-SEQUEL 3-

12.2K 1.4K 169
                                    

“Ke Jepang?” Tanya Jeno.

Jaemin mengulum bibirnya di sertai anggukan lirih, dia angkat kepalanya untuk menatap sang suami.

“Aku berjanji pada Ayah untuk melakukan rehabilitasi.”

“Tapi, tidak berarti kita akan bercerai kan?” tanya Jeno takut dan Jaemin dengan cepat menggeleng.

“Tidak. Aku tidak akan menceraikanmu, meski Ayah memaksa. Aku akan menolak untuk yang satu itu.”

“Pergilah kalau begitu.”

“Jeno...”

“Ayahmu benar, kau harus melakukan rehabilitasi, aku juga sedang melakukan hal yang sama. Kita harus sama-sama membaik, Jisung tidak bisa tumbuh dari orang tua seperti kita.”

“Memangnya kita kenapa? Apa yang salah dari kita?”

“Aku yang salah dari semua ini, dan kau adalah korban dari perlakuan ku selama ini. Aku menghancurkan hidupmu, Jaemin.”

“Kau berpikir kau melakukan seperti yang Ayah tuduhkan?  Bukankah kau sendiri yang mengatakan padaku bahwa kau melakukan itu karena mencintaiku?”

Jeno menggeleng dengan senyum kecut mendengar jawaban Jaemin.

“Aku akan menunjukkan cinta yang benar padamu setelah aku keluar dari sini. Aku hanya berharap kau benar-benar menungguku.”

“Aku akan kembali menemuimu.” Balas Jaemin.

“Waktu kunjungan berakhir.”

Jeno dan Jaemin tersentak saat penjaga mengatakan bahwa waktu kunjungan telah berakhir.

“Sudah berakhir.” Ucap Jeno

“Aku masih rindu.” Rengek Jaemin membuat Jeno tersenyum.

“Kau makan dengan baik? Tidur dengan baik?”

“Kenapa menanyakanku? Aku hidup dengan baik. Kau yang bagaimana? Kau tidak terlihat makan dan tidur dengan baik.” Omel Jaemin.

“Setelah ini, kau juga harus makan dengan baik, tidur dengan baik, hidup lebih baik. Ayo sama-sama hidup lebih baik sampai kita bertemu lagi.”

Jeno mengangguk atas ucapan suaminya.

“Jisung juga cepat sembuh. Sekarang sudah bertemu Daddy.” Ucap Jeno mengecup pipi putranya.

“Ji, ayo kita pulang. Nanti kita bertemu Daddy lagi.” Jaemin mengulurkan tangannya hendak mengambil Jisung, namun bayi itu menggeleng dan memeluk leher Jeno erat.

“Ungh, au (tidak mau)” Tolaknya.

“Besok bertemu Daddy lagi.” Bujuk Jeno.

Air matanya menetes lagi melihat Jisung memeluknya sangat erat. Dia pun masih rindu pada suami dan putranya, tapi memang harus seperti ini.

Susah payah Jaemin mengambil Jisung yang terus menarik kemeja tahanan sang Dady, dia meraung dan mengamuk dalam gendongan Jaemin.

“Jisung, Jisung...” Panggil Jeno berusaha menenangkan putranya. “Tidak boleh seperti ini ya, Sayang? Lihat Papa, tidak boleh membuat Papa sedih.”

“Daddy tidak bisa melindungi Jisung dan Papa. Sampai kita berkumpul lagi, Jisung dan Papa harus saling menjaga. Jisung tidak boleh menjadi anak nakal, tidak boleh merepotkan Papa.” Jeno menasihati putranya yang menangis, jemari mungilnya menggenggam erat telunjuk Jeno.

“Pulanglah. Jaga dirimu selama di Jepang. Sering berkirim pesan pada Bubu.” Ucap Jeno.

“Tentu. Kau juga.”

98,7FM [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang