Alland memijit pelipisnya. Sihir wanita itu lebih kuat dibanding yang Alland kira. Ia seperti baru saja meminum alkohol berpuluh botol dengan tambahan obat perangsang.
Darahnya masih berdesir hebat. Gigitan wanita itu hanya mengembalikan kesadarannya namun efek darahnya masih begitu kuat. Ia membuka seluruh tempat penyimpanan ramuan dan meminum seluruh ramuan penangkal sihir yang pernah ia buat. Namun efeknya ia merasa mual dan detik kemudian tubuhnya memuntahkan seluruh darah yang baru saja masuk.Ia terduduk dan memejamkan mata menunggu tubuhnya kembali pulih.
Di sisi lain, seorang pria menunggu di depan toko roti setiap hari. Sudah beberapa hari ia di sana menunggu toko itu buka agar ia bisa menemui pemiliknya. Kezia. Wanita bersurai hitam dengan kulit sawo matang dan senyuman manisnya sudah membuat Redrigo jatuh hati. Baru sebulan ini ia menemukan toko roti di tengah pasar yang padat. Bau manis roti tercium di seluruh pasar membuat siapapun penasaran. Jarang jarang ia menemukan toko roti dengan aroma manis sekuat ini. Tampak pemiliknya menggunakan banyak isian buah buahan , jenis roti yang langka di daerah ini.
Rodrigo melihat antrian sangat panjang. Ia yakin bukan dirinya saja yang tergoda mencicipi roti itu. Namun ia merasa lebih puas lagi setelah bertemu wanita itu langsung. Ia terlihat cekatan memanggang sambil melayani pelanggan dengan senyuman yang tak lepas dari wajah manisnya. Orang orang tampak begitu senang. Aroma roti dan senyuman wanita itu punya arti tersendiri pada setiap orang.
Tidak menyangka kemudian Rodrigo kembali lagi ke pasar yang awalnya berdalih ingin memesan pedang baru malah berbelok mengikuti aroma pemanggang roti. Ia sungguh senang berada di sana. Seperti kesenangan kecil yang ingin ia ulangi setiap hari.
Namun lihatlah sekarang bukan hanya dirinya banyak orang yang berlalu lalang terlihat kecewa. Kesenangan harian mereka seolah terenggut. Rodrigo juga sama ia mulai gelisah memikirkan alasan dibalik toko roti yang tutup mendadak beberapa hari.
Dengan perasaan kecewa ia kembali pulang.
Istana sedang mengadakan pelatihan bagi calon prajurit istana. Para orangtua berbondong bondong mendaftarkan anak mereka tapi itu dulu. Demi memperoleh prajurit yang tangguh , raja tidak segan melemparkan calon mereka ke hutan.
Seorang berpakaian prajurit berlari menghampiri Rodrigo dengan tergesa gesa. Ia berusaha memberi tahu sesuatu dari kejauhan namun berakhir kehabisan nafas saat berlari.
" Tu..an ada masalah besar! Beberapa prajurit tiba-tiba merasa kesakitan tanpa sebab. Tidak ada yang tau sebabnya!"
Rodrigo segera berlari bersama prajurit itu menuju pusat pelatihan.
Apa yang terjadi pada seluruh prajurit itu?*
Sial!
Itulah kata pertama yang Kezia ucapkan saat ia terbangun. Ia mulai berharap ini hanya mimpi.Ia hanya mengikat diri pada Kenzi. Ketika membunuh pria itu otomatis ikatan terlepas. Ia harus mencari inang lain.
"Aku akan kembali merasakan efek itu." desisnya lemah
Beberapa jam ia terjaga pria itu tidak sekalipun menampakkan dirinya. Pria bodoh tampan itu. Sudah mencari lawan yang salah dengan sembarangan meminum darah orang.
Kezia berusaha bangkit dari tidurnya. Ia lemas sekali setelah hampir dihisap sampai mati.
"Ayo buat ikatan dengan pria itu dan membunuhnya!"
ucap Kezia penuh keyakinan.
Alland muncul di ujung pintu membawakan nampan makanan dengan beberapa buah. Ia terlihat tidak kalah buruk.
Ia baru saja akan berbalik pergi sebelum Kezia menarik kasar lengan pria itu. Ia sungguh lemah sampai tubuhnya malah terdorong ke depan. Bukankah mereka sama sama dalam kondisi lemah?
"Em kau tidak berencana melepaskanku?"
Alland menatap dingin tangan Kezia yang meraihnya.
"Bagaimana membuat pria ini meminum darahku sekali lagi?" Batin Kezia
Namun tepat saat tangan mereka bersentuhan efek panas itu kembali datang. Kini Kezia tidak menahan dirinya lagi. Pandangannya berubah sayu. Ia mengenggam telapak tangan pemuda itu lebih lembut dan perlahan mencium jemarinya satu persatu.
'Kau tidak perlu meminum darahku. Karna sihir itu ada disekitarmu'
Alland terdiam sesaat. Ia sangat lapar. Darah gadis ini juga terasa lezat. Pikirannya seolah termanipulasi dan ia melupakan tujuannya sendiri. Ia mendekati Kezia lalu memeluk tubuh wanita itu erat.
'Kau tak bisa melawanku untuk hal ini'
Tubuh keduanya terasa panas. Alland dengan agresif merobek gaun tipis yang Kezia kenakan lalu meraih bibir manis gadis itu untuk dicium.
'Apakah seorang vampir akan benar benar terkena dampak sihirku?'
Alland beralih mencium leher Kezia meninggalkan banyak tanda di sana. Lalu menggigit gigit satu titik gemas. Kezia meringis merasa sakit. Lalu tanpa aba aba Alland menerkam leher Kezia menusuk taringnya dalam dalam membuat Kezia menahan desahannya.
'Apa yang terjadi pada tubuhku? Kenapa efek sihirnya kuat sekali?'
Ia bahkan tidak merasa sakit lagi. Sihir itu benar benar merubahnya menjadi jalang.
Berbeda dengan Alland, tenaganya semakin pulih beriringan dengan efek memabukkan darah gadis itu yang perlahan merubahnya menjadi mosnter tanpa belas kasih.
Alland yang dikuasai nafsu menginginkan persetubuhan terjadi secepat mungkin sehingga ia tanpa aba aba langsung menyatukan tubuhnya dengan inti Kezia. Ia melakukan dengan kasar namun mereka seperti sama sama mencari kepuasan. Benar benar untuk mengakhiri efek sihir dan darah yang melingkupi keduanya
Kezia terus berteriak kenikmatan. Dengan Alland yang terus menggeram selama proses penyatuan
"Gadis kecil, apa kau menikmatinya?"
tanya Alland tepat di telinga Kezia.Kezia tak menjawab namun teriakan dan reaksi tubuhnya yang terus bergetar tak bisa berbohong.
Mereka terus menyatu hingga efek sihir dan darah hilang kurang lebih tiga hari.