Try To Understand

15K 1.1K 48
                                    

Jeno keluar dari kamar mandi mengenakan handuk yang membalut tubuh setengah telanjangnya, bulir-bulir air masih membasahi dadanya begitu pula rambutnya yang setengah basah, membuat air menetes beberapa kali ke pundaknya.

Satu tangannya terangkat naik, mengacak surai hitamnya dengan handuk kecil yang ia pegang. Pandangannya tertuju pada suami mungilnya yang masih bergelung di balik selimut.

Bibirnya mengulum seringai melihat bagaimana seksinya pundak sang suami yang tak berbalut pakaian. Dia pun meletakkan handuk yang ia gunakan untuk mengerikan rambutnya, lalu melangkah menghampiri Jaemin.

“Sayang.” Panggil Jeno mengguncang tubuh Jaemin, yang di panggil hanya menggeliat kecil.

Dia masih mengantuk dan tubuhnya benar-benar remuk karena permainan gila Jeno.

“Ayo turun, Daddy dan Papi pasti sudah menunggu untuk sarapan.” Ajak Jeno.

Jaemin membuka matanya mendengar ucapan suaminya, dia langsung menoleh ke belakang, di mana suaminya berdiri di dekat ranjang.

“Jeno, bisa biarkan aku istirahat, aku benar-benar lelah.” Pinta Jaemin dengan suara seraknya. Dia pandangi sang suami yang tak bereaksi, takut jika Jeno akan marah karena permintaannya.

Namun, justru senyuman yang ia dapat.

“Eum, istirahatlah. Mau kubawakan sarapanmu?” Tanya Jeno namun Jaemin menggeleng.

“Aku hanya ingin tidur.” Jawab Jaemin.

Sang suami lantas mengangguk, satu kakinya naik ke atas ranjang dan bertekuk lalu dia usap kepala Jaemin. “Kuharap kau tidak melakukan hal gila seperti kemarin, Sayang. Aku suka jika kau tunduk seperti ini.”

Jaemin merinding mendengar suara berat itu, dia hanya bisa mengulum bibirnya, lalu menatap Jeno yang beranjak untuk memakai baju. Pria itu tak ambil pusing, dan kembali menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya dan terlelap kembali.

Sementara Jeno keluar untuk menikmati sarapan dengan keluarganya. Selepas itu, dia juga berbincang santai dengan kedua orang tuanya, mengingat besok, kedua orang tuanya sudah harus kembali ke Amerika.

“Apa yang kau lakukan dengan anak Nakamoto itu?” Tanya Chanyeol, matanya tak lepas menonton acara televisi di depannya.

Jeno menghisap rokoknya sebelum menjawab pertanyaan sang Daddy, dia embuskan asapnya ke sembarang.

“Kenapa Daddy bertanya seperti itu? Dia suamiku sekarang, tentu saja aku ingin hidup bersamanya dengan waktu yang lama.” Jawab Jeno.

“Bagaimana jika keluarganya menemukan dia? Kau tahu Ayahnya bukan orang sembarangan kan?” Tanya Chanyeol.

“Bukankah seharusnya itu menjadi urusan Daddy? Kalian yang bermasalah sejak dulu. Memangnya aku tahu jika Jaemin adalah anak mereka?”

“Aku sudah memberitahumu, Jeno.”

“Tapi aku sudah lebih dulu jatuh cinta padanya, Dad.” Jeno membalas tak mau kalah membuat Chanyeol menghela nafas.

“Sifatnya persis sepertimu kan?” Tanya Baekhyun dengan senyum, dia menyuapkan sebutir anggur hijau untuk suaminya dan Chanyeol membuka mulutnya, menerima suapan suami mungilnya.

“Hah, kapan aku bisa seperti itu dengan Jaemin.” Gumam Jeno menggelengkan kepalanya, sementara Baekhyun hanya tersenyum mendengar gumaman putranya.

“Kau harus menunggu sampai dia mencintaimu kalau begitu.” Celetuk Baekhyun.

“Aku heran kenapa dia begitu pembangkang, dia menyakiti dirinya sendiri padahal.” Gerutu Jeno.

98,7FM [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang