? Tidak, Ada yakin itu karena suara itu berasal dari luar.

Dengan tenang ia berjalan mendekati jendela, membuka tirainya sedikit. Di luar gelap, namun Ada dapat menangkap sosok-sosok yang berjalan pelan menuju pondokan. Ia berusaha memfokuskan kontak lens yang ia gunakan, dan memperbesar objek. Nafasnya tercekat.

"Shit!"

Ada berlari menuju tangga yang menghantarkannya pada ruang luas tempat tidur kelima pemuda tadi. Mereka tertidur pulas di atas ranjang yang berdekatan. Dengan tergesa, Ada berjalan menghampiri mereka satu-persatu.

"Bangun! Cepat bangun!" desaknya terburu sembari menggoyang tubuh anak-anak itu. "Tolong cepat bangun!"

Mereka terbangun dengan wajah kaget dan kebingungan. "Tidak ada waktu menjelaskan, hello! Attention please!" ujarnya sedikit jengkel karena ada salah satu pemuda yang hendak kembali berbaring.

"Kita harus segera keluar dari tempat ini kalau tidak ingin mati sia-sia. Cepat kemasi barang berharga kalian!" perintah Ada tanpa basa-basi.

"Tapi siapa kamu? Kenapa kami harus mempercayaimu?" tanya pemuda yang Ada tahu betul namanya adalah Thomas.

"Kalau ingin mati silahkan tetap disini, aku tidak suka basa-basi! Semoga beruntung " Ada hendak pergi, namun pemuda lain berambut pirang berdiri dan berteriak, "Tu-tunggu! Aku ikut denganmu, Madam," Pemuda itu mirip Leon, terpaksa bibirnya terangkat sedikit ketika mengingat pertemuan pertama mereka yang hampir mirip seperti ini. Ada jadi ingin segera pulang.

Keempat pemuda lain kebingungan, namun satu dari mereka tiba-tiba bergidik dan berteriak setelah melihat ke arah luar, "Makhluk apa itu?!"

Resident Evil Angsty LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang