Alland menatap Kezia yang terlihat gelisah dalam tidurnya. Gadis itu tampak berkeringat dan terus bergerak tak nyaman.
Alland kini sudah memakai baju lengkap dengan sebuah rokok di tangannya menatap ke arah jendela sesekali.
Alland adalah seorang vampir yang sudah berbaur dengan warga desa. Ia memiliki rumah mewah dan dianggap bangsawan oleh penduduk sekitar. Ia masih punya banyak rahasia. Bahkan soal keberadaannya sebagai vampir.
" Kau bangunlah!" ucap Alland keras
Ia tampaknya sudah kehabisan kesabaran menunggu gadis ini bangun.
Kezia nampak mengerjabkan matanya. Mengapa ia masih merasa panas dan terbakar?
"Tampaknya sihirmu punya efek yang berbeda pada setiap makhluk. Hei kau penyihir rendahan! Mulai sekarang kau akan menjadi budakku!"
Kezia langsung berontak dalam pikirannya namun tidak dengan tatapannya yang memuja. Ia menatap Alland secara langsung. Mengapa pria ini terlihat sangat tampan dan menggoda? Tidak!
Keringat dingin mulai membasahi tubuh Kezia. Ia tidak bisa menghilangkan pikiran lain dan terus memuja pria ini. Sedangkan rasa terbakar ditubuhnya semakin kuat seiring perlawanan yang berusaha ia lakukan.
Tidak ada lagi perlawanan. Kezia tidak sanggup membalas ucapan pria itu dan malah menunduk dalam. Mengapa jadi seperti ini? Sihir itu seolah menyerang tuannya sendiri
Alland tersenyum tipis melihat Kezia yang terlihat tidak berdaya. Ia mendekat dan mengangkat dagu gais itu.
" Katakan padaku jawabanmu, Gadis kecil."
Suara pria itu terdengar begitu indah bagi Kezia. Ia menatap mata hijau kelam itu dan mengangguk begitu saja.
" Bagus! Kau akan menjadi tangan kananku untuk mengurus toko sayuran yang ku punya di kota. Bekerjalah mulai hari ini." ucap pria itu datar
Ia benar benar memberi perintah dan segera keluar dari kamar.
Kezia tampak tidak menunjukkan rasa kesal dan marah. Ia terlihat tersipu dan patuh.
Kezia segera membersihkan dirinya kemudian berpakaian. Ia cepat cepat mencari kesana kemari dan menemukan seorang pria berjas yang tampak lebih tua darinya.
"Permisi tuan. Saya ingin menanyakan letak toko sayur yang dimiliki tuan karena sayalah yang bertanggung jawab untuk toko itu mulai hari ini."
Kemunculan dan pertanyaan tiba-tiba Kezia membuat pria itu kebingungan. Mengapa ada wanita di rumah ini?
"Em.. Aku akan mengantarmu. Kau pekerja baru? Aku baru melihatmu hari ini. Kau entah kenapa terlihat familiar. "
ucap pria itu sambil menuntun Kezia ke tujuan.
Namun ini buruk. Kezia tiba tiba merasa panas lagi pada tubuhnya. Ia terduduk dengan nafas terengah engah.
Pria yang tampak seperti pelayan itu terlihat panik kemudian berusaha membantu Kezia berdiri
Sudah bisa dipastikan efek itu disebabkan oleh perlawanan yang Kezia lakukan saat ia berhasil muncul secara sadar. Rasa terbakar yang muncul meningkat seiring perlawanan yang terus Kezia lakukan. Kini kulitnya memerah semua. Tubuhnya terus berkeringat dan ia tidak bisa untuk tidak meringkuk menahan sakit.
" Kau mimisan!"
Kezia tidak bisa melihat wajah pria yang masih saja membantunya berdiri. Ia tidak punya tenaga untuk itu.
Kezia menggigit tangannya berusaha merobek beberapa jaringan di sana untuk mengalirkan darah.
'Apa yang vampir keparat itu lakukan pada tubuhku!!'
Ia menghisap kuat kuat dan memuntahkan darahnya sendiri berulang ulang.
" Nona! Berhenti! "
Pria itu panik dan berusaha menghentikan pergerakan Kezia. Namun ia tak berhenti dan terus berusaha mengeluarkan darah dari tubuhnya.
Pria itu kehilangan akal dan memanggil dokter keluarga yang kebetulan sedang mengunjungi tuannya.
"Tuan! Ada pekerja baru yang bersikap aneh di bawah. Tolong tuan!"
Alland menoleh sebentar saat pekerjanya masuk tanpa mengetuk dan menganggu ketenangannya. Ia menyuruh dokter itu pergi.
Pria itu segera menuntun dan mereka mendapati gadis kecil yang meringkuk dengan banyak darah di sampingnya dalam kondisi tertidur pulas.
" Kenapa ada gadis di rumah ini?" ucap dokter itu heran. Ia ingat tuannya tidak pernah membawa mangsanya ke rumah.
Semua pelayan di rumah itu diperintahkan untuk menjaga gadis itu dan merawatnya hingga sembuh. Itulah perintah tuan rumah.
Sementara itu Kezia dalam tidurnya ia terjebak dalam mimpi buruk. Kekhawatirannya menghantui bahkan ketika tubuh Kezia sendiri tidak sadar.
Namun tiba tiba ia terbangun. Ia melihat banyak pelayan di kamarnya dan menghampiri mereka satu persatu dan menggigit tangan pelayan itu hingga berdarah lalu ia menghisapnya dengan kuat. Seketika kekacauan muncul. Suara teriakan menggema di seluruh penjuru rumah.