"Kezia! Aku sudah memperingatimu untuk tetap diam di ruanganmu!"
"Jangan mengaturku! Berhentilah mengatur hidupku!"
Di kediaman Alland terjadi keributan di sore hari. Sudah beberapa jam keduanya berdebat dan saling membentak. Tidak berujung dan juga tidak ada yang ingin mengalah.
Kezia lelah. Vampir itu benar benar tidak menyerah untuk membuatnya tetap di rumah. Namun berjam jam berdebat membuat Kezia lelah, setidaknya ia butuh air untuk membasahi kerongkongannya yang kering.
Berbeda dengan Alland yang terlihat baik baik saja. Yah bagaimana pun pria itu vampir.
Kezia akhirnya mengalah dan mengurung diri dalam kamar. Untungnya Alland tidak berniat memperpanjang drama itu dengan menghampiri Kezia ke kamar.
Bagaimanapun sangat menyusahkan untuk membiarkan seorang vampir yang lebih kuat memiliki obsesi terhadap dirinya. Ia lebih suka lelaki penurut yang tidak menyusahkan seperti Rodrigo.
Vampir sialan itu mengurungnya setiap hari hanya karena ketakutan tidak jelasnya soal makhluk yang lebih kuat. Baiklah barangkali memang seberbahaya itu. Namun Kezia tidak terima ia tidak diberi kebebasan bahkan hanya untuk berjalan jalan.
Kezia baru saja ingin tidur untuk mengistirahatkan dirinya saat ia tiba tiba merasakan angin sejuk disekitarnya. Ini berita bagus untuk mengurangi efek kepanasan siang hari tapi dari mana angin ini berasal?
Kezia mencari dari mana hembusan angin itu berasal dan menyadari tidak ada jendela terdekat di sekitarnya.Memilih untuk mengabaikan hal itu. Kezia berlari cepat ke arah kamar tanpa mempedulikan tatapan pelayan pelayan tampan yang berjejer di rumah itu.
Sepersekian detik kemudian Kezia merasakan seseorang menyentuh tangannya namun ia tidak menemukan siapapun. Bahkan saat ini ia masih merasakan sentuhan itu.
"Siapa kau? " ucap Kezia
Kezia dapat merasakan sebuah tangan berusaha mencekik lehernya. Ia merasakan semua sentuhan makhluk itu tapi tidak dapat menyentuhnya.
"Penyihir sepertimu ditakdirkan untuk semua pria. Itulah fungsi aroma dari tubuhmu bukan?" Ia mendengar suara pria.
Bersamaan, pria tak kasat mata itu mencengkram leher Kezia lebih kasar.
"Bebaskan dirimu dari vampir itu dan jangan mendatanginya lagi, jika kau tidak ingin aku kembali mencekikmu, mengerti?"
Kezia hampir kehabisan nafas segera mengangguk pelan, setelahnya cengkraman itu terlepas.
"Makhluk apa lagi yang baru saja menghampiriku?"
Kezia takut sosok itu adalah hantu, namun lebih takut lagi bagaimana jika sosok itu mengancam hidupnya.
"Aku tidak akan naif berkata bukan aku yang kembali menghampiri vampir itu" tapi kondisinya juga sulit mengingat Allandlah yang mengurungnya.
Kezia memantapkan hatinya. Sosok itu bisa datang kapan saja tanpa hambatan. Tentu ia harus menurut terlebih dahulu sebelum benar benar berpikir apa yang sedang terjadi.
Ia beruntung efek sihirnya sudah seminggu tidak lagi muncul. Tubuhnya tidak lagi kepanasan dan haus sentuhan seperti biasa. Agak aneh namun sangat melegakan.
Ditengah pikirannya sendiri Kezia dikagetkan dengan kehadiran Alland dengan nampan berisi makanan. Pria itu tidak berkata apapun setelah meletakkan makanan di meja. Vampir itu mungkin merajuk dan kini memilih untuk mendiamkannya.
Kezia tidak berniat menyapa, ia membiarkan Alland meninggalkan ruangan.
Kira kira bagaimana cara melarikan diri dari rumah ini?
"Aku akan membantumu."
Kezia kembali mendengar suara pria yang tadi, beruntung pria tak kasat mata itu tidak lagi berusaha menyentuhnya."Baru saja kau mengancam akan membunuhku. Apa yang membuatmu bertekad mengeluarkanku dari rumah ini?"
Kezia kembali merasakan sentuhan namun kini di lehernya. Seolah ada seseorang yang sedang mengendus di sana.
"Aku yakin kau bukan hantu. Kau ini makhluk apa?"
Kezia dapat mendengar hembusan nafas seseorang di lehernya.
" Jangan banyak bertanya! Kau tentu tau kau punya bau khusus untuk membuatku tertarik."
Apakah ia masih memiliki bau itu? Kezia kira efek sihir itu sepenuhnya hilang.
"Wah akan sangat gila jika semua makhluk aneh berkelamin pria tertarik padaku. " ucap Kezia sembarangan.
Kezia dapat merasakan benda tajam yang familiar di lehernya. Jangan katakan pria ini ingin mengigit lehernya.
"Tolonglah... Aku sedang tidak ingin bersetubuh atau terpaksa bersetubuh jika kau meminum darahku."
Kata kata itu berhasil menghentikan pria itu.
" Apa vampir itu sering meminum darahmu?