[33] When We Fool Each Other

462 34 15
                                    

.
- When We Fool Each Other -
.
-
Halo cinta🫶🏼 Semoga kalian kaya raya selalu ya,
-

Derit kursi terdengar nyaring walaupun pergerakannya hanya beberapa senti. Ada merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku karena berjam-jam duduk di depan layar komputer. Ia memutuskan mengurung diri di markas, tidak pulang ke rumah semalaman.

Ada memilih menyusun data-data baru untuk pekerjaannya, berusaha menyibukkan diri daripada terjebak kembali memikirkan Leon dan apa yang tengah terjadi pada tubuhnya. Namun ketika hendak beranjak menaruh map, terasa nyeri hebat di sekujur tubuhnya. Ia hendak terjatuh namun masih sempat menahan tubuhnya dengan kedua tangan yang bertumpu pada meja.

Tubuhnya mulai bergetar, keringat mulai bercucuran. Sementara itu pandangannya mulai mengabur. Kepalanya juga terasa berat. Lagi-lagi, tanpa kehendak, Ada meneteskan air mata padahal segenap dirinya merasa tak ingin menangis, seolah ada kehendak lain yang sudah menguasai tubuhnya.

"Leon,"

Dengan tubuh yang bergetar hebat,  Ada lagi-lagi berjuang sekuat tenaga untuk keluar dari markasnya. Nafasnya tersengal ketika ia dapat mencapai mobil. Mengatur nafasnya terlebih dahulu, ia sejenak memejamkan mata, berusaha setenang mungkin menahan rasa sakit. Ketika merasa tubuhnya lebih terkendali, Ada mulai melajukan mobil.

***

Leon tidak bisa sedetikpun memejamkan mata. Deringan telepon yang terus berdengung ia acuhkan ketika ia tahu bukan Ada yang menghubunginya, sekalipun itu Hunnigan yang sudah berusaha menghubugi dirinya puluhan kali. Leon tidak peduli dengan segala pekerjaannya, karena yang ada di dalam pikirannya hanya Ada dan... Entah Leon harus menyebutnya apa.

Ada kembali pergi, entah kemana. Leon tidak mungkin bisa menahan perempuan itu kemarin, jika ingin tetap melihatnya lagi. Leon tahu, hubungan mereka bukanlah hubungan yang mudah, tapi Leon tidak sekalipun ingin menyerah.

Yang tidak Leon pahami, mengapa... Mengapa Ada semarah itu? Mereka masih bisa membicarakan semua dengan baik-baik, terlepas perbuatan lancang yang telah ia lakukan. Semalaman Leon mengutuki diri karena lagi-lagi terlalu gegabah dalam melakukan sesuatu. Rasanya ia selalu tidak waras jika itu menyangkut perempuan bernama Ada Wong.

Saat hendak mengambil air, Leon mendengar pintu unit mereka dibuka. Ia tergopoh menuju pintu, dan benar saja, itu Ada. Namun, perempuan itu terlihat pucat dengan badan sempoyongan. Bahkan Leon menangkap bahwa Ada tidak mengenakan heels yang terakhir ia kenakan. Ia segera berlari untuk menangkap tubuh yang berjalan dengan usaha keras merambat dinding.

"Hei, kamu masih sakit. Let me carry you," izin Leon sebelum membopong Ada ke dalam kamar. Leon merebahkan tubuh itu dengan pelan. Lalu membenarkan posisi tubuh dan bantal agar Ada merasa nyaman.

Tanpa banyak kata, Leon melepaskan pakaian Ada dengan telaten. Berlari kecil ke kamar mandi untuk mengambil air hangat untuk membasuh tubuh perempuan yang saat ini masih mengernyitkan wajahnya, tanda tengah kesakitan. Leon mengusap pipi Ada sejenak, memberikan kecupan singkat sebelum memakaikan sepasang piyama berwarna merah ke tubuh mungil perempuan berambut pendek itu.

"I'll call Dr. Freeman," ucap Leon setelah selesai membantu Ada dengan segala sesuatu, termasuk sarapan perempuan itu. Ada baru saja menandaskan semangkuk sup tanpa bicara sepatah katapun.

Resident Evil Angsty LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang