Alland datang dengan tergesa. Ia sedang di luar rumah dan mendapat telpon. Ia mendobrak kamar Kezia dan mendapati gadis itu terkapar di lantai dengan memar di kepalanya.
Itu perintah Alland untuk membuat gadis itu pingsan.Alland menendang nendang tubuh Kezia pelan. Apakah benar sihir Kezia tidak berdampak pada Alland? Tentu saja sihir tetaplah sihir. Meskipun ia vampir, tak akan ada bedanya. Yang membingungkan malah reaksi gadis ini untuknya.
Ia ingat tatapan sayu dan memuja seperti kebanyakan gadis yang ia temui. Bahkan pertama kali hanya ada kebencian dalam tatapannya.
" Taringku memang beracun. Tapi kau tidak akan mati."
Alland mendekati gadis itu dan menghirup pucuk kepalanya kuat.
Ia mengangkat tubuh Kezia dengan mudah dan menjilat darah yang masih tersisa di sekitar mulut Kezia."Kau tidak boleh menggunakan sihirmu pada kami jalang. Kau hanya menempatkan dirimu pada neraka." ucap Alland berbisik.
Alland menggeram ketika ia kembali merasakan panas pada tubuhnya ketika menyentuh gadis yang pingsan itu. Namun ia menahan diri dan malah memeluk Kezia. Ia dapat merasakan tubuh Kezia yang sangat panas dan memerah. Jangan lupa dengan tubuhnya yang terus gelisah. Alland perlahan memejamkan matanya.
Dalam tidurnya Kezia tidak lagi bermimpi buruk. Namun berbeda dengan tubuhnya yang semakin memburuk. Suhu tubuhnya yang tidak normal perlahan merusak seluruh tubuh. Ia kembali mimisan dan batuk darah. Alland yang menyadari itu segera memeriksa Kezia.
" Apa kau sangat ingin bersetubuh denganku? Tapi reaksi macam apa ini. Kau seperti akan mati."
Alland tidak mengerti dan melakukan inisiatif sendiri. Ia merangsang tubuh Kezia terlebih dahulu sebelum melakukan penyatuan.
Alland menggeram merasa terbakar di bawah sana. Apa yang terjadi pada gadis ini? Ia terus melakukannya sambil melihat reaksi tubuh gadis ini.
" Kau sebaiknya segera mambaik gadis kecil " ucapnya sambil terus mendorong masuk.
Kezia perlahan sadar dan menatap Alland yang berada di depannya.
"Hei kau.." Alland berhenti demi mendengar suara lemah di depannya.
"Siapa namamu? "
" Alland. Panggi saja begitu."
" Aku lemah sekali. Seluruh badanku sakit. Bisakah kau berhenti?"
Alland terdiam sebentar kemudian bergerak menutupi tubuh Kezia. Ia beranjak dan mengambil minuman di dekat meja.
"Apakah kau sudah merasa lebih baik?" tanya Alland datar.
Alland kembali dan duduk di tepi ranjang bahkan ia tidak segan mendekat dan membantu Kezia untuk minum.
"Alland aku minta maaf karna menggunakan sihirku padamu. Namun kau duluan yang berusaha membunuhku dan aku tidak punya pilihan lain!" ucap Kezia sungguh sungguh.
" Apa kau sudah jauh lebih baik?"
Kezia terdiam dan sedikit kaget. Ia menatap Alland kemudian ia tersenyum lega. Ternyata sihir itu bekerja.
" Ya aku sudah lebih baik." ucap Kezia sembari tersenyum.
" Alland bisakah aku kembali ke rumahku? "
'Kau harus biarkan aku bebas. Selama aku di sini aku akan terus dihantui oleh kematianku sendiri'
Alland mendekat dan menatap mata Kezia dalam dalam.
" Kau tidak suka berada di sini? Bagaimana jika nanti aku merindukanmu? "
Kezia cepat cepat mengenggam kedua telapak tangan lebar Alland dan memasang senyumannya.
" Aku akan berkunjung! Kau juga bisa mengunjungiku! Aku punya toko roti yang harus aku urus. Aku tidak bisa berada di sini."
Alland tampak berpikir sebentar kemudian mengangguk.
Kezia tampak sangat senang sehingga ia memeluk pria itu beberapa kali. Alland membantu Kezia bersiap siap dan mengantarnya ke rumah wanita itu yang berada di kota. Mereka berpisah sesudah Alland melihat lihat rumah yang ditinggali gadisnya dan pamit pergi.
Kezia sangat lega. Namun masih heran dengan reaksi tubuhnya dahulu.
'Mengapa saat pertama kali aku seperti jatun cinta padanya? Seolah sihir itu berbalik padaku?'
Kezia sadar ia telah terlibat dengan makhluk kuat yang sulit dikendalikan. Ia tidak punya cukup pengetahuan saat ini. Lebih mengherankan bagaimana vampir ada di kerajaan ini. Sangat membingungkan!