Bab 4.

2K 79 0
                                    

Assalamu'allaikum.

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
HAPPY READING!

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin.

Jangan lupa sholawat ^^

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

___

“Andai aku boleh jujur, aku pun kadang merasa malu memberi nasihat. Yang seakan-akan aku sudah baik menasihati orang lain, padahal diri ini belum tentu melakukan apa yang diri ini sampaikan.”

-----

Hari ini, jam masuk Zeevara di kampus pukul satu siang. Adiknya, Refaldi sudah berangkat sekolah. Sedangkan Abang nya, Refaldo berangkat ke kantor untuk meminta cuti karna akan melaksanakan pernikahan.

Tadinya, Bunda Qinan akan membeli beberapa benang jahit yang sudah mulai habis di stok laci nya.

Namun, karna Zeevara masuk kampus siang, gadis itu menawarkan pada Bunda nya agar dia saja yang beli benang jahit nya.

"Bunda, ini beli yang warna apa saja?" Tanya Zeevara. Gadis cantik itu sudah siap dengan sweater polos berwarna brown, dan celana panjang dengan di lengkapi rambut nya yang tergerai panjang nan indah.

"Sudah Bunda tuliskan kok. Tukang jahit nya kan langganan Bunda. Pasti sudah tau." Jawab Bunda Qinan.

Zeevara mengangguk. Setelah menerima kertas dan uang dari Bunda nya, gadis itu mengeluarkan sepeda nya untuk ia pakai menuju ke toko benang jahit langganan sang Bunda.

Zeevara menyalimi tangan Bunda nya sambil berpamitan. "Zee berangkat dulu ya, Bunda. Assalamu'allaikum."

"Iya, hati-hati, sayang. Wa'alaikumsallam."

.
.
.

Untuk menuju ke toko benang jahit langganan Bunda Qinan lumayan jauh. Jaraknya sekitar 20 menit kurang lebih.

Zeevara kini baru saja selesai membeli benang nya. Ia pun segera menaiki sepeda nya untuk pulang.

Karna jalan raya besar sangat macet, Zeevara memutuskan untuk lewat ke jalanan gang tetapi masih bisa dilewati oleh mobil.

Sambil mendengarkan musik, Zeevara menjalankan sepeda nya dengan tenang.

"Suatu saat nanti, semoga bisa main sepeda bareng Kak Hasby, hehehe..."

Kamu Pilihan-Nya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang