Bukan tanpa alasan Barbara mengajukan pertanyaan tersebut kepada Anna. Dia pernah muda dan pernah mengalami fase-fase mengagumi pria diam-diam sampai pada akhirnya melabuhkan cinta kepada mendiang kakek Jake. Dan itu semua tersirat jelas di dalam bola mata Anna. Bagaimana gadis itu seperti memerhatikan sang ahli waris Lagom begitu antusias dan bibirnya tak berhenti mengulum senyum bahagia. Bagaimana Anna tak bisa mengindahkan setiap kata yang dilontarkan Jake.
Barbara tak yakin sejak kapan atau lebih tepatnya kapan mereka mulai menaruh ketertarikan satu sama lain. Tapi, dia ingat betul ketika mereka melakukan tur pendek ke kebun anggur berlanjut ke pabrik Lagom hingga makan malam di rumah. Sentuhan-sentuhan kecil juga rayuan dibalut candaan Jake kepada Anna membuka mata Barbara. Seolah-olah Jake telah melupakan cincin pertunangan yang melingkar di jari manisnya.
Tentu saja Barbara mengenal tabiat Jake dari bayi sampai ke tahap lelaki itu menginjak pubertas melebih orang tuanya sendiri. Barbara juga paham kisah cinta Jake terbatas akibat tuntutan keluarga Luciano untuk fokus pada pendidikan dan bisnis. Dia tak lupa pula saat anaknya, Fabio, meminta secara pribadi kepada Jake untuk menerima perjodohan berlandas keuntungan kedua belah pihak.
Jake tidak pernah menolak. Jake ingin membahagiakan semua orang. Begitu yang Barbara rasakan saat pesta pertunangan tersebut berlangsung. Dan tanpa disadari orang-orang berbalut pakaian mewah itu, ada luka menganga di balik iris abu-abu Jake. Ada guratan kesedihan di balik senyum suka cita Jake saat menyematkan cincin bertakhta berlian di jari manis Aria. Ada rasa putus asa yang mencekik Jake saat hidupnya lagi-lagi diatur tanpa memedulikan perasaan.
Dan tak disangka-sangka, ada gadis yang berhasil menyeret Barbara dari jurang kematian. Gadis yang berhasil masuk dan membuka pintu gerbang kebahagiaan di hati Jake. Gadis yang mampu mengalihkan perhatian Jake dari Aria. Jika seperti ini, Barbara ingin tahu sejauh mana perasaan Anna kepada Jake. Dia bukannya tidak senang, tapi Jake telah menjadi milik wanita lain yang tidak mungkin dilepas begitu saja karena bakal ada konsekuensinya.
"Anna," panggil Barbara lagi membuyarkan lamunan Anna. Wajah gadis manis itu tampak tegang. Dengan penuh kelembutan Barbara membelai punggung tangan lentik Anna lalu berkata lagi, "Aku pernah merasakan hal yang denganmu, Anna. Jatuh cinta. Dan itu tergambar jelas di matamu."
"Nonna, a-aku..." Anna tergugu tak mampu melanjutkan kata-kata yang pas untuk menjelaskan situasi yang terjadi antara dirinya dan Jake. Dia yakin bila berterus terang, Barbara akan murka dan menyingkirkan dirinya mengingat bagaimana kekuasaan wanita itu terhadap Lagom.
"Aku lebih suka kau jujur, Anna," ujar Barbara seperti tahu isi kepala Anna. "Apakah terjadi sesuatu di antara kalian?"
Anna menarik napas sebanyak mungkin, memejamkan mata untuk mengumpulkan nyali mengungkapkan apa yang dipendamnya selama ini. Tentu saja dia tidak bisa mengelak. Ibarat dia sudah berada di ujung jurang. Jika ingin selamat, Anna harus mengaku, jika sebaliknya dia bersiap-siap kehilangan nyawa. Di satu sisi, sebesar apa pun usahanya untuk menyembunyikan hubungan intimnya bersama Jake, lama-lama dunia bakal tahu.
Dia menggigit bibir bawah, berusaha merangkai kalimat yang tidak menyudutkan Jake bahwa pria itulah yang menariknya dalam gairah tanpa ujung. Pria itulah yang mengatakan bahwa kebersamaan mereka telah berbuah manis menjadi benih-benih cinta. Dan pria itulah yang mengaku tak bahagia atas hubungannya bersama Aria.
Ada dorongan dalam diri Anna untuk menganggukkan kepala. Dia tak berani menatap Barbara manakala degup jantungnya sudah tak bisa dikendalikan lebih lama lagi. Irama napasnya makin cepat seperti atmosfer di sekelilingnya tiba-tiba menipis dalam hitungan detik. Anna merasa butuh tambahan udara untuk menjernihkan kembali otaknya. Selain itu, pikiran-pikiran buruk memenuhi kepala Anna, bagaimana seandainya dia diusir dari tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Billion Desires (END)
Romance(Old Money Series) *** Berawal dari insiden kecil yang menimpa Barbara, Anna Asmita diundang makan malam oleh Jake Batara Luciano sebagai ucapan terima kasih. Sayang, ketika pulang Anna dibuntuti Milo Durran--mantan kekasih--yang menuduhnya telah me...