Bab 26

373 15 0
                                    

Orang orang selalu bermimpi terlalu banyak untuk hidup mereka. Ada beberapa yang punya anugerah untuk tetap bermimpi dan ada juga yang kehilangan banyak hal hanya untuk bertahan hidup.

Tidak semua makhluk dilahirkan beruntung, kebanyakan tidak memiliki apapun atau bahkan terlihat memiliki segalanya. Keberuntungan agak sulit diukur.

Kezia masih belum terbiasa dengan pemandangan di sekitarnya. Hanya ada bulan merah sepanjang waktu yang membuat suasana selalu terasa mencekam. Tentu siapapun tau terjebak di sini bukanlah sebuah keberuntungan dan kau tidak perlu mengukurnya, karena hal itu sudah jelas.

Gadis itu terus menatap lurus ke arah luar jendela. Wajahnya diterpa cahaya merah kelam sangat berbeda dari dunia yang ia tinggali dahulu. Tidak ada cahaya matahari, tubuh manusia harusnya perlahan rusak jika berada di tempat ini terlalu lama. Tidak jauh berbeda dari seorang penyihir yang lemah, yang membedakan hanya ia tidak lahir dari manusia namun dari rahim penyihir yang tidak ia ketahui.

Penyihir sebagai makhluk yang pada era ini memilih untuk tidak menampakkan diri, entah mereka berbaur dengan manusia atau benar benar mengisolasi diri dari sosial. Manusia tidak tahu akan adanya keberadaan makhluk immortal. Kezia tidak tahu penyebabnya.

Walaupun Kezia sering bertanya-tanya tentang ketertarikan yang Lord demon tunjukkan padanya. Sebenarnya alasannya teramat jelas. Pria itu merasa tertarik karena ia tidak lagi dapat menemukan seorang penyihir. Kezia curiga demon itu juga memenjarakan beberapa makhluk immortal lain sebagai koleksi.

Mengenai beberapa jalang di sini. Mereka selalu di kurung di kamar, itu hanya dugaan. Tidak jelas apakah jalang Lord seorang manusia, atau makhluk immortal lain. Mana mungkin Kezia mengetahui itu. Ketika Kezia membersihkan diri untuk kesekian kali, ia baru menyadari terdapat semacam tanda besar di punggungnya. Tanda apakah itu? Kepemilikan? Kekuasaan? Kezia tidak begitu yakin.

Rasa pusing mulai menyerang kepala Kezia. Ia kembali terlalu banyak berpikir. Pria itu biasanya selalu menghabiskan waktu di kamar untuk bersantai. Ia tidak terlalu mempedulikan keberadaan Kezia. Walau terkadang demon itu tidak segan memeluk dan mencium. Ya tidak lebih dari itu.

Tubuh Kezia kini sudah kembali seperti semula. Ia ketahuan saat terus terusan membuang makanan, sehingga akhirnya demon itu terus mengawasinya saat makan. Kezia cukup bersyukur walau tubuhnya kembali namun demon itu tidak berusaha menyentuhnya.

Kezia mendudukkan dirinya di ranjang. Ia terus merasa pusing sehingga ia mengistirahatkan tubuhnya. Kemudian ia tertidur pulas.

Seorang Lord demon memiliki kekuasaan yang sulit ditentang. Mereka hanya makhluk yang dianugerahi kekuatan yang besar dibanding makhluk immortal lain. Walau mereka hanya bisa hidup sesama kelompoknya dan terus memakan manusia, belum ada dampak yang benar benar dapat dirasakan dari kerusakan itu.

Demon memiliki hidup yang panjang. Jumlah mereka tidak banyak, namun tiap keturunannya memiliki kekuatan luar biasa. Tapi dunia akan selalu diliputi misteri sebanyak apapun kau mengetahuinya.

Mark baru saja menyelesaikan rutinitasnya menyetubuhi salah satu jalang di istana. Ia meminta Jaiden itu membawakan lebih banyak jalang karena Mark yang mulai merasa bosan. Jalang dari jenis manusia memiliki tubuh yang lemah, jadi Mark selalu menjadikan tubuh mereka sebagai menu makan malam. Sehingga kini Mark ingin Jaiden membawakannya makhluk immortal yang cukup kuat untuk menghadapi kebuasannya.

"Makhluk immortal mana yang Anda maksud tuan?"

Mark menoleh dan mulai berpikir.

"Kau cari saja dan berikan padaku."

CURSE WITCH GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang