37. Tawaran Setan

167 9 18
                                    

Semakin lama, hujan semakin deras mengguyur bumi di tengah malam yang sunyi. Nyaris dua jam lamanya hujan tetap setia menemani jasad seorang gadis yang terbujur kaku di bawah gelapnya cakrawala. Sudah tidak ada lagi harapan untuk hidup, kondisinya begitu mengenaskan, warna kulit berubah menjadi warna merah, bahkan bagian kepalanya terbelah dua hingga menampakan organ dalam yang mencuat keluar.

  Tidak ada satu pun manusia yang mengetahuinya, hanya makhluk 'tak kasat mata, rerumputan dan tanaman sejenis lainnya, serta Sang Khalik yang menyaksikan betapa tidak adilnya dunia merenggut nyawa gadis itu. Dunia membiarkan dia mati ditangan orang-orang keji yang telah memporak-porandakan kehidupannya selama ini. Padahal semasa hidupnya gadis itu memiliki harapan tinggi bahwa suatu saat nanti ia pasti akan dihargai dan dianggap keberadaannya oleh penduduk bumi. Namun, harapan itu sirna kala dunia tidak mengijinkannya.

  Arwah gadis itu melayang di udara. Dia menatap sendu atas kematiannya. Ada secuil rasa dendam dalam diri ketika mereka dengan keji memfitnah serta menghabisinya begitu saja. Diibaratkan seekor hewan yang tidak berakal, seperti itulah perbuatan manusia yang mengedepankan nafsu ketimbang hati nurani.

  Dia terlihat menangis meratapi kematiannya. Meskipun sebelum pergi ia sempat berusaha untuk berlapang dada menerima semua takdir yang menimpa. Akan tetapi, tidak semudah apa yang diucapkan. Rasa ikhlas itu tidak ada dalam hatinya, ia hanya berusaha, tapi buktinya  hanyalah dendam bergejolak dalam dada.

  Andai dia memiliki kekuatan super, dia ingin membalaskan dendamnya detik ini kepada mereka. Agar mereka tahu betapa sakit dan hancurnya ketika banyak orang-orang yang menindas tanpa belas kasih. Ya, arwah Agni ingin membuat hidup mereka hancur secara perlahan seperti hidupnya. Dia ingin semua penderitaannya menimpa mereka agar mereka sadar bahwa hidup itu bukan untuk saling menghancurkan satu sama lain, melainkan saling melindungi, menyayangi, mencintai dan berjalan di jalan yang benar. Akan tetapi, apalah daya, kini dirinya hanyalah sosok arwah yang tidak bisa bergerak bebas Karena Tuhan akan menempatkannya di alam Barzakh.

  Makhluk lain rupanya mengetahui apa yang dirasakan oleh arwah Agni, begitu pula dari bangsa jin, dia tahu betul apa yang saat ini Agni inginkan, hingga membuat ia tersenyum senang ketika mendapati mangsa yang akan dikelabuinya.

  Dia menghampiri arwah agni dalam wujud bayangan hitam.  Arwah Agni tidak menyadari bahwa dirinya tengah diamati oleh makhluk tersebut. Hingga akhirnya asitensi dia teralihkan saat mendengar suara tidak dikenal.

  "Kamu mau balas dendam?" tawar makhluk itu.

  Arwah Agni menoleh  menatap ke arah makhluk itu yang tak lain adalah Ifrit salah satu jin kafir yang memiliki kekuasaan tertinggi yang dianggap sebagai raja jin.

  "Kalau kamu mau, aku akan membantumu," lanjutnya.

Agni masih bergeming. Dia tidak merespon sedikit pun.

  Melihat mangsanya hanya diam, dia mulai kesal. Namun, bukan Ifrit namanya jika harus menyerah begitu saja. Dia akan melakukan ribuan cara guna menyesatkan keturunan nabi Adam a.s hingga kiamat tiba.

  "Asal kamu tahu, perbuatan mereka perlu dipertanggung jawabkan atas apa yang selama ini mereka lakukan. Jadi sudah sepantasnya jika kamu membalaskan semua dendam atas rasa sakit yang selama ini kau pendam." Ifrit memulai aksinya.

  "Disaat kamu dibuli, disiksa nyaris mati, difitnah melakukan perbuatan keji bahkan dibunuh seperti ini. Apakah kamu mau diam saja tanpa melakukan pembalasan? Hidup itu penuh keadilan, sudah semestinya kamu menuntut mereka untuk meminta keadilan dengan cara balas dendam."

  Arwah Agni tidak bersuara. Dia mencerna dan menyimak perkataan dari Ifrit barusan.

  "Jika Tuhan tidak memberikan keadilan pada hidupmu yang membuat arwahmu tidak tenang, maka aku bersedia membantumu untuk menegakkan keadilan itu," lanjutnya. Dia mulai mengeluarkan kata-kata penyesatan agar arwah Agni menyalahkan Tuhan. Padahal nyatanya ketika dia mati dalam keadaan didzolimi, maka semua dosa yang ditanggungnya berpindah kepada orang-orang yang berbuat dzolim kepadanya.

  Namun, rupanya Ifrit berhasil menyesatkan Arwah Agni. Terlihat dari wajahnya yang mulai tertarik dengan apa yang Ifrit ucapkan.

  "Bagaimana?" tanya Ifrit memastikan.

  Sejenak Agni berpikir hingga akhirnya dia mengangguk mengiyakan. "Caranya?" Arwah Agni tampak bingung.  "Aku tidak bisa melakukannya karena ruhku akan kembali pulang," ucapnya penuh kecewa.

  Ifrit tersenyum senang, akhirnya dia mendapatkan teman yang akan menemaninya di neraka kelak. "Mudah. Kau tidak perlu khawatir."

  Ifrit mulai menjelaskan bagaimana caranya agar Agni bisa membalaskan dendamnya. "Memang bukan kamu yang akan membalaskan dendam itu melainkan bangsa kami."

Arwah agni tampak diam. Dia sungguh tidak mengerti.

"Bukankah kau terlahir bersama Qarin, sosok jin yang menemanimu sejak lahir hingga saat ini," jelasnya.

"Apa hubungannya Qarin dengan aku?" tanya ruh Agni yang semakin tidak mengerti.

Ifrit merutuki, ternyata manusia memanglah bodoh. Untung saja bangsanya tidak bersujud kepada Adam, ya meski ujung-ujungnya mereka harus diusir dari surga. "Qarin yang akan membalaskan dendamu, Agni. Karena ia bisa merubah wujudnya sama persis seperti kamu, baik itu perilaku, ucapan, dan lain-lain," jelasnya lagi, semoga kali ini ia bisa mengerti.

Arwah Agni mengangguk saja. Namun, ada suatu hal yang mengganjal di hatinya membuat ia bertanya kembali. "Kenapa Qarin bisa meniruku?"

Ifrit merasa tidak habis fikir dibuatnya. Namun, demi rencananya ini ia rela menjelaskan kembali agar manusia ini mengerti. "Bukankah aku sudah mengatakannya bahwa Qarin menemanimu sedari lahir?" Ifrit bukannya menjelaskan, ia malah melemparkan pertanyaan. Agni mengangguk saja sebagai jawaban. "Makannya ia bisa menirumu karena ia tahu kehidupanmu seperti apa," lanjutnya. Yang berhasil membuat Arwah Agni mengangguk faham seraya menyunggingkan bibirnya. sepertinya menarik jika digunakan untuk membalaskan dendamnya, pikirnya.

 
"Tidak semudah itu, ada syarat yang harus kau penuhi," jelas Iprit. Ia tahu jika arwah manusia dihadapannya mulai tertarik.

"Apa?" tanyanya. "Apakah suatu perkara yang sulit? Jika iya, maka aku menolaknya," ungkapnya.

Ifrit menyeringai. "Cukup mudah, kamu tinggal menumbalkan satu orang untuk dijadikan teman kita nantinya, semisal orang tuamu. Dan satu lagi, Kau tidak perlu menyembah Tuhanmu lagi karena Ia sudah berlaku tidak adil!" Ifrit mulai mengelabuinya. "Tepat di malam Jum'at Kliwon Qarinmu akan membunuh semua orang yang telah menyakitimu dengan cara mengambil alih jiwa mereka. Setelah itu, giliran orang tuamu yang harus kau  tumbalkan," terangnya.

  Agni membelalakkan bola matanya, mana mungkin dia tega membiarkan Mamanya mati dalam keadaan tidak terhormat.  Dan Ia membiarkan dirinya  berpaling dari Tuhan meskipun ada benarnya bahwa Tuhan tidak memberikan keadilan pada dirinya semasa hidup di dunia. "Tapi ...." Arwah Agni terlihat ragu.

 Ifprit mengetahui bahwa mangsanya  merasa enggan untuk mengorbankan orang tuanya dan berpaling dari Tuhannya. "Jika kamu tidak mau tidak masalah. Berarti kamu akan mati dalam keadaan tidak tenang." Lagi-lagi Ifrit mengelabui arwah Agni agar ia mau mengikuti arahanya.

  Lama-lama akhirnya arwah Agni mengangguk meskipun sang Mama menjadi korban dan Ia harus pergi meninggalkan Tuhannya. Demi keadilan dia akan melakukan cara apa pun.

  Sosok Ifrit menyeringai lalu nampaklah Qarin Agni yang sudah sepenuhnya meniru Agni. Sedangkan arwah Agni mulai menghilang secara perlahan bagaikan asap yang ditiup angin.

  Di malam inilah, sang rinai menjadi saksi bisu  rencana Agni yang akan membalaskan dendamnya atas kematian yang tidak bermanusiawi, demi keadilan itu ditegakkan maka ia rela bersekutu dengan setan.

Gedung Kematian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang