Part 3

2.6K 57 0
                                    

Sudah berapa lama ia tak sadarkan diri. Ia merasa sangat nyaman bisa tidur dengan alas sebuah kasur yang begitu empuk. Mengingat ia sempat tak bisa istirahat. Ia tersentak kaget setelah seluruh memorinya kembali saat bangun tidur. Ia langsung terduduk melihat sekitar. Mendapati seorang pria yang tidak asing duduk di sebuah sofa seberang.

Pria itu tampak sedang menghisap sebuah benda besar seperti cerobong kecil sambil menoleh ke arah jendela. Ia kemudian menatap Kezia datar sambil terus menghisap benda itu.

Ia kemudian berdiri duduknya meraih buku tua dan melemparnya begitu saja di depan Kezia. Apa pria ini tidak bisa memberikannya baik  baik?

" Aku menyadari kau hanya penyihir lemah yang tidak ada bedanya dengan manusia. Aku memberimu kesempatan padamu untuk bertobat. "

Kezia menyernyit mendengar ucapan pria itu. Bertobat? Tidak ada pengampunan yang bisa diberikan pada penyihir yang sudah melakukan ritual.

" Apa yang coba kau katakan? "
Kezia kaget melihat isi buku itu. Ini mantra penghancur diri.

"Kau ingin aku bunuh diri?"

Pria itu tersenyum tipis

" Tentu saja. Sebagai penyihir lemah yang mendapat kekuatan besar namun tidak punya kekuatan untuk melawan ataupun melepaskan dirinya sendiri. Apa yang kau harapkan?"

Pria itu benar. Ia menjual dirinya demi kekuatan besar untuk memikat pria. Tanpa benar benar memiliki kemampuan dasar bertarung ataupun pertahanan diri. Ia sial sekali menjadi orang bodoh di depan pria ini.

" Kenapa kau harus mengincarku? Aku hanya penyihir lemah miskin yang punya sedikit kekuatan. Aku juga bukan penguasa atau apapun. Kau bisa mencari penyihir lain namun tidak aku yang lemah."

Kezia baru menyadari meski ia dipindahkan ke sebuah kasur namun tangan dan kakinya tetap di rantai. Apa yang sebenarnya pria ini takutkan dari penyihir lemah seperti dirinya? Bukankah dia cuma bisa memikat pria?

" Aku akui kau memang bodoh dan sangat lemah. Bahkan kau tidak benar benar tau bagaimana sihir yang kau miliki bekerja. Benar benar idiot. "

Pria itu kembali mendekati Kezia mencoba mengelus lengan wanita itu. Kezia menghindar. Ia khawatir dan mencoba mengatakan apa yang sedang kau lakukan? Melalui tatapan matanya.

Pria itu tak menghiraukannya dan menarik lengan kanan Kezia. Namun tidak terjadi apapun. Ia tidak lagi merasa gelisah. Namun tidak dengan pria itu lakukan selanjutnya. Ia meraih tengkuk Kezia dan mempertemukan bibir mereka. Reaksi itu kembali muncul. Pria itu kemudian melumat bibir Kezia lembut menunggu wanita itu bereaksi lebih banyak.

Kezia kemudian membalas lumatan itu dengan kasar. Ia mendorong tubuh pria itu di ranjang merobek paksa pakaian pria itu yang hanya berupa kemeja tipis dan meraba dada bidang pria itu dengan kuat dan kasar. Namun sedetik kemudian ia terdiam menyadari perbuatannya dan mendoring pria itu menjauh.

Alland terdiam sebentar dalam keadaan setengah telanjang. Ia bangkit dan kembali meraih Kezia yang memungunginya. Alland merengkut tubuh Kezia erat. Ia dapat merasakan tubuh Kezia yang gelisah dan bergetar hebat.

Tanpa Kezia sadari Alland mengendus lehernya dalam bersamaan dengan sepasang taring yang muncul. Ia kemudian menggigit leher Kezia. Kezia yang belum siap memberontak, berusaha mendorong tubuh Alland menjauh. Tapi tidak ia lemas, perlahan ia tidak lagi melakukan perlawanan dan membiarkan Alland menghisap darahnya.

Alland berniat menghisap darah wanita itu sampai habis. Namun aktifitas itu tertunda karena tubuhnya memberikan reaksi yang aneh. Ia mulai kepanasan dan mulai merasa bergairah. Ia mulai menciumi leher jenjang di depannya dengan kuat. Ia mulai meraba raba tubuh wanita itu mulai dari lengan hingga pinggang.

Alland beralih membuka seluruh pakaian yang ia kenakan dan merobek dress tipis wanita itu.

" Ti...daak..."

Kesadaran Kezia kembali. Ia merasa sangat lemah namun ia tidak ingin terlibat lebih jauh dengan pria ini.

" Kendalikan dirimu... Darahku beracun bodoh."

Tapi sayangnya pria itu belum berhasil mengalahkan efek sihir itu. Ia terus berusaha menciumi tubuh polos Kezia memancingnya untuk bereaksi sama. Kezia meringis, ia tak lagi punya tenaga untuk menghindari pria itu. Ia pasrah dan membiarkan pria itu memuaskan birahinya. Kezia memejamkan mata merasakan sensasi yang mulai muncul dari tubuhnya.

Namun tidak, ia tidak akan membiarkan ini lebih jauh lagi. Kezia menggunakan sisa tenaganya meraih pergelangan tangan pria itu dan mengigitnya kuat kuat.

"Akhh!! "

Kezia berhasil. Pria itu segera menghindar dan mendapatkan kesadarannya. Ia sedikit kaget melihat  Kezia yang berantakan dengan banyak bekas kemerahan di seluruh tubuhnya beserta noda darah di sekitar mulut wanita itu.

Pria itu mengalihkan pandangan dan dengan terburu buru keluar dari ruangan. Kezia akhirnya bernafas lega. Sial seluruh tubuhnya sakit seperti akan lumpuh.

Penyihir macam apa ia bahkan tidak dapat merasakan kehadiran vampir di sekitarnya. Kezia meringis menyadari kebodohannya.

Tanpa sihir pemikat itu ia tampak seperti manusia biasa tanpa kemampuan apapun. Bahkan sihir yang ia dapatkan dengan menjual tubuhnya sendiri bisa berbalik menyerang dan menempatkan Kezia dalam situasi yang berbahaya.

Bagaimana keluar dari ruangan ini? Kezia tidak cukup sabar menunggu seseorang menyelamatkannya maksudnya tidak ada yang akan datang dan menjadi penyelamatnya di sini. Ruangan ini begitu gelap tanpa jendela. Apa seharusnya dari awal ia memang menggunakan sihir itu dan membiarkan pria itu terikat dengannya? Mungkin dengan begitu ia bisa menguasai pria itu dan ia akan bebas.

Bukan ide yang bagus namun Kezia tidak punya ide lain saat ini. Ia mungkin akan tidur sebentar. Sungguh sudah cukup berpikirnya.

CURSE WITCH GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang