21 : The Resolution [End]

571 53 13
                                    

Siapa yg ngira udah end, hayo?

Nih puas2in 2k kata lho, krn sbenernya tuh emg harus end chapter kmrn tp aku males jd aku bagi 2. Enjoy!

Mana nih suaranya??? Awas aja gak pada berisik aku ngambek, canda❤️‍🔥

———

"Okay, Ada. As you wish, I'll disappear," ucap Leon dengan penuh kesungguhan. Mereka saling memandang, saling terjebak dan membaca netra sebelum satu titik air mata Leon terjatuh. Lelaki itu mengangguk dan berjalan keluar.

Sebelum benar-benar pergi, lelaki itu berbalik. Berlari dan merengkuh tubuh yang masih luruh di lantai. Mengerahkan usaha terakhirnya untuk membuat perempuan itu merasa lebih baik.

"Forgive me, atas ketidakmampuanku memahamimu, Ada. Jika memang kita harus berakhir, tolong jangan seperti ini. Tolong jangan terganggu dengan kepergianku, tolong jangan sakit. Aku yang harus merasakan sakitnya merindukanmu, kamu hanya perlu membenciku. Dengan begitu, aku bisa menghilang."

"Jika di masa yang akan mendatang, kamu lelah dan tidak memiliki tempat dimanapun, perbolehkan aku untuk kembali jadi rumahmu pun jika aku masih pantas menerima kesempatan itu. Kapanpun itu, aku akan di tempat yang sama dan dengan perasaan yang sama. Jikapun tidak, kuharap kamu selalu baik-baik saja. I love you, Ada. Once again, forgive me,"

Leon hendak memberikan kecupan terakhir ke puncak kepala Ada, namun ia menyadari bahwa ia tidak pantas. Tubuh di pelukannya tidak memberikan respons apaapun entah terhadap pelukan ataupun ucapannya, hingga ia akhirnya menyimpulkan bahwa perasaan Ada sudah benar-benar tertutup untuknya.

Leon tidak punya keberanian dan kegilaan untuk tinggal lebih lama. Ia pun melepaskan rengkuhannya, dan menyadari bahwa sedari tadi Ada tengah menutup mata—juga menutup segala dirinya. Leon beranjak, berjalan dengan segenap rasa hancur yang ia ciptakan sendiri di waktu lalu.

Pintu tertutup. Hubungan tidak bernama milik mereka usai.

Ada tidak menangis. Benar dugaan Leon, Ada telah menutup kembali segala dirinya dari dunia. Ia telah kembali menjadi Ada Wong yang dahulu, dingin dan tertutup, sekaligus misterius. Setahun bagi Ada adalah waktu yang panjang, untuk berfikir dengan tenang dan akhirnya memutuskan, bahwa memang mereka harus berakhir.

Di tengah sesak yang masih melingkupi perasaannya, Ada menghelaa nafas berusaha merelakan semuanya. Seperti yang ia rencanakan. Ia hanya perlu merelakan semua seperti yang lalu-lalu, karena sampai kapanpun dirinya tidak berhak hidup dengan baik.

"See you when I see you, Leon Scott Kennedy"

***

Waktu berjalan. Detik-detik berkumpul menjadi tahun-tahun yang berlalu. Musim semi tak ubahnya seperti penghujung tahun yang selalu mencekam dan dingin. Begitu juga musim-musim lain, tak ubahnya hanya penanda waktu yang menunjukkan bahwa hidup terus berjalan.

Seperti janji yang Leon ucapkan, lelaki itu menghilang. Bayang dan kenangannya akhirnya kalah oleh waktu dan segala pekerjaan. Meskipun masih beberapa waktu di malam panjang penghujung musim dingin, Ada mengingat sosok itu, hanya untuk mengingat bahwa hidupnya pernah sedikit berbeda.

Memang butuh waktu yang lama, untuk akhirnya memahami bahwa pilihannya untuk berhenti adalah pilihan terbaik. Perpisahan tidaak pernah mudah dan indah, namun kadang perpisahan juga merupakan guru terbaik untuk merawat luka.

Sejak perpisahan itu, Ada merasa lebih hidup. Ia akhirnya berani untuk mengakui segala kerapuhannya. Ia sudah tak segan untuk sesekali menyesali keputusannya berpisah dengan Leon, atau menangis ketika dadanya tersedak rindu. Namun disisi lain, dia juga kembali belajar untuk menahan diri agar tidak merusak keputusan yang dia ambil. Sekuat apapun keinginannya menemui lelaki itu, atau melampiaskan kerinduannya dengan menyewa lelaki lain, ia mulai belajar untuk mengalihkannya.

Resident Evil Angsty LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang