Planning

11.9K 1K 60
                                    

Cw // handjob 🔞

Jaemin tersentak saat pintu kamarnya terbuka, ada Jeno yang masuk bersama dua orang pria, yang satu membawa televisi berukuran 42 inchi sedang yang satu mengenakan pakaian teknisi.

Dia langsung membalut tubuhnya dengan selimut, malu jika orang lain melihat dia mengenakan kemeja satin dengan celana pendek, yang menunjukkan paha mulusnya.

“Sekarang kau tidak akan bosan dan kesepian lagi jika aku tidak di rumah.” Ucap Jeno.

Jaemin tak bereaksi apa-apa, dia hanya sibuk memandangi para teknisi yang tengah memasang televisi. Dia mengulum bibirnya dengan ragu-ragu, berharap dua pria itu sekedar menoleh ke arahnya dan tahu bahwa dia hendak meminta tolong.

“Sayang?” Panggil Jeno.

“Ya?” Jawab Jaemin tersentak.

Nafas pria itu memburu melihat tatapan Jeno sangat tajam, seolah sang suami menyadari gelagatnya. Jeno lantas naik ke atas ranjang membuat Jaemin terpaksa menggeser posisinya.

“Jeno, malu di lihat mereka.” Rengek Jaemin mendorong dada Jeno.

“Memangnya aku melakukan apa?” Tanya Jeno tertawa kecil. “Lagi pula, bukankah kita sudah menikah, kita bebas melakukan apa saja, Sayang.” Goda Jeno di telinga Jaemin membuat Jaemin risih.

“Jeno...” Pria itu berusaha mendorong suaminya yang selalu tak bisa mengontrol hormonnya jika mereka berdekatan.

Jeno selalu suka melakukan sentuhan, dia selalu ingin merasa intin dengan Jaemin membuat Jaemin risih.

“Tuan...”

Jeno dan Jaemin tersentak saat seorang teknisi memanggil, mereka lihat layar televisi sudah menyala membuat Jeno mengulum senyum.

Pria itu lantas keluar bersama dua orang teknisi, dan tak lama dia kembali, melihat suaminya sudah asik menonton, mungkin Jaemin benar-benar bosan.

Jeno mendudukkan tubuhnya di sofa kamar, netranya menatap Jaemin seolah meminta Jaemin datang, dan seperti mengerti, Jaemin pun turun dari ranjang lalu duduk di samping suaminya.

Jaemin beberapa kali melirik ke arah Jeno, seperti ingin mengatakan sesuatu, namun dia ragu.

“Ada apa?” Tanya Jeno.

“Aku ingin pizza.” Ucap Jaemin lirih membuat Jeno tertawa kecil, dia mengacak surai suaminya lalu mengecup pipi Jaemin.

“Astaga, gemasnya.” Pekik Jeno.

Pria itu pun mengeluarkan ponsel dari saku celananya, setelahnya dia kembali memasukkan ponselnya setelah memesan pizza untuk sang suami.

Keduanya kembali asik menonton televisi, Jeno mulai menyandarkan kepalanya pada pundak Jaemin, sedang tangannya meraih jemari mungil Jaemin untuk di genggam, dia mainkan jari-jari telunjuk Jaemin.

Sementara sang submissive hanya berusaha untuk tenang meski dia tak menikmati. Dia tak suka sedekat ini dengan Jeno.

Namun dia merasa lebih baik beberapa hari ini karena Jeno tak memukulinya. Maka dia putuskan, dia akan bermain cantik agar ia bisa bebas sehingga dia tak akan mendapat pukulan lagi dari Jeno.

Jeno beranjak dari posisinya saat ponselnya berdering, pertama panggilan masuk dari pengantar makanan. Pria itu lantas turun untuk mengambil. Jaemin langsung berdiri di depan jendela. Dia membuka tirai lebar, tangannya melambai-lambai ke arah pria pengantar pizza berharap agar pria itu melihatnya.

Pria berjaket merah itu mengambil helm yang dia letakkan di atas motornya, saat hendak memakainya, matanya menangkap sosok pria di lantai dua tengah melambai ke arahnya.

98,7FM [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang