"Alland mengapa kau melakukannya setiap hari kepadaku?" ucap Kezia tidak bisa menyembunyikan kemerahan di pipinya.
" Ada apa?" Alland terlihat bingung.
" Kalau sesering ini kau harus menikahiku!"
"Kita tidak perlu pernikahan. Aku datang padamu setiap hari. Apa yang kau khawatirkan?"
Alland. Vampir itu Kezia di buat kewalahan. Ini tidak seperti ia memperalat orang melainkan dirinya sendiri yang dijadikan mainan. Pria ini terus melakukan hal hal sesuka hati. Kezia bahkan tidak bisa mengurus toko rotinya dengan benar.
Alland terus menempel padanya dan mengikutinya kemanapun.Ia memang jadi memperlakukan Kezia dengan baik dan tampaknya lupa dengan keinginannya untuk membunuh. Namun tingkah Alland seolah menunjukkan obsesi yang besar pada dirinya.
Tangan Alland mulai kembali meraba raba tubuh Kezia. Inilah masalah yang lainnya. Tubuhnya juga bereaksi setiap di sentuh tepat seperti jalang yang patuh.
"Alland apa yang kau lakukan pada tubuhku?" Ucap Kezia sambil menghentikan pergerakan pria itu.
Alland tersenyum tipis
"Kau juga menginginkanku. Itu saja."
Apa benar begitu? Alland memang tampan tapi bagaimana bisa dirinya terbuai setiap kali bersentuhan?
Mereka kembali melakukannya lagi dan lagi. Sementara Kezia berkecamuk dengan pikirannya sendiri.
Keesokan harinya di toko roti Kezia bertemu dengan seorang berpakaian prajurit yang gagah. Kezia lumayan mengenali wajahnya. Hari ini Kezia tidak menemukan Alland dimanapun. Ia tersenyum menyapa pria itu dan menanyakan pesanannya. Namun pria itu malah memperkenalkan dirinya.
" Nona perkenalkan aku Rodrigo. Aku sering ke sini namun belum memiliki keberanian untuk berbicara padamu."
ucap pria itu ramah.Kezia hanya menanggapi pria itu dengan senyuman dan melanjutkan pekerjaannya. Namun saat ia menutup toko ia kaget melihat keberadaan Rodrigo di luar.
" Apa kau ingin masuk, Tuan? "
Rodrigo tersenyum tipis ketika ia tertangkap menunggu gadis itu.
Kezia tidak menunggu dan menarik tangan pria itu menyudutkannya di dinding lalu menarik kepala pria itu mendekat kemudian memberikan ciuman kasar di sana.
Rencana Kezia berhasil. Ia tidak bisa menutupi dirinya lagi. Sihir ini. Cara menggunakan sihir yang ia miliki memang seperti ini.
Kezia memaksa Rodrigo yang sudah terpengaruh sihir untuk membuat ikatan dengannya. Ini bukan kali pertama ia membuat ikatan dengan banyak pria dan membunuh pria itu bersamaan.
Ah jika diingat ingat ia memang membuat ikatan dengan beberapa prajurit sebelumnya. Berapa ya? Ia tidak mengingat jumlah pastinya. Namun saat vampir ini menangkapnya ia terpaksa membunuh setiap pria yang pernah membuat ikatan dengannya. Melihat apa yang terjadi pada Kenzi membuat Kezia gelisah soal apa yang membuat sihirnya seolah menghilang dari pria itu. Masih tanda tanya besar baginya sekarang. Ia hanya mencari aman. Takit takut bencana besar datang menghampirinya. Ia hanya khawatir itu saja.
" Hei, bagaimana?" ucap Kezia lembut sambil mengelur pipi Rodrigo sayang. Kezia kini tepat berada di pangkuan laki-laki itu.
Rodrigo terbangun dari lamunannya dan menatap bola mata kehitaman Kezia kebingungan.
" Apa kau menikmatinya?"
Kezia memeluk tubuh besar itu mencari kehangatan di sana. Mereka kini sedang berada di balik lemari besar toko sehingga tidak ada yang bisa menyadari keberadaan mereka.
Rodrigo seolah ditakhlukkan. Ia menatap Kezia yang memeluknya dengan tatapan kosong. Memejamkan mata kemudian membalas pelukan gadis itu
"Apa kau sibuk? Apa kau ingin kembali bekerja?"
Kezia beranjak dari duduknya dan bergerak membereskan toko yang sudaj tutup. Rodrigo mengikuti pergerakan Kezia kesana kemari seperti anjing besar yang patuh.
" Jangan ikuti aku. Kembalilah!" tegas Kezia kemudian sambil terus sibuk membersihkan meja.
Rodrigo terdiam sesaat sebelum menyampaikan keinginannya pada Kezia.
" Berkunjunglah ke tempatku!"
ucapnya mantap." Tidak bisa... Berkunjunglah kesini sesering yang kau bisa tapi untuk permintaanmu tadi aku harus menolak." Kezia berucap tanpa menoleh seolah tidak peduli. Atau mungkin memang tidak?
Rodrigo tidak lagi tampak berusaha. Ia kembali duduk kemudian merapikan bajunya.
"Baiklah. Aku akan sering berkunjung. Jaga dirimu."
Kezia berbalik dan tersenyum cerah. Ia mendekat dan memeluk pria itu hati hati.
"Aku akan menunggumu. Sampai jumpa."
Rodrigo mengenggam jemari Kezia kemudian sebelum benar benar meninggalkan toko roti itu.
Sungguh adegan manis yang tidak masuk akal. Bagaimana Kezia menaklukkan pria akan selalu menjadi sihir kuat bagi siapapun juga. Targetnya hanya akan mengingat hal menyenangkan dari ikatan itu bahkan tanpa sempat protes dan mempertahankan dirinya. Jadi coba jelaskan bagaimana Vampir itu malah bisa mendominasinya dengan mudah?