Yes, I Am

17.4K 1.4K 132
                                    

“Halo Sayang...” Sapa Jeno dengan seringai.

Dunia Jaemin runtuh saat itu juga, netranya tak berkedip memandangi sosok yang ternyata ia kenal dengan baik, berdiri di depannya.

“Tidak mungkin.” Lirih Jaemin

“Kenapa tidak mungkin?” Tanya Jeno masih dengan seringai yang tak luntur di bibirnya.

Pria itu melangkah masuk membuat Jaemin langsung melangkah mundur.

Siapa yang menyangka, bahwa Jeno, sosok yang di kenal lugu dan polos, ternyata lebih menyeramkan dari yang ia bayangkan. Jeno adalah sosok di balik penculikannya, pria itu yang mengurung Jaemin di sini.

“Kau... Park Jeno...” Ucapnya lirih seraya menggeleng, masih tak bisa menerima kenyataan.

“Iya Sayang.” Jawab Jeno.

“Kau melakukan ini padaku? Kenapa Jeno? Kenapa?”

“Kau tanya kenapa?” Jeno balas melempar tanya. “Bukankah sudah kukatakan bahwa aku menyukaimu sejak awal bertemu?” Pria itu bertanya-tanya.

“Aku masih ingat saat pertama kali kau menyapaku dengan ramah, Jaemin. Sejak saat itu aku jatuh cinta padamu. Karena kau, satu-satunya orang yang dengan ramah menyapaku, di saat seluruh mahasiswa lain, menjauhiku karena mereka merasa aku aneh...”

“Kau satu-satunya orang yang menganggap aku normal seperti orang lain. Kau satu-satunya orang yang bisa menerimaku dengan apa adanya diriku. Kau! Hanya kau! Kau adalah sosok yang aku butuhkan untuk menemani diriku di sepanjang hidupku.” Celoteh Jeno panjang lebar.

“Tidak...” Tolak Jaemin menggelengkan kepalanya.

“Kenapa Sayang? Karena aku tidak tampan seperti Mark? Ayolah, aku lebih tampan dari dia.”

Jeno menghela nafas lalu membuka kacamatanya, dia lemparkan benda itu ke sembarang. Berikut topinya, dia juga menaikkan poninya, menunjukkan tampilan dirinya yang berbanding terbalik.

Jeno yang culun, berubah menjadi Jeno yang panas dan tampan.

“Aku rasa, aku sudah tak butuh mereka lagi.” Gumam Jeno.

“Jeno, kumohon lepaskan aku. Aku ingin pulang, aku ingin bertemu keluargaku.” Jaemin mulai terisak lagi, namun Jeno menggeleng dengan wajah iba.

“Berita kehilanganmu sudah menyebar di seluruh universitas, Sayang. Saudara kembarmu tidak masuk hari ini, dia pasti sibuk menangis. Dan bajingan itu juga datang ke universitas.” Jeno bercerita dengan wajah iba.

“Kau yang bajingan sialan! Kau tidak tahu diri!” Umpat Jaemin membuat rahang Jeno langsung mengeras.

“Apa motifmu melakukan ini padaku?” Tanya Jaemin.

“Berapa kali kukatakan Sayang. Aku juga sudah menceritakan semuanya. Sangat jelas.”

“Jeno, kumohon. Biarkan aku pergi.”

“Tidak! Aku sudah menyiapkan pakaian pengantin kita. Kita akan menikah segera.” Sahut Jeno cepat

“Jeno aku tidak mau menikah denganmu. Aku ingin pulang. Kumohon.”

“Mau atau tidak! Aku tidak peduli. Kau akan tetap di sini.” Jeno berujar dengan tegas dan seolah mutlak.

Jeno melangkahkan kakinya untuk pergi, namun Jaemin langsung menarik lengan Jeno, dia kembali bersimpuh dan sesenggukan. Dia benar-benar menunjukkan betapa kacau dirinya.

Dia bahkan belum mandi, dan belum makan. Meski sekujur tubuhnya gemetar karena mulai kehabisan tenaga. Dia hanya ingin pulang dan bertemu keluarganya. Dia yakin, kedua orang tuanya juga sudah panik mencarinya.

98,7FM [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang