Baku tembak tak kunjung reda ketika Chloe dan Jarred tak ingin mengalah. Suara polisi-polisi yang meneriakkan agar penculik itu menyerah hanya dianggap angin lalu sementara hujan terus mengguyur tanpa henti. Petir menggelegar dramatis menampilkan kilatan-kilatan bercahaya di langit seperti tak sabar menanti siapa yang angkat tangan.
Petugas-petugas berseragam rompi anti peluru tersebut tak gentar berlari mengejar dua pria yang berhasil menerobos area konservasi tanpa ijin. Setelah menggerebek rumah kosong yang disinyalir menjadi tempat penyekapan Anna, polisi tidak mendapatkan sosok penculik tersebut sehingga kemungkinan besar mereka telah kabur ke hutan terdekat. Dan benar saja, mereka melihat Anna keluar tergopoh-gopoh dari balik semak-semak dengan darah yang membasahi bahu kanan juga luka-luka di sekujur tubuh.
Tak lama bala bantuan lain datang, termasuk ambulans yang akan membawa tubuh tak berdaya Anna. Dua orang mengenakan rompi kuning menyala menarik dan mendorong brankar, sementara dua petugas lain langsung memeriksa tubuh Anna yang ditemukan sudah tidak sadarkan diri.
"Ms. Asmita!" panggil seorang pria menepuk-nepuk bahu Anna. "Ms. Asmita!"
"Anna!"
Alis Anna mengerut bersamaan erangan memilukan lolos dari bibir. "Jake," lirihnya berusaha menggapai sosok Jake tengah memanggil tanpa henti seperti memerintah Anna membuka mata.
"Anna! Bertahanlah untukku!"
"Jake," panggil Anna bagai bisikan menyakitkan kala sensasi nyeri tiada tara dari peluru yang dilepas Chloe mengenai kaki kanannya.
"Anna!"
Perlahan-lahan Anna memaksa tuk membuka mata tapi seluruh pandangannya terlalu buram untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sekarang. Semua orang begitu tegang saat berusaha menyelamatkan dirinya yang terombang-ambing di dunia perbatasan antara hidup dan mati. Suara-suara mereka bagai dengung ribuan lebah kemudian perlahan-lahan memudar sehingga Anna hanya mengamati pergerakan bibir para lelaki mengenakan masker itu. Anehnya, kenapa suara Jake yang terus menyuruh Anna bertahan lagi-lagi terngiang-ngiang?
"Bertahanlah untukku!"
"Jake," lirih Anna menitikkan air mata. Sorot iris cokelatnya yang lelah mengedar berusaha mencari-cari di mana sosok itu berada. Sayang, di antara pria-pria yang memberinya pertolongan tidak ada satu pun dari mereka seperti Jake. Sudut bibir Anna terangkat, kristal bening makin deras di antara rinai hujan menyadari dirinya terjerembap dalam fatamorgana.
Aku berhalusinasi ya?
Matanya kembali terpejam merasakan air hujan menyerbu titik-titik tubuh. Anna sudah terlalu lemah untuk sekadar protes mengapa cuaca buruk ini tak kunjung berakhir. Di sisi lain, dia berdoa agar ada secuil harapan supaya Tuhan mau memberi keajaiban jikalau masih menaruh belas kasihan. Salah satu permintaan kecilnya adalah Anna begitu ingin merasakan dekapan hangat Jake dan mendengar suaranya sekali lagi.
Dan mungkin terakhir kali kalau memang aku tidak bisa bertahan di sini.
Bisakah aku mengatakan padanya kalau aku masih mencintai Jake? Bisakah?
"Ti amo, Jake," lirih Anna sekali lagi sebelum kehilangan kesadaran.
(Aku mencintaimu)
"Ms. Asmita!" teriak pria bertubuh kekar. "Dia kehilangan banyak darah, kita harus cepat ke rumah sakit! Ada dua luka tembak di bahu dan paha kanan. Dia masih sadar tapi nadinya makin tak teraba!" sambungnya sembari memindahkan tubuh Anna di atas brankar.
"Dia demam, Sam!" sahut yang lain menyentuh kening Anna yang dipenuhi peluh keringat. "Ya Tuhan, apa yang mereka lakukan pada gadis malang ini?"
Suasana makin meruncing saat tembakan terdengar lagi diiringi teriakan bahwa salah satu dari penculik itu berhasil dilumpuhkan. Sementara brankar yang membawa Anna terus bergerak jauh mendekati ambulans. Tak lama suara sirene menggaung kencang seperti berkejaran dengan malaikat maut yang ingin membawa jiwa Anna pergi dari dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Billion Desires (END)
Romance(Old Money Series) *** Berawal dari insiden kecil yang menimpa Barbara, Anna Asmita diundang makan malam oleh Jake Batara Luciano sebagai ucapan terima kasih. Sayang, ketika pulang Anna dibuntuti Milo Durran--mantan kekasih--yang menuduhnya telah me...