Bab 20.

2.1K 83 0
                                    

Assalamu'allaikum.

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
HAPPY READING!

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin.

Jangan lupa sholawat ^^

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

___

“Bukan tempatnya yang sempit, hatinya saja yang kurang lapang. Bukan rezekinya yang sedikit, bersyukurnya saja yang kurang.”

-----

Kemarin setelah menjenguk Haikal di rumah sakit, Hasby dan Zeevara kembali ke rumah Bunda Qinan untuk mengambil sebagian baju dan barang-barang milik Zeevara. Untuk yang lainnya, mungkin akan di bawa nanti saja ke rumah barunya.

Saat jam menunjukkan pukul 02.40, Hasby terbangun dari tidurnya. Lelaki itu tak lupa membaca do'a bangun tidur. Ia menoleh ke sisi kanan dan mendapati wajah Zeevara yang tertidur dengan tenang.

"Aysha, bangun."

Butuh waktu yang sedikit lama memang untuk membangunkan gadis itu. Tapi tak apa, semuanya pasti harus ada proses untuk berubah.

Zeevara membuka matanya perlahan, Hasby bernafas lega karna istrinya itu sudah bangun. Lelaki itu mengusap pelan puncak kepala istrinya. 

"Soobahul khair..."

Zeevara yang baru saja bangun tidur semakin bingung mendengar ucapan suaminya. "Kak Hasby ngomong apa?" Tanyanya.

Hasby menggeleng dan tersenyum tipis. "Saya mau mandi dulu. Jangan tidur lagi, kita shalat tahajjud." Ujar Hasby sembari beranjak.

Zeevara mengangguk patuh. "Iya Kak Hasby. Tapi tadi Kakak ngomong apa? Zee tidak mengerti."

"Selamat pagi dalam bahasa arab."

Senyum manis tercetak jelas di wajah Zeevara. "Soohabul khair, juga, Kak Hasby!" Serunya membuat Hasby menahan tawa.

"Kakak kenapa?" Tanya Zeevara mengerjapkan matanya lucu. Gadis itu merasa heran dengan Hasby yang malah seperti menahan tawa.

"Yang benar itu, soobahul khair. Darimana itu kata soohabul, hm?"

"Ihhh, Kak Hasbyyyyy!! Zee salah sebuttttt..."

Kamu Pilihan-Nya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang