The Lost Child

12.3K 1.1K 50
                                    

cw // handjob, blowjob, cumshot

Jeno menggeliat dari tidur lelapnya saat mendengar suara tangisan Jisung, ia menoleh dan melihat suaminya sudah lebih dulu bangun, dia dengan cepat beranjak, menahan Jaemin yang hendak mengambil Jisung.

Jaemin mendudukkan tubuhnya di ranjang, dia lihat Jeno meletakkan bantal di belakang tubuhnya agar ia bisa bersandar, lalu mengangkat Jisung di ranjangnya dan memberikannya pada Jaemin.

Setelahnya dia duduk di tepi ranjang, menemani Jaemin yang terjaga untuk menyusui Jisung.

Dia pandangi wajah mengantuk suaminya, rambutnya tampak berantakan, bibirnya mengerucut karena menahan kantuk, matanya berusaha untuk terbuka meski berat. Lalu ia tatap putra mereka yang menyusu dengan lahap, melihat kelucuan suami dan putranya membuat Jeno tertawa.

“Kenapa tertawa?” Tanya Jaemin setengah berbisik.

“Kau lucu.” Ucap Jeno membuat Jaemin mendengus, lalu ia alihkan pandangannya, menatap Jisung yang menyusu dengan lahap, bagaimana jemari mungilnya menggenggam piyama sang papa serta suara tegukan air susunya yang menggema di kamar yang sepi.

Uhuk!
“Pelan-pelan Jisung.” Ucap Jaemin saat putranya terbatuk.

Jeno menghela nafas dengan wajah datar. “Tidak ada yang akan meminta. Daddy rela tidak menyusu untuk mengalah padamu.”

“Kau ini!” Omel Jaemin mendelik, setelahnya dia lihat sang suami tersenyum.

“Jeno, aku lapar.” Ucap Jaemin.

“Mau makan apa Sayang? Biar kuminta koki membuatnya.”

“Apa saja.”

“Ya sudah, tunggu di sini.”

Jaemin mengangguk dan membiarkan Jeno keluar untuk memanggil koki. Setiap habis menyusui Jisung, Jaemin akan selalu mengeluh lapar.

Setelah Jisung kembali lelap, Jaemin merebahkan Jisung di ranjangnya, ia tepuk pelan paha Jisung lalu beranjak untuk duduk di sofa. Setengah jam berlalu, Jeno pun datang, membawa sepiring nasi dan semangkuk mie kuah.

“Lama Sayang?” Tanya Jeno dan Jaemin membalas dengan gelengan lirih.

Mereka menikmati makanan dalam diam di temani acara televisi waktu dini hari, Jaemin yang pertama kali selesai, menyisakan Jeno masih asik menonton televisi di sela makan. Dia sandarkan tubuhnya, menatap acara televisi lalu menatap suaminya.

Dia pandangi wajah Jeno yang sangat tampan saat tersenyum, matanya membentuk bulan sabit. Ada debaran yang terasa di dadanya saat menatap lekat suaminya. Hanya mengagumi ketampanan Jeno, dia berdebar.

Lalu teringat bagaimana cinta yang di berikan Jeno, pria itu berubah menjadi begitu penyayang dan lembut terhadapnya. Dia juga mencurahkan waktu dan cinta untuk merawat Jisung bersama, di saat kebanyakan orang dari keluarga kaya akan menggunakan jasa perawat.

Jeno bahkan rela terbangun setiap malam, menemaninya terjaga dan makan setelah menyusui Jisung. Saat siang, dia akan bergantian menjaga Jisung, membiarkan ia mendapat istirahat yang cukup. Di saat kebanyakan dominan hanya menjaga anak mereka seperlunya.

Jeno menyantap lagi mienya, netranya bergerak melirik ke arah sang suami yang ternyata sejak tadi menatapnya. Dia pun balas menatap Jaemin yang sepertinya melamun.

“Sayang.” Panggil Jeno. “Sayang.” Panggilnya lagi dengan senyum saat ia benar, tentang Jaemin yang melamun.

“Hah, kenapa?” Tanya Jaemin.

“Kenapa menatapku seperti itu?” Tanya Jeno dengan senyum menggoda membuat Jaemin salah tingkah, dia lantas memalingkan wajahnya karena malu.

“Tidak ada.” Elaknya.

98,7FM [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang