Kezia merasakan pusing di kepalanya. Kematian selalu menghampiri gadis itu dengan cara yang tak terduga. Ia pasrah tapi masih mau berusaha untuk hidup.
"Hei kau." Kezia mendapati pria tampan dengan mata ungu rambut biru sedang menumbuk sesuatu di depannya. Dimana ini? Bukannya ia tersesat di dunia demon? Kezia langsung panik sebentar namun mulai berpikir apakah ia sudah di surga? Ah benar, mungkin pria tampan ini seseorang yang melayaninya di surga. Kezia tertawa kecil tanpa sadar dengan halusinasinya sendiri.
Pria di depan gadis itu terlihat sedikit bingung namun memaklumi tingkah laku Kezia yang seperti orang gila.
"Kau beruntung aku berhasil menyelamatkanmu dari demon dan juga dari darah demon yang sedang membunuh tubuhmu? Kau bodoh ya? Hanya penyihir tingkat tinggi atau makhluk berfisik kuat yang bisa berubah menjadi demon! Kau itu penyihir amatir yang lemah, kau akan langsung mati!" Kezia kaget mendengar bentakan pria di depannya. Mengapa pria ini marah sekali. Bahkan Kezia tidak mengenalnya.
"Kau beruntung belum sempat dimusnahkan. Sejatinya penyihir lemah harus di bunuh saat kecil. Dan lihatlah kau masih ada di sini bahkan sampai dewasa. Jadi sebaiknya ku apakan kau?" ucap pria itu lagi.
Kezia tidak bisa menyembunyikan kebingungannya, siapa pria ini?
Pria itu selanjutnya hanya diam tak berusaha berkata apapun lagi. Ia kembali menumbuk sesuatu.
"Em aku ingin berterimakasih padamu. Aku sangat bersyukur bisa diselamatkan dari sana. Aku akan sangat senang apabila bisa membalas kebaikan mu tuan!"
Pria itu meliriknya sedikit tampak tidak peduli.
"Keberadaanmu mulai disadari oleh banyak pihak. Kau tau itu bukan? Bahkan kau berhubungan dengan beberapa makhluk immortal berbeda. Seharusnya keberadaan penyihir tidak mudah ditemukan. Kau harus berhati hati, aku punya firasat buruk soal ini."
Kezia tidak mengerti dan tidak tahu. Bukankah motif hidupnya hanyalah menghindari kemiskinan dan bahaya? Namun perihal bahaya yang ia hindari justru selalu menghampirinya.
"Banyak sihir akan bereaksi berbeda tergantung objeknya. Dan cara mencaritahu efek itu hanya dari melakukannya secara langsung. Dalam kasusmu sebagai pengguna sihir hitam akan lebih sulit. Sihir hitam itu tidak dipelajari secara umum bagi penyihir. Jadi akan sulit mengetahui penyebab anomali dan keanehan yang terjadi pada sihirmu." pria itu kembali berucap panjang berusaha menjelaskan lebih rinci.
"Aku bahkan mulai ragu bisa membunuhmu atau tidak. Entah itu bisa memancing makhluk immortal lain untuk muncul atau menimbulkan peperangan karena kemarahan pria yang sudah terlanjur jatuh cinta. "
Kezia menyernyit, apa yang sedang dibicarakan pria ini?
"Meskipun tubuh dan energi sihirmu lemah namun sihir yang kau miliki kuat dan kau sudah berhubungan secara langsung dengan salah satu petinggi seorang Lord Demon. Kau tau betapa sangat seriusnya masalah ini?"
Kezia menggeleng keci, yang ia pedulikan hanya nyawanya saja. Ayolah mana mungkin ia punya waktu memikirkan nasib bangsa atau negara saat nyawanya saja bisa dilenyapkan kapan saja?
"Aku dikirim untuk mengawasimu. Tidakkah kau senang bertemu seseorang yang berasal dari bangsa yang sama denganmu?" ucap pria itu tersenyum tipis.
" Jadi kau seorang penyihir seperti ku?"
Pria itu mengangguk.
"Aku mendengar banyak makhluk immortal mulai menyadari keberadaanmu. Entah untuk tujuan apa, beberapa petinggi tidak segan membahasmu dalam diskusi mereka. Mungkin mereka tertarik karena menemukan seorang penyihir, tapi menurut mu apa sesederhana itu, Kezia?