Kamu Pilihan-Nya [END]

Bab 8.

Assalamu'allaikum.

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.

HAPPY READING!

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin.

Jangan lupa sholawat ^^

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

___

“Yakinlah bahwa semua takdir Allah itu baik. Kalau hari ini kamu merasa tertimpa takdir yang buruk, ingat saja, bukan takdir itu yang buruk namun sudut pandang kita yang belum sampai untuk melihat hikmah di balik takdir tersebut.”

-----

Haikal sudah di bawa ke rumah sakit. Nevan, temannya itu sudah memberikan kabar ini kepada Bunda dan Papa nya.

Lantas kemudian, Bunda Mira dan Papa Pandu kini tengah berada di perjalanan menuju ke rumah sakit yang sudah di beri tahu oleh teman putranya, Nevan.

Tasya, mereka menitipkan anak bungsu nya kepada keluarga Bunda Qinan. Selain Bunda Qinan, juga ada Zeevara, dan Refaldi yang akan menjaganya.

"Nevan, bagaimana keadaan Haikal?" Tanya Bunda Mira. Wanita paruh baya itu menangis sepanjang jalan menuju ke rumah sakit.

Papa Pandu merangkul pundak istrinya. "Tenang dulu, Bun." Ucapnya menenangkan.

"Saya nggak tahu bagaimana keadaan Haikal, Om, Tante. Dokter nya belum keluar." Jawab Nevan.

"Terima kasih ya, Nevan. Sudah mau menunggu Haikal." Ucap Papa Pandu.

Nevan mengangguk sembari tersenyum. "Ya, Om. Sama-sama. Dia sahabat Nevan, Om. Jadi sudah pasti Nevan akan selalu bantu."

Satu jam menunggu, akhirnya dokter yang di tunggu-tunggu oleh ketiganya keluar dari ruangan Haikal.

"Gimana keadaan putra kami, dokter?" Tanya Papa Pandu.

Dokter tersebut terdiam sebentar. Lalu, ia pun menghela nafas panjang. Kabar apapun, itulah yang di tunggu oleh keluarga pasien yang di tanganinya.

"Keadaannya cukup parah, hingga menyebabkan pasien koma."

Deg

"Koma....?" Setelah mengucapkan kata dengan lirihan itu, Bunda Mira pingsan tak sadarkan diri.