1 : The Fortoitus Event

1K 56 2
                                    

[Beginning]

From : C013
To : Ada Wong
10 pm at lounge

"Sigh...Let's see, Let's play another game"ucap perempuan yang tengah menatap ramainya jalanan Washington dari sebuah gedung di malam hari.

Tidak ada yang benar-benar mudah, dan benar-benar menyenangkan menjadi seorang mata-mata seperti Ada. Atau memang sebenarnya tidak mudah dan tidak menyenangkan, namun Ada enggan menganggapnya demikian.

Ada mengamati orang-orang yang berlalu lalang di tengah padatnya kota. Sebagian besar orang-orang bersama entah teman,
keluarga, teman kerja, atau mungkin pasangan. Begitulah seharusnya kehidupan, bukan? Ada tersenyum.

"Story of my life, ya kan Leon?"

Ada merasakan hatinya menghangat ketika mengingat pria itu. Pria yang pernah ia cium 6 tahun lalu, pria yang pertama kali menampakkan raut khawatir terhadapnya, juga pria yang menangis untuknya. Ada jadi teringat pertemuan mereka 6 bulan yang lalu, yang sempat membuatnya bertindak bukan seperti Ada biasanya. Ada menertawakan pertemuan mereka yang lagi-lagi dalam rangka menjalankan misi masing-masing. Memang apa yang boleh Ada harapkan? Pertemuan di kafe seperti orang-orang biasa, tentu tidak mungkin.

"Aku bahkan tidak bisa bebas datang ke kafe atau tertawa lepas seperti mereka di bawah sana, tapi aku juga yang paling tahu kalau mereka bisa kapan saja berubah menjadi makhluk paling mengerikan di muka bumi, story of my life,"

'bip...bip...bip' smartwatch di tangan kiri Ada berkedip.

"Show time"

Ada keluar dari kamar yang ia tempati kemudian menuruni tangga darurat untuk sampai di sebuah pintu besi lalu memasukinya. Ia menyusuri lorong-lorong dengan banyak pintu yang memiliki desain interior serupa bergaya renaissance dari lobi sampai lantai teratas, termasuk tempat dimana lounge yang ia tuju berada . Sampai di sebuah pintu ganda dengan warna dasar merah dan emas, Ada masuk ke dalamnya.

Sangat berbeda dengan suasana di jalanan kota Washington yang ramai, lounge dengan langit-langit berwarna emas penuh chandelier dan furnitur yang kesemuaanya bertema merah-emas itu sepi.  Tidak heran jika kliennya memilih tempat ini karena cukup privat, pikir Ada. Hanya terdapat kurang lebih 5 orang pengunjung di dalam lounge yang mungkin berkapasitas untuk 150 orang itu. Ada hendak berjalan menyusuri lounge sebelum akhirnya ia dihampiri seorang laki-laki berjas lengkap.

"Ms. Wong, silahkan ikuti saya,"ujar laki-laki itu.

Ada diarahkan ke ruangan yang berada lebih ke dalam. Ia kembali melalui lorong-lorong yang masih serupa dengan ruangan utama. Hingga akhirnya laki-laki itu mempersilakan Ada masuk ke dalam ruangan dengan pintu kaca buram, yang tentunya ruangan itu hanya bisa diakses oleh tamu-tamu naratama.

"Long time no see, Ms. Wong" sambut seseorang tepat ketika Ada masuk ruangan.

-

Leon duduk di bar dengan ditemani sebotol samuel adams yang hanya tersisa seteguk. Ia menopang kepala dengan kedua tangannya. Entah karena efek bir yang dia minum atau karena hal lain, tapi malam ini kepalanya terasa berat sekali.

"Hey bro, how was the meeting?"ucap seseorang yang tiba-tiba duduk di samping Leon disertai tepukan di punggungnya.

"Kamu tahu aku tidak membahas pekerjaan di luar jam kerja, Sam"jawab Leon ketus.

Sungguh malam ini Leon hanya ingin menghabiskan beberapa botol bir, lalu tidur. Tanpa ada gangguan. Tanpa ada percakapan dengan siapapun, tanpa terkecuali. Tapi sepertinya memang hidup Leon tidak akan pernah bisa sesuai dengan keinginannya, sekalipun soal tidur dan minum bir.

Resident Evil Angsty LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang