Welcome Baby

17.3K 1.5K 74
                                    

Jeno keluar dari kamarnya dengan pakaian seperti biasa, terkadang, para maid di rumahnya merasa bingung dengan bos mereka. Mengapa Jeno selalu berpenampilan culun jika ke kampus, tapi sangat tampan nan gagah saat di rumah.

Pria itu seperti memiliki dua kepribadian.
Tapi, ya memang begitu.

“Maid!” Panggil Jeno dengan suara beratnya memicu perhatian para maid yang sibuk bekerja, mereka langsung meninggalkan pekerjaan mereka dan berbaris rapi di depan Jeno.

“Ada apa Tuan Muda?” Tanya salah satu Maid.

“Siapkan kamar!” perintah Jeno, namun sepenggal kalimat itu membuat para Maid saling tatap dengan pandangan bingung.

“Tuan Besar kalian, akan segera datang. Jadi siapkan kamar.” Perintah Jeno dengan senyumnya yang tampan namun menyeramkan.

“Apakah Presdir Park dan Tuan Byun akan pulang dari Amerika?” Tanya seorang maid dengan takut-takut membuat senyum bahagia Jeno pudar seketika.

“Calon suamiku akan segera datang dan menjadi Tuan Besar di rumah ini. Jadi siapkan kamar.” Ujar Jeno membuat para maid kembali saling tatap.

Jelas saja mereka bingung dengan perintah bos mereka itu. Mengapa pagi ini, Jeno mengatakan bahwa calon suaminya akan datang?

Ada apa di kediaman keluarga Park? Apa yang tak mereka ketahui?

Jeno melenggang pergi setelah memerintahkan para maid untuk menyiapkan kamar untuk Jaemin yang akan segera datang dan menjadi Tuan di rumah megahnya. Dia sudah berbunga-bunga, menantikan Jaemin akan ada di rumahnya, mewarnai hari-harinya.


📻📻📻


“Na...”

Jaemin menoleh saat mendengar suara saudara kembarnya memanggil, dia lihat pria mungil itu berlari menghampiri Jaemin yang baru saja keluar dari kelasnya.

“Ada apa?” Tanya Jaemin.

“Kau pulang dengan Mark Hyung ya? Aku berencana ke perpustakaan kota hari ini.” Ujar Renjun.

“Dengan siapa?” Tanya Jaemin dengan alis bertaut.

“Guanlin.” Jawab Renjun dengan senyum malu-malu.

“Apa ini? Kau berkencan dengan pria tiang listrik itu?” Tanya Jaemin menggoda dengan senyumnya membuat Renjun salah tingkah.

“Tidak. Dia kebetulan mengajakku ke perpustakaan.” Jawab Renjun malu.

“Aih, hei...” Goda Jaemin, pria itu ikut salah tingkah melihat saudara kembarnya seperti sedang jatuh cinta.

“Tidak apa-apa kan?” Tanya Renjun

“Tidak. Aku juga setelah ini harus ke gedung siaran. Irene Nuna minta aku datang.” Jawab Jaemin

“Baiklah. Jangan pulang malam.” Ucap Renjun yang di angguki Jaemin, si mungil itu menepuk pelan pundak saudara kembarnya lalu melangkah pergi.

“Jwin...” Panggil Jaemin saat Renjun mulai menjauh, dia lihat saudara kembarnya itu berbalik. “Semoga menyenangkan.”

Hati Renjun terketuk mendengar kalimat itu, tak biasanya Jaemin akan melontarkan kalimat seperti itu. Biasanya, jika Renjun mengatakan dia akan pergi dengan Guanlin atau teman satu fakultasnya, Jaemin tak mengatakan apa-apa. Belum lagi senyum Jaemin yang entah mengapa begitu teduh di mata Renjun.

“Um, kau juga.” Balas Renjun tersenyum.

Jaemin melambai riang yang di balas saudara kembarnya. Dia pandangi punggung sempit Renjun lalu setelahnya melangkahkan kakinya pergi.

98,7FM [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang