Jaemin berdiri di depan cermin memandangi penampilannya, dia berputar ke kanan dan kiri, melihat bokongnya lalu melihat lagi sekujur tubuhnya, sementara Jeno hanya tersenyum memandanginya, dia duduk di tepi ranjang memperhatikan sang suami.
“Kau mau sampai kapan seperti itu?” Tanya Jeno dengan helaan nafas bosan lalu berdiri dan menghampiri sang suami.
“Menurutmu, Bubu dan Daddy akan curiga dengan cara berjalanku tidak?” Tanya Jaemin lagi seraya melihat bokongnya, memastikan tingkahnya tak mencurigakan.
“Bahkan jika mereka curiga, mereka akan mengerti, kita sudah lima tahun tidak melakukannya.” Celotehnya seraya meremas bokong kanan Jaemin membuat tubuh mungil itu terlonjak kaget.
“Sshh tanganmu!” Omel Jaemin memukul lengan Jeno yang meremas bokong sintalnya membuat Jeno tertawa puas.
“Ayo.” Ajak Jeno menggenggam jemari sang suami untuk keluar.
“Sayang, setelah ini antar aku untuk cukur rambut.” Ucap Jeno di sela langkah mereka untuk turun.
“Kenapa harus di cukur? Aku suka rambut panjangmu.”
“Aku harus merapikannya sedikit.” Sahut Jeno yang di angguki paham oleh sang suami.
Keduanya akhirnya tiba di meja makan, di mana kedua orang tua serta putranya sudah menunggu. Jaemin mengulum senyum kikuk saat Taeyong tersenyum penuh arti kepadanya.
“Kenapa? Kenapa Bubu menatapku seperti itu? Apa Bubu mengetahui sesuatu, atau suaraku terdengar? Apa? Apa arti tatapan itu?”
“Papa lama sekali, aku sudah lapar.” Rajuk Jisung membuat Taeyong tersenyum begitu pula Jaemin.
“Daddy sedang rindu Papa. Jadi tidak boleh Daddy peluk Papa sebentar?” Tanya Jeno lembut pada sang putra.
Jisung tidak lagi menjawab, wajahnya masih dingin dan ketus pada Jeno membuat Jeno berkecil hati. Dan sikap Jisung itu, di tangkap oleh Taeyong dan Jaehyun. Mereka melempar tanya ke arah Jaemin membuat Jaemin tersenyum getir.
Mungkin dia akan bicara pada mertuanya nanti, dan sekarang setelah bebas, Jeno memiliki hal lain yang harus dilakukan, yaitu meluluhkan hati putranya sendiri.
Dia tidak pernah menduga sang putra yang masih begitu muda akan membencinya. Meski Jisung belum tahu apa yang dia lakukan, mungkin saat dewasa dan paham, Jisung akan lebih marah dari ini. Ternyata, masih ada masalah lain yang harus Jeno hadapi.
Seusai makan, Jeno menghampiri Jisung yang duduk sendiri memainkan iPad miliknya.
“Jisung sedang apa? Boleh Daddy lihat?” Tanya Jeno mendudukkan tubuhnya di samping sang putra.
Namun Jisung langsung mengunci layar iPad-nya lalu beranjak dari ruang tamu. Jelas saja hal itu membuat hati Jeno sakit bukan main, dia memandangi tubuh mungil putranya. Mengapa dia dan Jisung terlihat sangat asing di saat Jisung merupakan darah dagingnya sendiri.
“Papa, ayo pulang.” Teriak Jisung mencari sang Papa.
Jaemin keluar dari halaman belakang setelah bercerita dengan Papa mertuanya, menceritakan apa yang terjadi dengan sang putra.
“Kenapa Ji?” Tanya Jaemin.
“Ayo pulang.”
“Pulang ke mana? Kita sudah tinggal di sini mulai hari ini, dengan Daddy.”
Jisung menatap Jeno yang duduk di ruang tamu memandanginya. Seperti tak ingin berada di sini dan takut melihat Jeno. Takut jika Jeno bisa berbuat jahat padanya karena dia merasa asing pada sang Daddy.
KAMU SEDANG MEMBACA
98,7FM [NOMIN]✓
Fanfiction[COMPLETED] Nasib buruk Nakamoto Jaemin; seorang penyiar radio karena mengenal Park Jeno. TW / VIOLENCE, PSYCHOPATH, RAPED, GASLIGHTING. M-PREG! BOYS LOVE/BXB AREA. Update rank #1 mpreg (10/08/2023) #1 jaeyong (20/08/2023) #1 yuwin (25/08/2023) #23...