Final Chapter

9.7K 722 41
                                    

“Hati-hati lampunya pecah.”

“Bunga mawar putih di atas, dan bunga Krisan di dekat meja kue.”

“Perpaduan tirai biru dan putih di belakang panggung.”

Ada seorang pria yang berdiri di tengah gedung, memandang suami mungilnya dengan mata berbinar, kedua tangannya terlipat di dada, tak henti mengagumi pria bersurai coklat yang mengoceh.

Dia selalu suka suara Jaemin meskipun terkadang bawel dan suka mengomel.

Sudah mengarungi bahtera rumah tangga selama hampir sepuluh tahun, Jeno tak pernah bosan pada suaminya.

Apalagi, mereka sempat terpisah selama Jeno berada di penjara, sembilan tahun lebih itu, tak berarti apa-apa. Hanya lima tahun yang meninggalkan luka dan kisah kelam baik baginya, mau pun bagi Jaemin sendiri.

Di tengah kekagumannya, dia di buat tersentak akan tangisan putranya. Dia berbalik dan melihat Taeyong menggendong Wonbin yang sudah menangis.

Pria dominan itu tertawa lalu meraih Wonbin di gendongan papanya.

“Aigoo, anak Daddy kenapa?” Tanya Jeno pada bayi berusia sepuluh bulan itu.

“Papa mamamam” Rengek Wonbin seraya menyesap ibu jarinya, matanya masih berkaca-kaca selepas merengek.

“Minta Jaemin menyusui dia dulu.” Perintah Taeyong.

“Daddy!”

Jeno menoleh mendengar teriakan dari putra sulungnya, dia lihat Jisung baru saja masuk ke dalam gedung mengenakan seragam sekolah lengkap dengan ransel Frozennya.

Wajah putranya juga tampak bertekuk sebal dan memerah, jangan lupakan bibirnya yang mengerucut.

“Kenapa Jie?” Tanya Jeno.

“Aku tidak mau pakai tas Frozen ini lagi. Mereka bilang aku submissive. Belikan aku tas yang keren!” Jisung mengentakkan kakinya sebal, mengaduhkan ejekan teman sekelasnya.

Mendengar bagaimana putranya mengadu membuat Jeno tertawa.

“Kau yang minta tas itu kan?”

“Belikan yang baru atau tidak?” Jisung mengancam galak.

“Baiklah, nanti kita beli dengan Papa.” Jawab Jeno

Jeno mengacak surai legam putranya lalu melangkah menghampiri Jaemin yang sibuk sendiri.

Pasalnya, mereka akan merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke sepuluh beberapa hari lagi. Jeno dan Jaemin memilih sebuah gedung untuk acara perayaan ulang tahun pernikahan mereka.

Dia menyerahkan semuanya pada Jaemin, membuat acara ini seperti acara impiannya karena pernikahan mereka dahulu, di langsungkan tertutup.

“Sayang, Wonbin haus.” Jeno memanggil membuat Jaemin menoleh.

“Aigoo, aigoo anak Papa sudah haus lagi.” Jaemin bersenandung lucu membuat Jeno tertawa.

Entah dia sendiri pun bingung, sedalam itukah cintanya pada Jaemin?

Apa pun yang Jaemin lakukan, berhasil membuatnya tertawa.

Ya, dia benar.
Bahwa Jaemin adalah pusat dunianya. Jaemin masih menjadi obsesi terbesarnya. Hanya saja, dia sudah tak perlu melakukan hal yang salah untuk mempertahankan rumah tangganya dengan Jaemin.

Jeno masuk ke dalam ruang ganti menyusul suaminya. Sudah dia lihat Jaemin tengah duduk dan menyusui Wonbin, lantas dia menutup pintu dan duduk di samping suaminya.

98,7FM [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang