Bab 34.

1.3K 45 0
                                    

Assalamu'allaikum.

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
HAPPY READING!

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin.

Jangan lupa sholawat ^^

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

___

“Menjaga pandangan lebih susah dari pada sekedar menahan diri untuk tidak berpacaran.”

-----

Keesokan harinya, saat pagi tadi Hasby mengantar Zeevara ke kampus. Lalu, ia pergi ke tempat ia mengajar. Setelah selesai mengajar sampai dzuhur, Hasby mendapat undangan untuk mengisi kajian.

Kini, setelah shalat dzuhur berjama'ah disalah satu masjid saat ia dalam perjalanan menuju tempat kajian, Hasby akhirnya sampai disalah satu masjid besar tempat ia diundang mengisi kajian.

Lelaki dua puluh tiga tahun itu duduk di kursi. Alhamdulillah, jama'ah yang menghadiri kajian ini bisa dibilang cukup banyak. Ruanganya pun terlihat penuh.

"Assalamu'allaikum warahmatullahi wabarakatuh." Salam Hasby.

"Wa'alaikumsallam warahmatullah wabarakatuh." Jawab semua jama'ah serempak.

"Bismillah. Alhamdulillah, saya mulai dengan mengucap syukur kepada Allah yang telah memberikan kesempatan kepada saya dan kita semua untuk bisa berkumpul dimasjid besar Al-Furqon ini dengan keadaan sehat atas izin-Nya. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam."

"Semua, bagaimana kabarnya?" Tanya Hasby.

"Alhamdulillah baik, Ustadz." Jawab sebagian.

"Alhamdulillah, nggak baik, Ustadz." Jawab sebagian lagi.

Hasby tersenyum. "Alhamdulillah untuk yang baik. Untuk yang jawab tidak baik, semoga segera baik-baik saja. Saya ingin tahu, sepertinya yang jawab tidak baik itu kebanyakan anak-anak remaja, ya? Kenapa?"

"Lagi mikirin jodoh nih, Ustadz! Hehehe..." Salah satu remaja menjawab. Membuat yang lainnya terkekeh.

Hasby menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Ia terkekeh. "Sebagai anak muda, memikirkan jodoh itu wajar. Tetapi, tidak seharusnya waktumu habis untuk memikirkan sesuatu yang sudah dijamin oleh Allah SWT untukmu." -Kata-kata Habib Umar Bin Hafidz.

Kamu Pilihan-Nya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang