Mark menemukan gadis kecil di ranjangnya. Hal ini sudah menjadi pemandangan harian yang selalu ia lihat. Mark dalam masalah besar, karena sebulan semenjak gadis itu selalu berada di kamarnya. Ia mulai dapat merasakan bau memabukkan dari gadis itu.
Sejak awal penyihir itu memang memiliki aroma yang sangat kuat, namun tidak sampai memabukkan seperti sekarang. Beruntung Mark memiliki banyak jalang untuk memuaskan dahaganya. Namun ia masih bingung, apakah sebaiknya gadis ini ia pindahkan saja?
Mark tentu memiliki hak untuk menyentuh gadis ini, ia sebagai lord dan juga sudah menandai gadis ini sebagai miliknya, sama seperti tanda yang ia berikan pada jalang yang ia miliki. Namun Mark untuk beberapa alasan memilih untuk tidak melakukan itu.
Gadis yang tengah meringkuk diranjangnya itu adalah seorang penyihir. Sudah ratusan tahun penyihir tidak menampakkan diri. Jadi tidak ada yang tahu perkembangan mereka dan juga bagaimana mereka hidup. Mark harus berhati hati. Meski ia juga tidak bisa menahan diri untuk membuat gadis itu tetap di sisinya.
Namun aroma gadis itu hari ini sangat memabukkan. Mark menghampiri tubuh kecil cendrung berisi gadis itu kemudian membenarkan posisi tidurnya. Mark menghirup aroma tubuh gadis itu dalam dalam. Tanpa sadar mulai menjilat leher Kezia dan mengungkung tubuh gadis itu.
Nafsu demon itu tidak lagi tertahankan saat ia melihat bahu mulus gadis itu yang tidak sengaja terlihat saat ia terus menyerang. Ia kemudian beralih menjilat tengkuk dan bahu Kezia seperti menjilati permen. Namun itu langkah bodoh.
Tubuh Mark semakin panas, hasratnya tidak padam dan justru semakin besar, tanpa Mark sadari dirinya mulai menggeram. Ia membuka baju berharap rasa panas di tubuhnya berkurang. Namun mulai kebingungan saat melihat tubuh kecil tak berdaya di sampingnya.
Akhirnya Mark memeluk tubuh Kezia erat dari belakang sambil sesekali menggesekkan sesuatu di bawah sana ke bagian tubuh bawah Kezia. Mark terus terengah engah diikuti dengan pelukannya yang semakin erat membuat Kezia mau tidak mau terbangun karena rasa sesak.
Kezia kaget saat mendapati Mark tidak berhenti menggesekkan dirinya pada Kezia.
"Tuan." cicit Kezia pelan.
Mark berhenti sebentar sebelum kembali melanjutkan aksinya dan kini memaksa Kezia untuk berciuman panas. Entah dapat keberanian dari mana, Kezia memberontak dan berusaha melepaskan diri.
Demon itu benar benar dalam keadaan buruk dengan suhu tubuh yang sangat panas, tatapan sayu dan nafas yang terengah engah. Anehnya Mark tidak marah saat Kezia memberontak dan menjauhinya. Kezia sedikit kasihan saat melihat betapa pria itu sudah sangat tegang namun tidak bisa berbuat apa apa.
Jadi Kezia membawa sang Lord ke kamar mandi dan menyiram tubuh pria itu dengan air dingin. Mark terus saja memandangi Kezia dan hanya menurut, masih dengan wajah merah. Demon ini memiliki ukuran yang besar, tentu saja jika Kezia benar benar melakukan itu tubuhnya akan hancur dan ajalnya semakin dekat.
Setelah menyiapkan air dingin untuk berendam, Kezia mengintruksikan Mark untuk masuk dan menenangkan diri.
Tubuh pria itu sangat bagus. Kezia sudah sering mengatakannya bukan? Belum lagi dengan pipi merah dan tingkah penurut yang pria ini tunjukkan. Kezia menelan ludah ketika tatapan mereka bertemu.
"Lord." ucap Kezia pelan.
Pria itu menatapnya seolah menanyakan mengapa Kezia memanggilnya.
"Apa kau ingin mencicipi darahku?"