Bab 22

451 18 0
                                    

Kezia terlelap cukup lama. Gadis itu kelelahan sehingga ia terus tidur sepanjang hari tanpa jeda. Kezia tidak lagi berada di sebuah sel dengan udara lembab dan bau amis. Ia tidur dengan nyaman dengan alas empuk, selimut tebal serta hawa hangat dari perapian yang senantiasa menjaganya tetap terlelap. Jangan bangunkan Kezia dari mimpi ini. Biarkan ia tidur lebih lama lagi.

Kezia kemudian merasasakan seseorang mendekatinya. Ia tidak merasa terancam dan memilih mengabaikan kehadiran seseorang di ruangan itu untuk sementara, dan kembali berusaha terjun ke alam mimpi.

"Hei" suara serak dan berat menyapa indra pendengarannya. Ia berusaha menyadarkan dirinya dari alam mimpi. Kezia menyernyit beberapa kali sebelum benar benar membuka matanya.

Katakanlah Kezia terlalu menganggap remeh situasinya. Memang apalagi yang perlu dikhawatirkan oleh jalang yang terjebak di dunia demon? Ia tidak bisa lari kemana mana sekarang.

Mendapati sosok bertubuh besar dengan rambut hitam panjang dan mata bersinar merah di depannya. Kezia berusaha duduk. Setidaknya ia harus berlaku sopan. Barangkali hidupnya masih panjang.

Kezia menatap netra merah itu takut takut. Auranya tidak mengintimidasi seperti sebelumnya. Mengapa bisa sangat berbeda?

Pria itu yang disebut Lord

"Aku ingin menawarkanmu sebuah penawaran yang bagus." ucap pria itu sembari mendudukkan dirinya di tepi ranjang yang Kezia tempati.

Pria itu menatap Kezia langsung pada matanya membuat Kezia agak gugup.

"Menjadi jalangku atau menjadi makan malamku."

Kezia menahan napas. Sabar apa yang ia harapkan dari seekor demon? Mereka bukan seseorang tapi seekor hewan, mereka predator. Tapi Kezia berada pada situasi sulit. Kezia serius saat ingin sihirnya kembali terutama di situasi seperti ini. Tanpa sihir terkutuk itu apa yang harus ia lakukan?

Demon itu sangat sadar akan ketakutan gadis di depannya. Ahh wajah ketakutan dan juga tubuh yang perlahan bergetar karena takut. Ia sangat menyukai itu semua. Tapi sangat sayang jika gadis penyihir memberi reaksi yang sama dengan manusia pada umumnya. Membosankan.

"Baumu cukup kuat. Tentu tidak cukup untuk menarik perhatian atau menyihir seseorang tapi tentu aku akan langsung menyadari keberadaanmu." ucap demon itu lagi.

"Maafkan aku Lord? Saya bersedia bekerja di sini mungkin sebagai pelayan? Sa...sa..ya.."

Pria itu mengintruksikan Kezia untuk diam dengan tangannya.

"Tentu tidak bisa, kau wanita dan baumu sangat kuat. Akan terjadi kehebohan di istanaku jika beberapa demon memilih untuk memperkosamu. Hmm sebenarnya itu bukan masalah besar. Tapi itu bukan ide yang bagus."

Kezia menelan ludahnya kasar, sambil terus menatap netra merah itu dan bagaimana pria di depannya sangat pandai memainkan ekspresi wajahnya.

Pria itu menatapnya lama seperti tengah berpikir.

"Aku punya beberapa jalang di sini. Tapi aku masih memiliki ketertarikan padamu. Tinggalah disini sampai aku memutuskan apa yang kuinginkan darimu."

Kezia mengangguk kecil. Kezia tau ia tidak bisa melawan. Ia tidak punya pilihan. Ia ingin hidup. Ia tidak memiliki kekuasaan di dunia manusia apalagi jika harus terjebak di dunia demon antah berantah tanpa petunjuk apapun.

Walau Kezia masih kebingungan bagaimana seorang demon tertarik bahkan saat ia tidak memiliki sihir?
Lupakan! Demon yang dasarnya penuh nafsu tidak butuh alasan untuk tertarik pada wanita bukan?

CURSE WITCH GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang