15 : The Distrubing

538 44 8
                                    

Ciao, tiba-tiba pengen apdet. [diedit sesempatnya, typo bertebaran]

Ternyata memang tidak ada kesenangan yang bertahan lama, Leon pikir kali ini ia akan benar-benar dapat menikmati liburannya selama beberapa bulan tanpa ada gangguan, namun tepat setelah ia membantu Ada mengusap tisu ke muka perempuan yang penuh dengan cairannya itu, ia mendapatkan panggilan untuk terbang ke Eropa secara tiba-tiba.

Sudah 3 hari Leon berpisah dengan Ada, namun tidak ada satupun pesan dari perempuan itu, tentu saja ia resah meninggalkan Ada sendirian padahal perempuan itu masih sakit. Sejujurnya, seminggu bersama Ada membuat Leon terlena. Ia merasa hidup sebagai manusia pada umumnya, di sebuah rumah bersama orang yang ia cintai, melakukan hal-hal sederhana seperti memasak, menonton televisi dan seringkali bertengkar kecil—lebih tepatnya Ada memarahi Leon karena hal-hal kecil yang sangat Leon syukuri.

Leon sempat lupa dengan segala mimpi buruk yang selama 9 tahun ia miliki, karena bersama Ada rasanya segala ketakutan yang ia miliki menghilang, sekalipun rasa ketakutan akan perpisahan dengan Ada. Bagi Leon, keberadaan Ada oase sekaligus obat terampuh untuk dirinya jadi jangan salahkan apa bila 3 hari ini terasa sangat menyiksa bagi Leon yang telah terbiasa menemukan wajah Ada di sampingnya setiap bangun tidur.

"This is our meal, Agent"ujar Freddy, seorang Letnan yang bergabung dalam operasi khusus yang Leon ikuti.

"Thanks, Liutenant" Leon menerima piring yang sebelumnya diangsurkan sang Letnan.

"Sepertinya, kita akan kedatangan tamu," Freddy dengan cepat telah menandaskan makanannya.

"Siapa?"

"Kurasa kamu mengenalnya, Leon. She'll come— Oh, she comes"

"Hi, Leon. Long time no see" sapa seorang perempuan di balik punggung Leon.

*

"Ya! Memang sudah seharusnya aku mengurung diri disini untuk mengganti hutangku selama seminggu berleha-leha di rumah" Ia berjalan ke rak untuk memasukkan satu map yang sudah selesai ia tata ulang.

"Siapa juga yang mau terus-terusan di rumah bersama lelaki itu? Memang sewajarnya bekerja seperti ini!" Perempuan itu kembali berjalan ke arah komputernya membawa map lain yang lusa sudah ia tata dengan baik dan benar.

Ada mulai mengeluarkan file-file yang ada di map lalu berusaha membacanya. Satu detik, dua detik, tiga detik.

"Ah sial! A-ku, merindukannya"desahnya meletakkan kepala ke meja.

"Ada, you are over your thirties so dont act like a teen!"

Ada berusaha sekali lagi mencari kesibukan lain dan sudah meninggalkan file yang sebelumnya ia keluarkan dari map. Ia menatapi komputer yang ada di depannya, membuka semua email yang belum ia baca. Sejak Leon tiba-tiba tinggal di rumahnya, Ada berhenti menerima tawaran pekerjaan sementara waktu, dia mengklaim jika ingin memulihkan lukanya terlebih dahulu, namun ia juga sangat tahu bahwa itu hanya alibi agar waktunya dengan Leon tidak terganggu seperti yang terakhir kali.

"Aku berhenti menerima pekerjaan saja pekerjaanku masih sebanyak ini, bagaimana jika kemarin aku tetap bekerja?!" bela dirinya sendiri lagi untuk menangkis perasaan rindunya.

Mata Ada terhenti di salah satu email yang masih melampirkan aktifitas pesan seseorang yang pernah ia sadap, Ada hendak menonaktifkan sistem peretas pesannya namun ia tertarik dengan pesan terakhir yang seseorang itu kirim.

"Ssssh! Perempuan ini!"umpat Ada dengan tangan terkepal.

*

Pada hari ke lima Leon akhirnya dapat kembali ke US, itupun harus disertai rentetan laporan, dan berbagai pemeriksaan kesehatan setelahnya, belum lagi jika dirasa perlu dikarantina, ia bisa menghabiskan waktu lebih lama. Namun untung saja ia dapat menyelesaikan semua dalam dua jam, hingga ia bisa langsung pulang ke apartementnya.

Resident Evil Angsty LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang