13 : The Move

529 44 13
                                    

"Berapa nilaiku kali ini?"tanya Leon ketika tengah mengusap selangkangan Ada dengan handuk hangat.

"Apa harus menanyakan itu sekarang?!"bentak Ada. Ia tak kunjung terbiasa dengan kebiasan Leon yang akan membilas tubuhnya dengan air hangat selepas aktifitas panas mereka.

"Kamu malu?"goda Leon.

"Shut up! I wanna sleep"

"Aku tidak akan membiarkanmu tidur sebelum menjawabku," Leon meninggalkan kecupan di paha dalam Ada yang membuat perempuan itu mau tak mau melenguh.

"Fine! Cepat selesaikan, aku akan memberitahumu,"

Leon bergegas mengembalikan handuk basah beserta baskom berisi air hangat ke dalam kamar mandi. Ia membantu Ada memasang hip joint support di pinggul lalu memakaikan kembali gaunnya setelah itu menata bantal agar posisi Ada nyaman. Hingga akhirnya ia menidurkan tubuhnya di sisi perempuan itu.

"Berapa?"

"Kita bahkan tidak bercinta, kenapa kamu ingin sekali aku menjawab pertanyaan konyolmu itu?"jawab Ada sembari mencari kehangatan ke dalam pelukan Leon meskipun sedikit kesusahan karena rusuk dan pinggulnya.

"Aku ingin tahu apakah aku sudah cukup memuaskanmu atau tidak,"

"Leon! Stop being so—"

"So, what?"Leon menghujani pipi Ada dengan kecupan.

"Argh!"ringis Ada ketika ia bergerak terlalu banyak.

"Maaf. Okay, I'll stop. Mari tidur, nanti akan kumasakkan makan siang paling lezat untukmu,"

Entah sejak kapan Ada mulai menyukai kegiatan tidur. Sepanjang hidupnya, tidur adalah kegiatan paling melelahkan karena setiap terlelap semua kenangan buruk yang tersimpan di dalam benaknya akan muncul ke permukaan. Tapi semenjak Leon dan kehangatannya menemani, Ada sudah tak ragu lagi untuk memejamkan mata, seperti kali ini, tanpa pergolakan ia segera terlelap dalam rengkuhan sang lelaki.

-
Leon menggerakkan tubuhnya dan seketika terjaga. Ia meneliti sekeliling dan mencari sosok yang harusnya masih di pelukkannya. Pukul 12 siang. Ia bergegas keluar kamar dan segera memelankan langkah ketika mendapati seseorang yang ia cari tengah sibuk di dapur.

"Kenapa mukamu seperti itu?"tembak Ada ketika melihat Leon yang tergesa seperti orang kesetanan.

"Kukira, hmm, sudahlah. Apa yang kamu lakukan?" Leon memasuki area dapur.

"Are you blind or something?" jawab Ada ketus.

"Tampaknya servisku memang obat yang ampuh, kamu langsung sembuh jika dinilai dari kata-katamu yang sudah kembali ketus."

Ada hanya mendengkus dan tetap melanjutkan pekerjaannya yang hampir selesai. Tanpa perlu diminta Leon dengan sigap membantu Ada menata makanan dan perlengkapan makan di kitchen island. Tak berapa lama mereka sudah duduk berhadapan.

"Hehe, melihat kemampuan memasakmu aku jadi malu karena menyombongkan diri akan memasakkan sesuatu yang lezat. Ini enak sekali."puji Leon setelah menyuap makanannya beberapa kali. Ada diam saja namun pipinya bersemu merah dan senyum tipisnya terbit.

"Tubuhmu tidak sakit dipakai bergerak?"tanya Leon khawatir.

"Leon, berhenti khawatir. Aku bukan anak kecil. dr. Freman memintaku tidak banyak berbaring, jadi kurasa akan lebih baik jika aku banyak bergerak"

"Tidak sebanyak ini juga kurasa. Bergerak berlebihan akan membuat pinggul dan rusukmu lama pulih,"

"Cukup,  Leon!"bantah Ada. Leon yang terkejut karena tiba-tiba dibentak Ada akhirnya diam berusaha menghabiskan sisa makanan di piringnya.

Resident Evil Angsty LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang